Jumat, 26 September 2014

"Qurban" (intisari khutbah Jum‘at tgl 26/09/2014 di Mesjid Kemdikbud, Senayan)


Qurban, dari kata Qaraba, qaribu yang artinya mendekatkan diri
Alkisah zaman dahulu kala, Nabi Ibrohim AS, sewaktu masih remaja mendapatkan kebaikan yang banyak atau kenikmatan yang banyak, seperti dalam surat pendek Al-Kautsar, "Inna a'thoina kal kautsar", artinya "Engkau telah mendapatkan kebaikan yang banyak atau kenikmatan yang banyak"
Nabi Ibrohim A.S. saat itu mempunyai kekayaan yang sangat banyak, sehingga itu merupakan sebuah ujian dari Allah SWT untuknya.  

Tapi beliau dapat atau menguasai ujian tersebut dengan menqqurbankan sebanyak 1000 ekor kambing yang saat ini berkisar sekitar per kambing Rp.2juta rupiah maka ditotal seharga 2 milyar rupiah ditambahkan dengan berqurban sapi sebanyak 300 ekor, apabila harga sapi saat ini per ekornya 20jt rupiah maka dia berqurban sapi sebanyak 6 milyar rupiah dan beliau juga berqurban sebanyak 100 ekor unta, dan bila seekor unta seharga 30jt rupiah maka beliau berqurban sebanyak 3 milyar rupiah, maka total jenderal sebanyak 11 milyar lebih. Bila kita tanya maka siapa yang berqurban diantara kita sebanyak 11 milyar rupiah?
Setelah ternaknya tinggal sedikit, beliau, Nabi Ibrohim AS, sangat lega sehingga berkata dalam hati yang diucapkan kembali oleh Rasulullah SAW, bila Allah SWT memberikan aku keturunan yang aku cintai, niscaya akan aku qurbankan pula kepada Allah SWT, begitu kata hati Nabi Ibrohim AS.

Setelah Nabi Ibrohim AS berkeluarga setelah sekian lamanya dan beliau belum juga diberikan keturunan maka beliau berdo'a kepada Allah SWT," Rabbi habli shodri minash shoolihiin", yang artinya Ya Rabbi berikanlah kami anak yang sholih.., setelah sekian tahun berdo'a belum pula diberikan keturunan maka pada umur 80 tahun, beliau didatangi Malaikat Jibril AS, beliau sangat senang, dikiranya Malaikat Jibril AS diutus untuk memberikan kabar tentang akan lahirnya seorang anak, tapi ternyata yang datang adalah perintah "Khitan", maka Nabi Ibrohim AS bertanya,"Apa itu khitan?", maka Malaikat Jibril AS menjawab," Memotong kemaluan", Nabi Ibrohim AS kaget, bagaimana beliau dapat mempunyai anak apabila kemaluannya dipotong, tapi Malaikat Jibril AS memebritahu bahwa berkhitan hanya memotong sedikit daging di kemaluan yang sering sisa air kencing atau kulupnya yang dipotong.  Maka Rasulullah SAW bercerita bahwa Nabi Ibrohim AS memotongnya sendiri dengan Kampak. Bukan main pengorbanan Nabi Ibrohim SAW dalam mengikuti perintah Allah SWT.

Akhirnya setelah sekian lama luka khitan sembuh maka Malaikat Jibril AS datang lagi ke Nabi Ibrohim AS untuk menikah lagi, maka setelah menikah lagi beliau mempunyai anak bernama Nabi Ismail AS.  Maka setelah Nabi Ismail AS mulai besar maka ditagih janjinya oleh Allah SWT kepada Nabi Ibrohim AS untuk memotong anaknya yang paling disayangi, tapi Nabi Ibrohim AS lupa sehingga beliau berfikir keras selama dua hari yang dalam bahasa Arab, Tarwiyah yang artinya berfikir keras hingga tidak enak makan dan minum sampai beliau berpuasa selama dua hari tersebut dan mondar mandir kesana kemari dan digoda oleh syaitan, mana mungkin Allah SWT menyuruh Nabinya memotong anaknya sendiri, maka Nabi Ibrohim AS marah dan melempar syaitan sebanyak 7 kali, yang diabadikan dengan ibadah melempar Jumrah.

Maka ayat berikut surat Al Kautsar, "Fasholli li Rabbika wan Har" yang artinya "maka sholatlah karena RabbMu dan berqurbanlah"

Menurut Imam Hanafi, "berqurban adalah wajib" dan menurut Imam Syafi'i berqurban adalah Sunah Mu'akaddah, atau Sangat-sangat dianjurkan bagi yang mempunyai harta membeli ternak sembelihan.

Kiranya Rasulullah SAW membenci orang yang sanggup berqurban tapi tidak berqurban untuk tidak mendekati tempat sujudku... Rasulullaah SAW sudah memberikan warning dari yang lembut hingga keras.

"Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin", masih sedikit ingat khutbah Jum'at tadi yang cukup menginspirasi.