Ditulis Oleh: Munzir Almusawa | |
Thursday, 12 November 2009 | |
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ، وَلَنْ يُضَيِّعَنِي اللَّهُ أَبَدًا (صحيح البخاري)Sabda Rasulullah saw : “Sungguh Aku Rasulullah (utusan Allah), dan tidak akan Allah membiarkanku dan kengecewakanku selama lamanya(abadi penjagaan dan perhatian kasih sayang Allah swt padaku selamanya) ” (Shahih Bukhari) Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh… حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ وَاْلحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ الْجَلْسَةِ اْلعَظِيْمَةِ... Limpahan puji ke hadirat Allah SWT, Yang maha mengumpulkan ruh jdan jiwa dalam keluhuran yang abadi, Yang maha mengundang hamba-hambaNya kepada cahaya keluhuran, sebagaimana Firman Allah SWT : وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ( البقرة : 186 “ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku“. ( QS. Al Baqarah : 186 )Jika seorang hamba berdoa kepada Allah, maka Allah jawab dengan jawaban yang lebih agung dari setiap doa hambaNya, setiap kali hamba meminta kepada Allah maka berlimpah anugerah beribu kali lebih besar daripada permintaan hambaNya, demikian sang maha dermawan dan maha luhur . Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah.. Di bulan mulia Dzulqaidah ini yang mana Allah telah menjadikan bulan ini termasuk “ Asyhur Al Hurum” ( bulan-bulan mulia), yaitu Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab, empat bulan mulia di dalam setiap tahunnya. Dimana Sang Nabi SAW sangat banyak beribadah di bulan-bulan itu. Diriwayatkan oleh Hujjatul Islam Wabarakatul Anam Al Imam An Nawawy Ar (alaihi Rahmatullah : semoga baginya Rahmat Allah swt), di dalam kitab Syarah An Nawawiy ‘alaa Shahih Muslim teriwayatkan dalam beberapa hadits shahih bahwa Rasul SAW memperbanyak ibadah di bulan Muharram, memperbanyak ibadah apapun termasuk puasa dan lainnya. Oleh sebab itulah sampainya kita di bulan-bulan mulia ini ( Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram, Rajab) empat bulan yang disebut Asyhur Al Hurum yaitu bulan –bulan mulia, yang Allah SWT memuliakan hamba-hambaNya yang memperbanyak ibadah di bulan-bulan tersebut. Semoga Allah SWT memastikan kemuliaan padaku dan kalian di dalam keberkahan Zulqa’dah dan Zulhijjah di dalam cahaya Hajj dan umrah, Ya Rahman Ya Rahim. Hadirin hadirat, maka sedemikian banyak saudara-saudara kita kaum muslimin muslimat yang diundang oleh Allah SWT menuju Baitul Haram, ke dalam kemuliaan ‘Arafah, ke dalam jamuan Haramain Makkah dan Madinah, di dalam medan Shafa dan Marwah, di dalam medan thawaf dan Mina di dalam langkah-langkah keluhuran, di dalam undangan kesucian, diantara mereka mendapatkan undangan jasadnya namun jiwanya tidak terundangkan dan tidak terikutkan untuk berangkat, jasadnya berangkat tapi ruhnya di dalam kehinaan dan keduniawian (misalnya yg niat hajinya hanya untuk gengsi dll, bukan karena Allah swt atau menunaikan rukun islam). Namun diantara mereka ada yang jasadnya tidak berangkat, tapi ruhnya berangkat menuju medan haji dan umrah, jiwanya bersama mereka yang di ‘Arafah , jiwanya bersama mereka yang di Haramain Makkah dan Madinah, jiwanya bersama mereka yang dalam ziarah ke Qabr As Syariif , jiwanya bersama mereka yang thawaf dan sa’i walaupun mereka hidup (tidak berangkat) di negerinya masing- masing. Semoga aku dan kalian bersama mereka yang ruhnya selalu di dalam undangan keluhuran Ilahi. Inilah Di’aayaat Rahmaaniyyah, undangan-undangan kasih sayang Allah swt setiap waktu dan kejap sepanjang kehidupan kita. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah.. Seruan kelembutan Ilahi tiada pernah terhenti sepanjang waktu dan saat, mengundang kita menuju keluhuran, maka naiklah (wahai hadirin hadirat) kepada keluhuran, maka teruslah menuju kesucian. Jadikan hari-hari Zulqa’dah dan Zulhijjah mulia ini, hari kita termuliakan pula dengan mereka yang termuliakan dalam kemuliaan hajj dan umrah . Jadikanlah jiwa kita turut dalam kemuliaan haji dan umrah, inilah saat-saat kita bertobat . Kalau bukan di waktu-waktu mulia seperti ini, kita masih menunda daripada lamaran Ilahi , maka sampai kapan kita akan terus menunda undangan cinta Rabbul ‘alamin SWT. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah.. Bulan Zulqa’dah mengingatkan pula kepada kita Perjanjian Hudaibiyah, yaitu pada tahun ke-6 Hijriyah dimana Rasul SAW keluar dengan 1500 muslimin untuk menunaikan Umrah ke Makkah Al Mukarramah, dan tertahan di Dzil Hulaifah dan di saat itulah Rasul saw di tahan oleh kuffar qurays dan tidak diperbolehkan masuk ke Makkah Al Mukarramah . Maka Rasul saw diminta untuk membuat perjanjian oleh kuffar qurays dan Rasul setuju. Apa yang dituliskan? Sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari ; bahwa Rasulullah di dalam surat perjanjian itu menuliskan “ Muhammad Rasulullah”, maka mereka ( kuffar qurays ) berkata : “Jangan tulis “Rasulullah”, kami tidak mengakui bahwa kamu utusan Allah, tulis “Muhammad bin Abdillah”!!” . Maka Rasul SAW memerintahkan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw untuk menghapus kalimat Rasulullah ( sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari), tapi Sayyidina Ali (menangis) bertahan jari-jarinya (terpaku gemetar) tidak mampu menghapus kalimat Rasulullah SAW, maka Rasul sendiri yang menghapus dengan tangannya saw, “Muhammad bin Abdillah”, ikuti apa yang mereka minta, kata Rasul SAW”. Maka perjanjian ditulis diantaranya adalah, kalau seandainya ada orang yang keluar dari Makkah untuk masuk Islam dari keluarga kuffar qurays maka harus dikembalikan kepada mereka, maka Rasul berkata ; “ setuju “, maka berkata Sayyidina Umar ibn Khatthab : “ Ya Rasulallah alasnaa ‘alal haqq, wa hum ‘alal baathil”? ( Wahai Rasulullah, bukankah kita dalam kebenaran dan mereka dalam kebathilan? ), maka Rasul menjawab : ” betul, kita dalam kebenaran dan mereka dalam kebathilan “. Maka berkata Sayyidina Umar : “ lantas kenapa kau masih membuat perjanjian, mereka mengatakan kalau ada orang masuk islam maka harus diserahkan kepada mereka lagi, entah dibantai atau dibunuh dan kau setuju?”, Rasul berkata : ياَابْنَ الْخَطَّابْ : إِنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِيَ اللهُ أَبَدًا...! “ Wahai Umar Ibn Khattab : Aku utusan Allah, Allah tidak akan pernah mengecewakanku selama-lamanya..! ” Hadits ini yang baru kita baca, maka Sayyidina Umar Ibn Khatthab terdiam. Kemudian ia datang kepada Sayyidina Abu Bakr As Shiddiq ra dan berkata : “ Ya Aba Bakr, alasnaa ‘alal haqq wa hum ‘alal baathil?” ( bukankah kita dalam kebenaran, dan mereka dalam kebathilan?), maka Sayyidina Abu Bakr menjawab : “ Betul, lalu Rasulullah berkata apa ? “, Sayyidina Umar berkata : “ Rasul SAW mengatakan : إِنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِيَ اللهُ أَبَدًا “ Aku Utusan Allah, Allah tidak akan mengecewakanku selama-lamanya” Maka Sayyidina Abu Bakr As Shiddiq berkata : إِذَنْ, لَنْ يُضَيِّعَهُ اللهُ أَبَدًا “ Kalau begitu, Allah tidak akan mengecewakan beliau selama-lamanya “Allah tidak membiarkannya, Allah pasti menolongnya dalam keadaan apapun. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah.. Hujjatul Islam Wa Barakatul Anam, Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Baari Bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan makna hadits ini, mengapa Sayyidina Umar mengatakan hal itu kepada Rasul SAW? maksudnya menginginkan ta’kid, agar diperjelas apa makna perjanjian hudaibiyah itu? maka Rasul saw memanggil Sayyidina Umar dan membacakan surah Al Fath sampai akhir surah, yang mana ayat diantaranya adalah : إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ ( الفتح : 01 “Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah, Tangan Allah di atas tangan mereka” ( QS. Al Fath : 10 ) Mereka yang bersumpah setia kepada Nabi Muhammad dalam perjanjian Hudaibiyah, sungguh mereka telah bersumpah setia kepada Allah dan tangan pertolongan Allah di atas tangan mereka. Maka janji setia mereka kepada Rasul adalah janji setia Allah kepada mereka. Maka berkata Sayyidina Umar : ياَرَسُولَ اللهِ هَلْ هُوَ اْلفَتْحُ ؟ “ Apakah ini janji kemenangan kita” ?, Rasul saw menjawab : “Ya, ini janji kemenangan kita”. Maka kuffar Qurays tidak mengijinkan mereka ke Makkah, dan tidak lama kemudian Rasululullah kembali ke Madinah. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, di saat itu mereka dalam kehausan maka Rasul diberi air satu bejana kecil dan Rasul saw minum, dan orang-orang berdiri di hadapan Rasul mengerubuti, Rasul bertanya : Ada apa dengan kalian ?, para sahabat berkata : “Ya Rasulullah tidak ada air selain itu yang dihadapanmu kita semua kehabisan air”, 1500 orang. Maka Rasul saw memerintahkan mengambil bejana yang lebih besar kemudian beliau menaruhkan jari-jarinya di dalam bejana besar itu, maka mengalirlah air dari jari-jari Rasulullah SAW , para sahabat berkata : “ kita minum dan kita wudhu, kita minum dan kita wudhu jumlah kami 1500 orang, seandainya kami 100.000 orang pastilah air itu mencukupi kami “, karena air itu terus mengalir dari jari-jari Nabi Muhammad Rasulullah saw. Mengapa beliau menolak masuk ke Makkah dan mengikuti perjanjian kuffar qurays? , padahal beliau bisa mempunyai mukjizat sekali mengangkat tangannya untuk memendam kuffar qurays, pastilah kuffar qurays akan terpendam di dalam bumi. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Namun beberapa waktu kemudian datanglah waktu fath Makkah dan terbukalah Makkah untuk selama-lamanya, dan tidak disentuh kuffar selama-lamanya dari kesabaran Sayyidina Muhammad SAW. Nabi Muhammad saw mundur di perjanjian Hudaibiyah membuat kembalinya kemenangan di Makkah sampai kiamat tidak pernah ada dari kuffar qurays yang menaruh satupun berhala di Ka’bah, demikian kemenangan abadi Sayyidina Muhammad saw. Apa makna sabda Rasulullah “ Aku utusan Allah, Allah tidak akan pernah mengecewakanku selama-lamanya “, makna dari kata selama-lamanya secara ringkas adalah walaupun beliau telah wafat , maka para pecinta dan pembela beliau tidak akan disia-siakan oleh Allah SWT selama-lamanya hingga hari kiamat. Maka seluruh pecinta Rasulullah, dan pembela Rasulullah tetap dalam kemuliaan “ Lan Yudhayyi’ani Allahu abadaa” ( Allah tidak akan mengecewakanku selama-lamanya ). Berkata Urwah ra di dalam Shahih Al Bukhari : “Aku melihat pengagungan rakyat terhadap kaisar Persia, aku melihat pengagunagn rakyat terhadap kaisar romawi , aku melihat pengagungan rakyat terhadap kaisar najasyi dan lain sebagainya, tapi tidak pernah kulihat pengagungan seperti pengagungan sahabat-sahabat Nabi Muhammad kepada Nabi Muhammad saw. Dan tiadalah beliau saw berwudhu’ kecuali para sahabat berebutan mengambil air bekas wudhu’ beliau dan mengusapkan di wajah mereka, dan tiadalah beliau saw mengeluarkan air ludahnya kecuali telah dipegang oleh tangan sahabat dan diusapkan ke wajahnya”, demikian riwayat Shahih Al Bukhari. Al Imam Qadhi ‘Iyadh di dalam kitabnya As Syifaa’ mensyarahkan ketika cucu beliau saw Sayyidina Hasan ra & Husain ra (ra Radhiyallahu ‘anhu : Allah telah meridhoi mereka, gelar untuk para shabat nabi saw dan keluarga beliau saw yg hidup dizaman nabi saw dalam keadaan muslim) dalam keadaan sangat kehausan dan Rasul hanya punya air zamzam sedikit, maka Rasul saw memasukkan air itu ke mulutnya dan berkumur kemudian mengeluarkannya kembali, berkatalah Sayyidina Anas bin Malik : “ ketika air zamzam sudah dikumurkan di mulut beliau lalu dikeluarkan, maka wanginya lebih wangi dari misk dan rasanya lebih manis dari madu karena telah bersatu dengan air liur Sayyidina Muhammad saw”. Beliau adalah Ahsana Annaasi Khalqan wa Khuluqaa ( Paling indahnya manusia, budi pekerti dan parasnya ). Berkata Sayyidina Anas bin Malik: مَاوَجَدْنَا رِيْحًا أَطْيَبُ مِنْ عِرْقِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “ Tidak pernah kami menemukan satu wewangian yang lebih wangi dari keringat Rasulullah SAW “Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW telah wafat maka air yang digunakan untuk memandikan jenazah beliau, air itu menjadi wangi, maka menangislah Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw ketika memandikan jenazah sang Nabi seraya berkata : طِبْتَ حَيًّا وَمَيِّتًا يَا رَسُوْلَ اللهِ “ Engkau wangi dimasa hidup dan ketika wafat , wahai Rasulullah “(ucapan itu diucapkan pula oleh Abubakar shiddiq ra dalam riwayat shahih Bukhari ketika beliau ra mencium jenazah Nabi saw) Inilah idolaku dan idola kalian Sayyidina Muhammad saw. Hadirin hadirat, diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, setelah wafatnya Rasulullah saw ketika seorang sahabat mengeluarkan sehelai rambut berwarna kemerah-merahan dan ditanya “ rambut siapa kemerah-merahan ini “?, maka sahabat itu menjawab : “ ini sehelai rambut Rasulullah saw “, kemudian sahabat lain berkata : “ kalau aku punya selembar saja rambut Rasulullah SAW ,maka itu lebih kusenangi dari semua harta, dunia dan seisinya “. Selembar rambut Nabi Muhammad saw lebih dicintai dari dunia dan seisinya, karena apa? Karena cinta beliau saw kepada ummatnya membuat ummatnya sangat mencintai beliau, dan cinta kepada beliau adalah kesempurnaan iman, sebagaimana sabda beliau saw : لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالَدِهِ وَوَلِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ ” Tiada sempurna iman kalian, sebelum aku (Rasulullah saw) lebih ia cintai dari anak2nya dan ayah ibunya dan seluruh manusia” (shahih Bukhari)Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Inilah malam-malam yang agung, hari-hari yang luhur untuk memperbanyak ibadah kita dan menjauhi segala kemunkaran, maka berusahalah. Ini akhir penyampaian saya, karena kondisi saya sedang kurang fit dan juga ada tamu-tamu kita yang mereka juga dalam keadaan lelah. Guru mulia kita Al Musnid Al Habib Umar bin Hafizh di dalam kitabnya Taujiihunnabiih Limardhaati Baariih, meriwayatkan salah satu atsaar yang mana Allah swt berfirman : ياَدَاوُد لَوْ يَعْلَمُ الْمُدْبِرُوْنَ عَنِّيْ شَوْقِي لِعَوْدَتِهِمْ، وَمحبتي فِيْ تَوْبَتِهِمْ، ورغبتي في إنابتهم، لَطاَرُوْا شَوْقًا إِلَيَّ، يَادَاوُد هَذِهِ رَغْبَتِيْ فِى الْمُدْبِرِيْنَ عَنِّي، فَكَيْفَ تَكُوْنُ مَحَبَّتِيْ فِى الْمُقْبِلِيْنَ عَلَيَّ...؟، “Wahai Daud : Sendainya orang-orang yg berpaling dari-Ku mengetahui kerinduan-Ku atas kembalinya mereka, dan cinta-Ku akan taubatnya mereka, dan besarnya sambutanku atas kembalinya mereka pada keridhoan Ku, niscaya mereka akan terbang karena rindunya mereka kepada-Ku. Wahai Daud, demikianlah cinta-Ku kepada orang-orang yg berpaling dari Ku (jika mereka ingin kembali), maka bagaimanakah cinta-Ku kepada orang-orang yg datang (mencintai dan menjawab cinta Allah ) kepada-Ku?” Kalau para pendosa yang selalu menghindar dan berpaling dari Allah itu mengetahui rindu Allah terhadap kembalinya mereka kepadaNya, dan cinta Allah akan taubat mereka jika mereka mau bertobat, serta besarnya semangat sambutan Allah jika mereka mau kembali kepada Allah, mereka akan terbang dari rindunya kepada Allah, karena mereka tidak tahan menahan rindu, betapa indahnya cinta Allah untuk mereka yang berpaling dari Allah. Maka Allah meneruskan firmanNya : يَادَاوُد هَذِهِ رَغْبَتِيْ فِى الْمُدْبِرِيْنَ عَنِّي فَكَيْفَ مَحَبَّتِيْ فِى الْمُقْبِلِيْنَ عَلَيَّ Wahai Daud, inilah semangat dan keinginan kasih sayangKu kepada mereka pendosa, mereka yang selalu berpaling dariKu agar mereka kembali kepadaKu, maka bagaimana cintaKu kepada mereka yang selalu datang dan mendekat kepadaKu? Renungi kalimat terakhir ini, renungkan kalimat agung ini.Hadirin hadirat, kita berdoa kepada Allah yang maha memuliakan hamba yang ingin dekat padaNya. Wahai yang memuliakan dan mencintai dan meminta para pendosa untuk kembali kepada taubat, kami kembali kepada keindahan dan kelembutanMu Rabbi. Panggillah nama yang maha indah, jawablah cinta dan rinduNya, jelanglah kebahagiaan dunia dan akhirah. فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا... Katakanlah bersama-sama… يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ...يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ...لاَإلهَ إِلاَّ الله... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأَمِنِيْنَ. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..Yang perlu saya sampaikan pada malam hari ini adalah berkaitan datangnya instruksi dari guru mulia kita Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, untuk memperluas dakwah di wilayah luar Jakarta, maka saya menghimbau para jamaah yang berkenan untuk mengambil acara Majelis Rasulullah pada bulan Januari dan selanjutnya, agar mempertimbangkannya karena jadwal kita akan mulai banyak di luar kota, mulai Januari 2010. Saya lihat di bulan November dan Desember ini masih ada beberapa hari yang kosong, jadi kalau ada yang ingin mengambil jadwal di bulan Januari maka pertimbangkan resiko barangkali kita di luar kota. Karena mulai bulan ini kita terus memperbanyak jadwal di luar kota, sebagaimana suksesnya tabligh akbar di Cimahi seminggu yang lalu, dan minggu yang akan datang tabligh akbar di Palembang dan esoknya tabligh akbar dan zikir jalalah se Jabodetabek di Masjid Raya Bogor tanggal 25 November 2009 di jalan Padjajaran, kemudian akan menyusul pula majelis di Denpasar dan majelis berkala Tabligh Akbar di Bandung serta majelis-majelis lainnya di luar kota. Dan bulan Januari dan seterusnya mungkin akan semakin padat majelis-majelis di luar kota. Oleh karena itu saya menghimbau para jamaah yang ingin mengambil jadwal untuk mengambil di bulan-bulan terdekat ini, karena dikhawatirkan jadwal majelis akan lebih padat di luar kota, karena solusi guru mulia kita untuk memperluas dakwah ke wilayah luar. Dan bulan Desember juga tabligh akbar di Masjid Agung Walikota Bekasi . Dan juga jadwal tabligh akbar di kota lainnya akan terus diperluas ke wilayah luar Jabodetabek, demikian yang bisa saya sampaikan. Dan kita doakan Al ‘Arif billah Munsib kita yang kita muliakan Al Habib Muhsin Hamid bin Ahmad Al Haddad semoga dilimpahi rahmat dan keberkahan oleh Allah SWT, dan Allah SWT panjangkan umur beliau dalam keberkahan dan rahmah, dan juga Al Habib Isa Al Kaff serta tamu-tamu lainnya Al Habib Abdul Qadir Al Junaid, Al Habib Muhammad Al Junaid semoga selalu dalam rahmat dan keberkahan. Dan malam hari ini kita mohon ijazah dari Al Habib Muhsin Hamid bin Ahmad Al Haddad Munsib Al Imam Hujjatul Islam Wabarakatul Anam Al Imam Haddad untuk memberikan kita ijazah apa saja yang akan beliau ijazahkan yang sanadnya bersambung kepada Hujjatul Islam Al Imam Abdullah bin ‘Alawy Al Haddad, Ucapan Al Habib Muhsin Hamid bin Ahmad Al Haddad : بسم الله الرحمن الرحيم والصلاة والسلام على سيدناونبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين, بداية ألقي إليكم تحيات إخوانكم وأهلكم بمدينة تريم من علماء وأهلها وسكانها جميعا وخاصة منسب الإمام عبد الله بن علوي الحداد الحبيب حسن بن عمر بن عبد الله الحداد . “Beliau menyampaikan salam rindu dari saudara-saudara kita dan para Ulama di Tarim , khususnya Munsib Al Imam Abdallah ‘Alawy Al Haddad Al Habib Hasan bin Umar bin Abdullah Al Haddad”. وتلبية لطلبكم سأعطي إليكم الإجازة : أجيزكم بما أجاز بهم شيوخنا براتب الإمام عبدالله بن علوي الحداد وكذلك أوراده وكتبه وشعره وذلك فيما يتعلق باستخدامها للتبرك بها والتداوي بها النفسية والمعنوية وبكل نية صالحة أجيزكم إجازة شاملة كاملة . “Aku ijazahkan kepada kalian ijazah Ratib Al Haddad dan semua doa dan wirid Al Imam Haddad, serta semua buku beliau dan semua ajaran-ajaran yang di ajarkan oleh beliau, dengan niat yang ikhlas ku ijazahkan semua itu kepada kalian”Maka ucapakan Qabilnaa Al Ijaazah ( kami terima ijazahnya ). Apa itu Ijazah? Ijazah itu adalah izin dan persambungan ruhiyyah dengan Shahib Ar Ratib, kalau kita mendapatkan ijazah itu maka kita menyambungkan ruh kita, sanad keguruan kita, rantai keguruan kita kepada Shahib Ar Ratib Al Haddad yang mana Hujjatul Islam Al Imam Haddad itu serantai perguruannya, bersambung dari guru ke guru sampai kepada Rasulullah SAW . Demikian kita telah terima ijazah mulia ini, dan insyaallah menjadi rantai yang mengikat kita dalam keluhuran dunia dan akhirah, semoga terangkat segala musibah dan kesulitan kita, amiin allahumma amiin. Jazakumullah Khair khairaljazaa’ fadhilah As Sayyid Al Walid Al Habib Muhsin Al Haddad atas ijazah yang telah diberikan, dan kami meminta untuk doa penutup setelah qasidah Muhammadun , Tafaddhal. | |
Terakhir Diperbaharui ( Thursday, 12 November 2009 ) |
Indahnya tempat tinggalku di Batas Indah... Nyaman... Apalagi Saat Waktu Dhuha tiba... Subhanallah...