Minggu, 29 Juni 2014

SHOLAT WITIR

Materi ke 18
NGAJI ONLINE KITAB FATHUL QARIB
PASAL: SHOLAT WITIR

(والسنن التابعة للفرائض) ويعبر عنها أيضا بالسنة الراتبة، ....وثلاث بعد العشاء يوتر بواحدة منهن) الواحدة هي أقل الوتر، وأكثره إحدى عشرة ركعة. ووقته بعد صلاة العشاء وطلوع الفجر؛ فلو أوتر قبل العشاء عمدا أو سهوا لم يعتد به.

Sholat sunnah yang mengikuti sholat fardlu atau lazimnya disebut sunnah rawatib diantaranya adalah 3 rekaat setelah isya’ yang mana salah satunya disengaja sebagai sholat witir. shalat witir, Minimal dilakukan dengan 1 rekaat dan maksmal salat witir 11 rokaat dan waktunya yaitu setelah shalat isha’ sampai sebelum fajar. Jika seseorang berwitir sebelum isya’ dengan sengaja atau lupa maka tidaklah terhitung sebagai witir.

Keterangan :
Soal: Bolehkah sholat sunnah setelah melakukan witir mengingat ada hadits
اجعلوا آخر صلاتكم من الليل وترا
hadits Nabi “Jadikanlah akhir shalat malam kalian berupa shalat witir” (HR. Bukhari muslim)

Jawab:
Boleh, sebab hadits perintah shalat witir sebagai penutup dari rangkaian shalat malam hanyalah merupakan bentuk keutamaan bukan persyaratan.

من خاف أن لا يقوم آخر الليل فليوتر أوله ومن طمع أن يقوم آخره فليوتر آخر الليل فإن صلاة آخر الليل مشهودة وذلك أفضل
"Barangsiapa takut tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaknya dia shalat witir di awal malam, barangsiapa bersemangat yakin untuk bangun di akhir malam maka hendaknya dia witir di akhir malam, karena shalat di akhir malam disaksikan, dan itu lebih utama." (HR. Muslim (755)

فيه دليل صريح على أن تأخير الوتر إلى آخر الليل أفضل لمن وثق بالاستيقاظ آخر الليل وأن من لا يثق بذلك فالتقديم له أفضل وهذا هو الصواب
Dalil tegas ini menjelaskan bahwa mengakhirkan witir diakhir malam lebih utama bagi orang meyakini mampu bangun diakhir malam, dan melakukan witir sebelum tidur lebih utama bagi yang tidak yakin mampu bangun diakhir malam
Syarh Nawawi ala Muslim VI/25

Hal ini menjadi jelas sebagaimana keterangan berikut :
Dari Abu Qatadah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Abu Bakar, ‘Kapan engkau shalat Witir?’ Dia menjawab: ‘Aku shalat Witir sebelum tidur.’ Beliau lalu bertanya pada ‘Umar, ‘Kapan engkau shalat Witir?’ Dia menjawab, ‘Aku tidur kemudian shalat Witir.’” Dia (Abu Qatadah) berkata, “Beliau berkata kepada Abu Bakar: ‘Engkau telah mengambilnya dengan hati-hati.’ Dan berkata kepada ‘Umar: ‘Engkau telah mengambilnya dengan kekuatan.’
:: Hasan Shahih: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 988)], Shahiih Ibni Khuzaimah (II/145 no. 1084)