Jumat, 14 April 2023

Kok jadi pinteran Mualaf ya...?

"Wah, ada bule saling mempengaruhi keyakinan antara dia dan suaminya yang muslim dan dari penuturannya terlihat dia seorang "smart woman" dan ternyata benar dia seorang akuntan."
Seperti biasa sambil menunggu waktu di perjalanan saya buka hape untuk mencari hiburan kebetulan aplikasi yang dibuka Facebook, macam-macam berita dan gambar serta video yang mampir di beranda kami dan hadirlah beberapa berita, gambar, dan video tentang testimoni mu'alaf.
Rata-rata mu'alaf itu menerangkan bahwa dia rata-rata hasil dari banyak pertanyaan yang muncul dari keyakinan dia sendiri dan mencari jawaban ke sana dan ke mari akhirnya jadilah mencari ke terjemahan Qur'an nya akhirnya terbukalah fikirannya.

Dari penuturan mereka, saya jadi berfikir, kenapa jadi seorang muslim yang sejak lahir bisa kalah ilmu Islamnya dibandingkan dengan yang mu'alaf, mungkin banyak pembaca sudah dapat mengira-ngira jawabannya seperti halnya saya 😁

Senang mendengar banyak orang berbondong-bondong masuk Islam saat-saat ini, seperti pada surat An-Nasr seperti di bawah ini:

110.An-Naṣr : 1

 إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan

110.An-Naṣr : 2

وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا

dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,

110.An-Naṣr : 3

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat.

Banyaknya manusia berbondong-bondong masuk Islam merupakan pertolongan Allah SWT, alhamdulillaah.... dan bagaimana kita menyikapinya yakni dengan bertasbih dan beristighfar (110:3) karena untuk mengimbangi mereka para mu'alaf yang dosanya nol lagi kita dianjurkan beristighfar...

Mereka mendapatkan hidayah lewat jalannya masing-masing, ada yang lewat akhlak seorang muslim atau sekelompok muslim, atau ada juga lewat bantuan para pembenci Islam yang membuat stigma bahwa muslim adalah sekelompok orang yang radikal, senang menghujat, dan lain sebagainya, mengapa, sehingga banyak yang penasaran untuk mempelajarinya sehingga mempelajarinya langsung lewat kita sucinya bulan atas dasar prasangka orang non-muslim, nah jalan inilah yang sering memicu non-muslim penasaran mempelajarinya sehingga banyak yang mendapatkan hidayah lewat jalan ini karena membaca terjemahan Al-Qur'anul Karim.

Seorang Islam yang tidak faham bahasa Arab yang sudah menjadi muslim dari lahir sangat kurang untuk membaca terjemah Al-Qur'an, mereka hanya mengaji saja, memang banyak yang mengatakan dengan mengaji saja sudah mendapatkan pahala dan dapat membuat yang mengaji tersebut lebih tenang hidupnya, tapi mengapa tidak mau membaca terjemahannya agar sekalian memahami langsung apa saja sebenarnya yang dimaksud oleh Allah SWT mengenai ayat ini dan itu sehingga kurang gizi fikirannya dengan pemahaman Al-Qur'an, memang akhir-akhir ini sangat banyak ceramah-ceramah di SosMed, TV, secara live lewat itu semua bahkan lewat ceramah Jum'at atau hari besar Islam lainnya.

Pemahaman yang didapat seorang lewat ceramah-ceramah atau SosMeda atau lainnya memang bisa terdistorsi karena pemahaman mereka, sedangkan apabila membaca langsung dengan menyandingkan terjemahnya atau sekalian tafsirnya, insya Allah lebih dapat maknanya kepada tiap-tiap pembacanya.
Inilah yang kurang didapat banyak dari seorang muslim yang dari lahir, setidaknya  nuansa atau istilah milenialnya, vibesnya, dari Al-Qur'an itu sendiri yang banyak didapat oleh para mu'alaf.

Memang sekali lagi keinginan membaca kita sangat kurang seperti dalam tautan ini perpustakaan sehingga dalam mengerjakan kewajiban ibadah sehari-hari pun belum dapat memahami secara utuh seperti saya sendiri 🤭.
Pemahaman ibadah untuk memahami bacaannya saat sujud, ruku', dan sebagainya dapat menambah kekhusyu'an saat menjalaninya sehingga kurangnya pemahaman tersebut pada setiap orang yang muslim sejak lahir menimbulkan kurangnya olah fikir atau tafakur dalam memahami ayat-ayat Allah di dalam Al-Qur'an dan alam semesta ini.
Kurangnya menafakuri tersebut sehingga mengurangi penghayatan sebagai seorang muslim.  

Penghayatan inilah yang membedakan antara mu'alaf dan muslim yang sejak lahir sehingga mereka atau para mu'alaf tersebut lebih aktif menggali ilmu tentang agama Islam lewat macam-macam jalan sehingga para Ustadz dan Kyai harus turun tangan menangani ini agar tidak masuk ke dalam pemahaman Islam yang salah.  
Memang itulah kekurangan untuk para mu'alaf yang mencari sendiri pemahaman Islam tanpa adanya guru yang benar sanadnya (jalurnya hingga Rasulullah) tapi setidaknya gairahnya dalam mencari ilmu mereka sangat besar untuk meng-upgrade diri mereka sendiri berbeda dengan muslim dari lahir yang sudah menerima apa adanya sehingga sangat rentan untuk pemurtadan. Na'udzu biLlahi min dzalik.