Senin, 14 Juli 2014

BAHAYA GHIBAH

Kajian kitab Tanbihul Ghafilin
Tadi Malam pada acara
WAQIAH RAMADHAN
di Masjid PP AN-NUR AL-Murtadlo

Bab BAHAYA GHIBAH

Abu Laits as-Samarqandi dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin, mendengar cerita ayahnya bahwa nabi-nabi yang bukan Rasul menerima wahyu salah satunya adalah dalam bentuk mimpi. Salah seorang Nabi kemudian bermimpi dan dirinya kemudian diperintahkan melalui mimpinya untuk pergi kearah barat: “Engkau harus melakukan 5 hal yaitu

: إذا أصبحت فأول شيء يستقبلك فكله
pertama; pada pagi hari, apa yang engkau lihat pertama kali maka makanlah,
والثاني اكتمه
kedua; engkau sembunyikan,
والثالث اقبله
ketiga; engkau terimalah,
والرابع لا تؤيسه
keempat; jangan engkau putuskan harapannya,
والخامس اهرب منه
yang kelima; larilah engkau darinya.”

Pada keesokan harinya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna hitam. Nabi itu bingung mengingat perintah pertamanya untuk segera memakannya. Ia bergumam : tapi sungguh aneh perintah itu dan mustahil dapat dilakukannya.
Kemudian nabi itu terus berjalan menuju ke bukit itu dengan niat untuk memakannya. Namun keanehan terjadi semakin dia mendekati gunung itu, semakin mengecil gunung itu hingga sebesar roti. Maka Nabi itu pun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnya. Saat menelannya sungguh manis bagaikan madu. Dia pun mengucapkan syukur ‘Alhamdulillah’.
Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya lalu bertemu pula dengan sebuah mangkuk emas. Dia teringat akan perintah mimpinya supaya disembunyikan, lantas Nabi itu pun menggali sebuah lubang lalu dikuburkan mangkuk emas itu, kemudian ditinggalkannya. Tiba-tiba mangkuk emas itu muncul lagi. Nabi pun menguburnya lagi dan itu muncul lagi. Hal itu berlangsung sehingga tiga kali berturut-turut. Maka berkatalah Nabi itu, “Aku telah melaksanakan perintahmu.” Lalu dia pun meneruskan perjalanannya.
alvers, Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba dia melihat seekor burung elang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian terdengarlah burung kecil itu berkata, “Wahai Nabi Allah, tolonglah aku.” Mendengar burung itu, hatinya merasa kasihan lalu dia pun mengambil burung itu dan dimasukkan ke dalam bajunya. Melihat keadaan itu, lantas burung elang itu pun datang menghampiri Nabi itu sambil berkata, “Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku.”
Nabi itu teringat perintah dalam mimpinya yang keempat alvers, supaya tidak boleh memutuskan harapan. Dia bingung bagaimana menyelesaikan perkara itu. Akhirnya dia membuat keputusan untuk mengambil pedangnya lalu memotong sedikit daging pahanya dan diberikan kepada elang itu. Setelah mendapat daging itu, elang pun terbang dan burung kecil tadi dilepaskan dari dalam bajunya.
Setelah kejadian itu, Nabi meneruskan perjalanannya. Tidak lama kemudian dia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya, sesuai pesan dalam mimpi untuk berlari, maka dia melakukan itu dan menjauh dari itu. Setelah menemui kelima peristiwa itu, maka kembalilah Nabi ke rumahnya.

Pada malam itu, Nabi pun berdoa:
قال يا رب إني قد فعلت ما أمرتني
“Ya Allah, aku telah melaksanakan pesanMu, maka jelaskanlah kepadaku arti semuanya ini.”
Dalam mimpi itu, Allah memenuhi permintaan Nabi itu dan berfirman:
: أما الأوّل الذي أكلته فهو الغضب يكون في الأوّل كالجبل وهو في آخره إذا صبر وكظم غيظه أحلى من العسل. والثاني فهو من عمل حسنة فإن كتمه فإنه يظهر. والثالث من ائتمنك بأمانة فلا تخنه. . وأما الرابع فإذا سألك إنسان حاجة فاجتهد في قضائها وإن كنت محتاجا إليها. والخامس الغيبة فاهرب من الذين يغتابون الناس
“Yang pertama engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya nampak besar seperti bukit tetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat menjaga dan menahannya, maka marah itu pun akan menjadi lebih manis daripada madu. alvers, Kedua semua amal kebaikan, walaupun disembunyikan, maka ia tetap akan nampak jua. Ketiga jika sudah menerima amanah seseorang, maka janganlah kamu khianat kepadanya.Keempat jika orang meminta kepadamu, maka bantu dan penuhilah. Kelima bau yang busuk itu ialah ghibah. Maka larilah dari orang-orang yang sedang duduk berkumpul membuat ghibah.”

Wallahu A'lam