Sabtu, 31 Maret 2012

Asmaul Husna (wisata hati)

Dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang Asmaa'ul husna :


"Dialah Allah, tidak ada Tuhan/Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai asmaa'ul husna (nama-nama yang baik)."
(Q.S. Thaa-Haa : 8)
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa'ul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu"
(Q.S Al-Israa': 110)
"Allah memiliki Asmaa' ulHusna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu..."
(QS. Al-A'raaf : 180)
"Sesungguhnya Allah itu memiliki sembilan puluh sembilan nama, Siapa yang hafal (faham dan mengamalkannya) dijamin masuk surga"
(HR. Iman Bukhori, Muslim dan Tarmidzi)
Asma'ul husna
Nama-nama milik Allah yang baik lagi indah.
No. Nama Indonesia Inggris

Allah Allah Allah
1 Ar Rahman Yang Memiliki Mutlak sifat Pemurah The All Beneficent
2 Ar Rahiim Yang Memiliki Mutlak sifat Penyayang The Most Merciful
3 Al Malik Yang Memiliki Mutlak sifat Merajai/Memerintah The King, The Sovereign
4 Al Quddus Yang Memiliki Mutlak sifat Suci The Most Holy
5 As Salaam Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Kesejahteraan Peace and Blessing
6 Al Mu`min Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Keamanan The Guarantor
7 Al Muhaimin Yang Memiliki Mutlak sifat Pemelihara The Guardian, the Preserver
8 Al `Aziiz Yang Memiliki Mutlak Kegagahan The Almighty, the Self Sufficient
9 Al Jabbar Yang Memiliki Mutlak sifat Perkasa The Powerful, the Irresistible
10 Al Mutakabbir Yang Memiliki Mutlak sifat Megah, Yang Memiliki Kebesaran The Tremendous
11 Al Khaliq Yang Memiliki Mutlak sifat Pencipta The Creator
12 Al Baari` Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan) The Maker
13 Al Mushawwir Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Membentuk Rupa (makhluknya) The Fashioner of Forms
14 Al Ghaffaar Yang Memiliki Mutlak sifat Pengampun The Ever Forgiving
15 Al Qahhaar Yang Memiliki Mutlak sifat Memaksa The All Compelling Subduer
16 Al Wahhaab Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Karunia The Bestower
17 Ar Razzaaq Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Rejeki The Ever Providing
18 Al Fattaah Yang Memiliki Mutlak sifat Pembuka Rahmat The Opener, the Victory Giver
19 Al `Aliim Yang Memiliki Mutlak sifat Mengetahui (Memiliki Ilmu) The All Knowing, the Omniscient
20 Al Qaabidh Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Menyempitkan (makhluknya) The Restrainer, the Straightener
21 Al Baasith Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melapangkan (makhluknya) The Expander, the Munificent
22 Al Khaafidh Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Merendahkan (makhluknya) The Abaser
23 Ar Raafi` Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Meninggikan (makhluknya) The Exalter
24 Al Mu`izz Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Memuliakan (makhluknya) The Giver of Honor
25 Al Mudzil Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Menghinakan (makhluknya) The Giver of Dishonor
26 Al Samii` Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendengar The All Hearing
27 Al Bashiir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melihat The All Seeing
28 Al Hakam Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menetapkan The Judge, the Arbitrator
29 Al `Adl Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil The Utterly Just
30 Al Lathiif Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Lembut The Subtly Kind
31 Al Khabiir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengetahui Rahasia The All Aware
32 Al Haliim Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyantun The Forbearing, the Indulgent
33 Al `Azhiim Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Agung The Magnificent, the Infinite
34 Al Ghafuur Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengampun The All Forgiving
35 As Syakuur Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pembalas Budi (Menghargai) The Grateful
36 Al `Aliy Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi The Sublimely Exalted
37 Al Kabiir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Besar The Great
38 Al Hafizh Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menjaga The Preserver
39 Al Muqiit Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Kecukupan The Nourisher
40 Al Hasiib Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membuat Perhitungan The Reckoner
41 Al Jaliil Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia The Majestic
42 Al Kariim Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemurah The Bountiful, the Generous
43 Ar Raqiib Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengawasi The Watchful
44 Al Mujiib Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengabulkan The Responsive, the Answerer
45 Al Waasi` Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Luas The Vast, the All Encompassing
46 Al Hakiim Yang Memiliki Mutlak sifat Maka Bijaksana The Wise
47 Al Waduud Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencinta The Loving, the Kind One
48 Al Majiid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia The All Glorious
49 Al Baa`its Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membangkitkan The Raiser of the Dead
50 As Syahiid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menyaksikan The Witness
51 Al Haqq Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Benar The Truth, the Real
52 Al Wakiil Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memelihara The Trustee, the Dependable
53 Al Qawiyyu Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kuat The Strong
54 Al Matiin Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kokoh The Firm, the Steadfast
55 Al Waliyy Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melindungi The Protecting Friend, Patron, and Helper
56 Al Hamiid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Terpuji The All Praiseworthy
57 Al Mushii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengkalkulasi The Accounter, the Numberer of All
58 Al Mubdi` Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memulai The Producer, Originator, and Initiator of all
59 Al Mu`iid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengembalikan Kehidupan The Reinstater Who Brings Back All
60 Al Muhyii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menghidupkan The Giver of Life
61 Al Mumiitu Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mematikan The Bringer of Death, the Destroyer
62 Al Hayyu Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Hidup The Ever Living
63 Al Qayyuum Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mandiri The Self Subsisting Sustainer of All
64 Al Waajid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penemu The Perceiver, the Finder, the Unfailing
65 Al Maajid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia The Illustrious, the Magnificent
66 Al Wahiid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tunggal The One, The Unique, Manifestation of Unity
67 Al `Ahad Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Esa The One, the All Inclusive, the Indivisible
68 As Shamad Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta The Self Sufficient, the Impregnable, the Eternally Besought of All, the Everlasting
69 Al Qaadir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan The All Able
70 Al Muqtadir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkuasa The All Determiner, the Dominant
71 Al Muqaddim Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendahulukan The Expediter, He who brings forward
72 Al Mu`akkhir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengakhirkan The Delayer, He who puts far away
73 Al Awwal Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Awal The First
74 Al Aakhir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Akhir The Last
75 Az Zhaahir Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Nyata The Manifest; the All Victorious
76 Al Baathin Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Ghaib The Hidden; the All Encompassing
77 Al Waali Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memerintah The Patron
78 Al Muta`aalii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi The Self Exalted
79 Al Barri Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penderma The Most Kind and Righteous
80 At Tawwaab Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penerima Tobat The Ever Returning, Ever Relenting
81 Al Muntaqim Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyiksa The Avenger
82 Al Afuww Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemaaf The Pardoner, the Effacer of Sins
83 Ar Ra`uuf Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengasih The Compassionate, the All Pitying
84 Malikul Mulk Yang Memiliki Mutlak sifat Penguasa Kerajaan (Semesta) The Owner of All Sovereignty
85 Dzul Jalaali Wal Ikraam Yang Memiliki Mutlak sifat Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan The Lord of Majesty and Generosity
86 Al Muqsith Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil The Equitable, the Requiter
87 Al Jamii` Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengumpulkan The Gatherer, the Unifier
88 Al Ghaniyy Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkecukupan The All Rich, the Independent
89 Al Mughnii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Kekayaan The Enricher, the Emancipator
90 Al Maani Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mencegah The Withholder, the Shielder, the Defender
91 Ad Dhaar Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Derita The Distressor, the Harmer
92 An Nafii` Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Manfaat The Propitious, the Benefactor
93 An Nuur Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya) The Light
94 Al Haadii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Petunjuk The Guide
95 Al Baadii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencipta Incomparable, the Originator
96 Al Baaqii Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kekal The Ever Enduring and Immutable
97 Al Waarits Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pewaris The Heir, the Inheritor of All
98 Ar Rasyiid Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pandai The Guide, Infallible Teacher, and Knower
99 As Shabuur Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Sabar The Patient, the Timeless


Riyadhah 40 Hari (Yusuf Mansyur)

 "Sesiapa yang berjalan menuju Allah, Allah akan berlari menuju dia. Siapa yang berlari menuju Allah, maka Allah akan melompat kepadanya".


Jaga Shalat Tahajjud 8 Rakaat + Witir 3 Rakaat.
Jaga Shalat Shubuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. (Khusus soal shalat, terkandung di dalamnya menjaga berjamaah, di masjid, lengkap dg qabliyah dan ba'diyahnya. Juga Sunnah Tahiyyatul Masjid, sbg tanda kita dtg sebelom wktnya azan/pra-ontime).
Jaga Waaqi'ah sesudah shubuh atau sesudah ashar (boleh pilih).
Jaga Shalat dhuha 6 Rakaat. Yang kuat, 12 rakaat.
Baca zikir usai shalat, plus yaa fattaah yaa rozzaaq 11x, plus ayat kursi, plus qulhu 3x. Ini setiap usai shalat.
Khusus usai shalat shubuh dan ashar, ditambah 4 ayat terakhir surah al Hasyr.
Jaga setiap hari membaca 300x laa hawla walaa quwwata illaa billaah. Boleh 100x. Dan boleh dibagi-bagi di 5 waktu shalat.
Jaga setiap hari baca Istighfar 100x.
Jaga setiap hari baca subhaanallaahi wabihamdihi subhaanallaahil 'adzhiem 100x pagi dan 100x sore. (Boleh habis dhuha dan habis ashar/jelang maghrib).
Jaga setiap hari baca Yaasiin (bebas waktunya kapan saja, yg penting 1hr 1x).
Tutup malam dg shalat sunnah 2 rakaat; baca Qulyaa di rakaat pertama, Qulhu di rakaat kedua. Setelahnya baca salah satu dari as Sajdah, Tabaarok, atau ar Rohmaan.







Jaga ini selama 40 hari. Berjuang ya. Terutama shalat tepat waktu, di masjid, plus qabliyah ba'diyahnya. Barengi dengan Puasa Daud supaya enteng.
Semoga Allah menyegarkan badan kita semua, menyehatkan kita semua. Yah, dihitung-hitung daripada lembur ga keruan, kerja rodi ga keruan dlm mencari rizki, dan daripada berobat ke rumah sakit. Mending ngelakuin riyadhah dah. Ampuh banget-banget. Kepada Allah dan untuk Allah kita lurusin niat kita ya. Amin.

Jumat, 30 Maret 2012

Aku terpaksa menikahinya (disadur dari kisah di Facebook)

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.


Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

Rabu, 28 Maret 2012

Sholawat Munjiyat


"Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad dengan rahmat yang dengannya Engkau menyelamatkan kami dari semua hal yang menakutkan dan semua bencana.  Engkau tunaikan bagi kami semua kebutuhan, Engkau sucikan kami dengannya dari semua keburukan, Engkau angkat kami di sisi-Mu pada derajat yang tertinggi, dan Engkau sampaikan kami dengannya pada tujuan yang terjauh dari semua kebaikan di masa hidup dan sesudah mati."

Sabtu, 10 Maret 2012

Warna-Warni Kotoran

Hal kali ini akan menjawab pertanyaan salah satu pembaca yang menanyakan mengapa tahi, tinja atau kotoran manusia berwarna coklat. Kotoran manusia berwarna coklat karena perpaduan antara bilirubin yang berasal dari sel darah merah yang telah mati dan cairan empedu yang berasal dari kandung empedu. Cairan empedu selanjutnya akan dimetabolisme oleh bakteri yang terdapat di dalam usus anda. Metabolisme ini akan menghasilkan produk sampingan yang disebut stercobilin. 

Dan paduan antara bilirubuin dan stercobilin inilah yang akan membuat kotoran tampak berwarna kecoklatan. Ilustrasi kotoran manusia (sebenarnya bantal) Tanpa stercobilin, kotoran anda akan terlihat berwarna putih atau keabu-abuan. Karena itu, jika kotoran anda berwarna putih atau keabuan seperti itu, ini adalah salah satu tanda dan gejala bahwa anda mungkin sedang mengalami masalah dengan produksi cairan empedu, yang mungkin disebabkan karena saluran empedu tersumbat oleh batu empedu atau sesuatu yang lebih serius lagi seperti misalnya kanker pankreas. Selain itu, pada bayi yang baru lahir, tubuh belum dapat menghasilkan bilirubin. 

Karena itu, kotoran akan terlihat berwarna kekuningan atau kehijauan. Karena pewarnaan kotoran hanya melibatkan cairan empedu saja. Setelah tubuh mampu menghasilkan bilirubin dari daur ulang sel darah merah yang telah mati, barulah kotoran bayi akan terlihat kecoklatan. Mendeteksi Kelainan pada tubuh Melalui Warna Kotoran

Coklat

Jika kotoran anda berwarna cokelat, hal ini berarti merupakan pertanda bagus bahwa anda sedang dalam kondisi yang relatif sehat dan tidak mempunyai masalah dalam produksi cairan empedu atau bilirubin. Sedangkan jika kotoran anda sedikit berbeda dengan warna kotoran pada umumnya bisa jadi ini adalah tanda anda sedang mengalami masalah kesehatan. Berikut beberapa warna kotoran manusia dan penyebabnya. 

Merah 

Jika anda melihat kotoran anda berwarna merah, ini bisa menjadi pertanda adanya perdarahan internal pada usus atau daerah sekitar rektum atau anus anda. Namun anda jangan keburu khawatir, karena kotoran warna merah ini bisa juga diakibatkan hanya karena anda baru saja konsumsi makanan atau minuman berwarna. Selain itu, walaupun sangat jarang terjadi, hal ini bisa juga diakibatkan karena kelebihan produksi cairan empedu sehingga menyebabkan diare yang sangat hebat dan menyebabkan saluran pencernaan anda mengalami pendarahan. 

Hitam 

Warna kotoran yang kehitaman bisa jadi diakibatkan karena pendarahan yang terjadi pada lambung atau tenggorokan. Walaupun pendarahan biasanya menyebabkan warna kotoran anda menjadi merah, namun pendarahan pada organ lambung atau tenggorokan anda akan menghasilkan warna kotoran yang hitam. Hal ini dikarenakan darah akan mengalami proses oksidasi ketika melewati cairan asam lambung dan menghasilkan warna kehitaman. 

Kuning 

Kotoran berwarna kuning berarti terdapat banyak kandungan lemak dalam tinja anda. Dan hal ini bukanlah merupakan pertanda yang baik. Cobalah sedikit demi sedikit untuk mengubah pola makan tinggi lemak anda. Selain itu, kotoran warna kuning juga akan memiliki aroma dan bau yang sangat kuat, yang akan membuat waktu buang air besar anda menjadi saat-saat yang tidak nyaman. 

Hijau

Kotoran berwarna hijau terutama disebabkan karena waktu transit kotoran yang sangat singkat di usus. Hal ini akan menyebabkan proses "pewarnaan" kotoran menjadi sangat singkat dan menghasilkan kotoran dengan warna kehijauan. Selain itu, kotoran berwarna hijau juga bisa jadi merupakan indikator dari beberapa jenis infeksi bakteri, karena peradangan pada usus juga menyebabkan waktu transit kotoran menjadi singkat. Kotoran berwarna hijau ini juga bisa jadi diakibatkan karena gaya hidup anda yang memang seorang vegetarian. Karena zat klorofil yang terkandung dalam daun tidak dapat tercerna dan akan ikut terbawa bersama kotoran. 

Link artikel ini: http://www.berbagaihal.com/2011/10/kenapa-kotoran-berwarna-cokelat.html

Sumber referensi: http://en.wikipedia.org/wiki/Feces http://www.todayifoundout.com/index.php/2010/11/why-poop-is-brown/ Sumber referensi: http://www.berbagaihal.com/2011/10/kenapa-kotoran-berwarna-cokelat.html

Minggu, 04 Maret 2012

Bisnis ABE Network

Sangat banyak berbagai macam bisnis atau usaha yang beredar di dunia online atau dunia offline, kira-kira begitulah bahasa kerennya..

Saya sendiri sebenarnya sangat menyukai bisnis MLM baik secara online maupun offline, walaupun belum terlalu tangguh untuk berprestasi di dalamnya, tapi ada semangat yang saya pupuk seiring dengan pencerahan yang dilakukan secara terus menerus oleh upline saya yang baik hati yakni Pak Bayu Kuswara Hartono, senang bisa berkenalan dengan beliau walaupun masih lewat SMS.

Banyak bisnis MLM yang terdapat di dunia tapi ini berbeda, karena saya rasa inilah bisnis MLM obat kuat yang pertama kali ada... hahaha... sangat unik... suatu produk yang biasanya orang masih tabu menggunakannya termasuk diri saya sendiri... karena baru kali ini saya berani memakainya karena rekomendasi Dokter Boyke Dian Nugraha... hasilnya MANTAAAFFF GAAANN...

Menurut survey, sesungguhnya 80% pria tidaklah setangguh yang dibayangkan.. apalagi memasuki usia kepala empat... wah-wah-wah... perlu suplemen tambahan buat membahagiakan pasangan kita yang kita kasihi... apalagi bila pasangan kita berumur jauh di bawah kita, sedangkan kita sendiri semakin menurun staminanya... hahaha... itulah maksud saya...

Seperti yang seharusnya kita sebagai suami yang harus memberikan nafkah lahir dan bathin... mungkin dalam rangka memberikan nafkah lahir kita menguras waktu fikiran dan... TENAGA... hingga HABIS... sedangkan masih ada nafkah satu lagi yang perlu kita fikirkan... itu adalah kewajiban kita sebagai suami untuk menunaikannya.. tapi apa yang terjadi....?

Inilah produk yang berani saya tawarkan kepada anda... tidak katanya... tapi saya sudah membuktikan sendiri... HMMM...

Oke bila Anda tertarik membeli produk kami silahkan klik disini  http://www.produkabe.com/foredi.php?id=goldherbal

Atau bila Anda tertarik menjalani bisnis ini silahkan klik disini http://www.abenetwork.com/goldherbal

Pastikan Anda melalui link kami GOLDHERBAL ...