Jumat, 19 September 2014

CINTA ITU....

Rokhim dan Juleha adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari
keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga Juleha berasal dari keluarga
kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Rokhim hanyalah keluarga seorang
petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.

Dalam kehidupan mereka berdua, Rokhim sangat mencintai Juleha. Rokhim telah melipat 1000 buah burung kertas untuk Juleha dan Juleha kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap burung kertas tersebut Rokhim telah
menuliskan harapannya kepada Juleha. Banyak sekali harapan yang telah Rokhim ungkapkan
kepada Juleha. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”,”Semoga Tuhan
melindungi Juleha dari bahaya”,”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang
bahagia”,dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang
diberikan kepada Juleha.

Suatu hari Rokhim melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan
kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas
yang lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Rokhim berkata kepada Juleha: “ Juleha, ini
burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya
kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan
kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek
nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua ! “

Saat mendengar Rokhim berkata demikian, menangislah Juleha. Ia berkata kepada Rokhim : “
Rokhim, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah memutuskan
untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata
orang tuaku!” Saat mendengar itu Rokhim pun bak disambar geledek. Ia kemudian mulai
marah kepada Juleha. Ia mengatai Juleha matre, orang tak berperasaan, kejam, dan
sebagainya. Akhirnya Rokhim meninggalkan Juleha menangis seorang diri.

Rokhim mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses
dan hidup berhasil. Sikap Juleha dijadikannya cambuk untuk maju dan maju. Dalam
Sebulan usaha Rokhim menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana
ia bekerja dan dalam setahun ia telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan
yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu.
Sekarang tak seorangpun tak kenal Rokhim, ia adalah bintang kesuksesan.

Suatu hari Rokhim pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya sepasang
suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh
dan tidak terawat. Rokhim pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya
dan ia mendapati bahwa suami istri itu adalah orang tua Juleha. Rokhim mulai berpikir untuk
memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarangnya sangat
kuat. Rokhim membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua Juleha.

Rokhim sangat terkejut ketika didapati orang tua Juleha memasuki sebuah makam yang
dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto Juleha
dalam makam itu. Rokhim pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam Juleha untuk menemui orang tua Juleha.

Orang tua Juleha pun berkata kepada Rokhim :”Rokhim, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami  habis untuk biaya pengobatan Juleha yang terkena kanker rahim ganas. Juleha menitipkan sebuahsuratkepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu denganmu.”
Orang tua Juleha menyerahkan sepucuk surat kumal kepada Rokhim.

Rokhim membacasuratitu. “Rokhim, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan
sentimentil yang penuh keputusasaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran.
Aku tahu semua tabiatmu Rokhim, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu
Rokhim................................

Juleha “ Setelah membaca surat itu, menangislah Rokhim. Ia telah berprasangka terhadap
Juleha begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati Juleha teriris-iris ketika ia
mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan betapa
Juleha kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemputnya, betapa
Juleha mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebih
memilih untuk menganggap Juleha sebagai orang matre tak berperasan.Juleha telah
berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran.

JADI...CINTA ITU.....