Senin, 20 Juni 2011

Menata puing-puing hati

Seperti yang sudah-sudah...
Rupanya berusaha untuk menjadi orang yang benar.... Lurus... Susah ya...

Menata puing-puing hati yang telah tidak karuan memerlukan ketabahan tersendiri..

Kembali kepada tugas Rasulullah SAW, yakni memperbaiki akhlak manusia, dasar kata akhlak sendiri seperti tulisan khalik, yaitu Pencipta... Jadi pada dasarnya perbaikan akhlak yaitu menyelaraskan sifat-sifat manusia menjadi atau mendekati sifat-sifat Allah SWT...

Tapi tidak semua sifat-Nya... Tidak boleh manusia merasa besar/sombong... Karena Allah SWT tidak pernah mau disamakan dengan yang lain...

Menata puing-puing hati mungkin seperti memasang puzzle yang utuh mengenai pribadi Insan Kamil (insan yang sempurna)... Tapi bisa jadi ada potongan puzzle yang rusak dan harus diperbaiki dengan oleh si empunya puzzle tersebut...

Puing-puing hati yang berserakan agak hancur biasanya karena rasa cinta yang tak menyatu... rupanya memang tidak boleh keliru untuk mencintai... mencintai yang Maha Abadi adalah yang utama... barulah diperkenankan mencintai yang dibawahnya...

Sesungguhnya tiada cinta yang abadi... Hanya cinta kepada-Nya lah yang Abadi bila Dia telah mencintai... maka kita akan dicintai oleh-Nya hingga akhirat nanti...
Awas... Jangan sampai terkena murka-Nya... Saya takut memikirkan akibatnya...

Maka marilah kita memberikan cinta kepada-Nya dengan menata puing-puing hati yang berserakan, menata akhlakul karimah, agar Dia memberikan cinta-Nya kepada kita... Amin...

WabiLlaahit Taufiq wal Hidayah... Wassalaamu'alaikum Wr Wb...