Sabtu, 18 Oktober 2014

Ketika yang Halal Tercampur yang Haram

Seseorang datang kepada Imam Syafi’i untuk mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami.
Dia memberi tahukan bahwa ia bekerja sebagai orang upahan dengan gaji 5 dirham. Dan gaji itu tidak mencukupinya.
Namun anehnya, Imam Syafi’i justru
menyuruh dia untuk menemui orang yang mengupahnya supaya mengurangi gajinya menjadi 4 dirham. Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi’i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu.
Setelah berlalu beberapa lama orang itu datang lagi kepada Imam Syafi’i mengadukan tentang kehidupannya yang tidak ada kemajuan. Lalu Imam Syafi’i
memerintahkannya untuk kembali menemui orang yang mengupahnya dan minta untuk mengurangi lagi gajinya menjadi 3 dirham.
Orang itupun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi’i dengan perasaan sangat heran. Setelah berlalu sekian hari orang itu kembali lagi menemui Imam Syafi’i dan berterima kasih atas nasehatnya. Ia
menceritakan bahwa uang 3 dirham justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan hidupnya menjadi lapang. Ia
menanyakan apa rahasia di balik itu
semua?
Imam Syafi’i menjelaskan bahwa pekerjaan yang ia jalani itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari 3 dirham.
Dan kelebihan 2 dirham itu telah mencabut keberkahan harta yang ia miliki ketika tercambur dengannya.
Lalu Imam Syafi’i membacakan sebuah sya’ir:
ﻟﻴﻜﺜﺮﻩ ﺍﻟﺤﻼﻝ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ﺟﻤﻊ ﻓﺒﻌﺜﺮﻩ ﺍﻟﺤﻼﻝ
ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ﺩﺧﻞ
Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya ia menjadi banyak. Yang harampun masuk ke dalam yang halal lalu ia t6&merusaknya.
Barangkali kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita dalam bekerja. Jangan terlalu berharap gaji besar
bila pekerjaan kita hanya sederhana. Dan jangan berbangga dulu mendapatkan gaji besar, padahal etos kerja sangat lemah atau tidak seimbang dengan gaji yang
diterima.
Bila gaji yang kita terima tidak seimbang dengan kerja, artinya kita sudah menerima harta yang bukan hak kita. Itu semua akan menjadi penghalang keberkahan harta yang
ada, dan mengakibatkan hisab yang berat di akhirat kelak.

apakah kita jg seperti itu ?? merasa selalu kurang ?? Bayarlah zakat (wajib, termasuk rukun islam) maal dan perbanyaklah sedekah (sunnah)
mudah2an bermanfaat. aamiin.

Sumber: grup elektro ITI dari Bapak Bagus S. Budi