المنجد في أبواب الخير
Pintu-Pintu
Pahala
Dan
Penghapus
Dosa
Karangan
Abdur Rohman Al-Jami’
Terjemah
Abdulloh Haidir,Lc
Editor
Muh.Mu’inudinillah,MA.
Segala
puji hanya bagi Allah Yang Maha Besar karunia-Nya, shalawat serta salam kepada
makhluk-Nya yang paling Mulia, pemimpin kita, Nabi Muhammad shollallohu
‘alaihi wa sallam beserta keluarganya dan sahabatnya.
Al-Hafiz
Ibnu Rajab -semoga Allah merahmatinya- dalam pembukaan kitab-nya: “At-Takhwif
minannar“ (Menumbuhkan rasa takut terhadap api neraka) menyatakan tentang
sebab dia mengarang kitab tersebut : “Supaya -atas kehendak Allah- menjadi
peghalang bagi jiwa dari kesesatan dan kerusakan, serta menjadi pendorong
baginya untuk segera menggapai kesuksesan dan petunjuk. Sesungguhnya jiwa-jiwa
manusia terutama pada zaman sekarang ini telah diliputi perasaan malas dan
santai serta menuruti hawa nafsunya dan dibuai angan-angan kepada Allah. Dan
hawa nafsu itu tidak akan meninggalkan hati kecuali dengan dua cara : Rasa
takut (kepada Allah) dan rindu (kepada-Nya)“ [1])
Dari
bab inilah -bab tentang kerinduan kepada-Nya- kami susun untuk anda akhi
muslim tercinta sebuah kitab kecil yang mengandung hadits-hadits pilihan
dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam. Hadits-hadits yang shahih
ini menunjukkan pintu-pintu pahala dan amal shaleh beserta keutamaannya, agar
anda dapat bangkit dari kelalaian dan mengusir debu kemalasan serta sikap
santai, langkah semakin terdorong untuk mencari ridho Allah, sehingga anda akan
mendapatkan cinta-Nya dan masuk ke dalam syurga-Nya.
Hadits-hadits
tersebut juga memuat tentang penghapus-penghapus (kaffarat) kesalahan
yang dengannya Allah ta’ala menghapuskan dosa-dosa, agar diketahui bahwa Allah
ta’ala Maha Belas Kasih, suka memberikan ampunan bagi dosa-dosa hamba-Nya yang
lalai, pintu-pintu rahmat-Nya dan ampunan-Nya selalu terbuka untuk mereka,
diberikannya seribu satu jalan untuk mereka dan dimudahkan jalan untuk
bertaubat supaya mereka bersedia untuk kembali (kepada jalan Allah).
Maka marilah akhi muslim
-semoga Allah memberikan taufiq kepada anda- kita mencari ilmu dan beramal
shaleh, moga-moga anda termasuk orang-orang yang mendapatkan naungan Allah pada
hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya ditempat dimana terdapat orang
yang kita cintai Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam dan para
shahabatnya.
Sebelum
saya memulai, ingin saya sampaikan terlebih dahulu bahwa hadits-hadits yang saya kutip dikumpulkan
dari beberapa kitab, yaitu : Shahih Bukhori, Shahih Muslim, ditambah
dengan Shahih Ibnu Majah, Turmuzi, Nasa’i, Abu Daud, At-Targhib wa
At-Tarhib dan Shahih Jami’ Ash-Shagir yang telah dikoreksi oleh
Syaikh Al Albani -semoga Allah merahmatinya-, saya juga mengambil dari
kitab “Amal Shaleh” yang disusun oleh Abdul Wahhab Al Utsman, begitu
juga dari kitab “Fadhailul A’mal”-nya Dhia Al-Maqdisi yang dikoreksi
oleh Ghassan Harmaas, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan. Bukan
maksud saya untuk mentakhrij hadist-hadits tersebut, akan tetapi yang ingin
saya katakan adalah bahwa-bahwa hadits-hadits berikut adalah shahih -insya
Allah-. Saya mohon kepada Allah Yang Maha Mulia pemilik Arsy yang agung agar
mengampuni anda dan bagi siapa saja yang berperan dalam pekerjaan ini, dan
akhir doa kami adalah : Segala puji hanya bagi Allah Rabb sekalian alam .
Ditulis oleh :
Abdurrahman Al Jaami’
Awal Ramadhan Mubarak
1411 H
1. TAUBAT
قال الله
تعالى : وَتُوْبُوْا إِلىَ اللهِ جَمِيْعًا
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ [النور :
31]
“ Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung “ (An Nur 31)
1) إِنَّ
اللهَ - عَزَّ وَجَلَّ - يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءَ
النَّهَارِ، وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءَ الَّليْلِ،
حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا
[رواه مسلم]
Sesungguhnya Allah Ta’ala membentangkan tangan-Nya pada
waktu malam untuk menerima taubat orang yang berdosa pada waktu siang dan Dia
membentangkan tangan-Nya pada waktu siang untuk menerima taubat orang yang
berdosa pada waktu malam hingga terbitnya matahari dari tempat terbenamnya [2])
“ (Muslim)
2) قال الله
تعالى : يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ
وَرَجَــوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ مَا كَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ
عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَـرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ
إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ
تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا لأَتَـيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً [صحيح الترمذي]
“ Allah ta’ala berfirman : Wahai anak Adam,
sesungguhnya jika engkau berdoa dan berharap kepada-Ku niscaya Aku akan
mengampunimu apapun yang ada pada dirimu. Wahai anak Adam seandainya
dosa-dosamu menjulang ke langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya
Aku akan mengampunimu. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau menda-tangi-Ku
dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku
sedikitpun maka aku akan memberimu ampunan sepenuh bumi “
(Shahih Turmudzi)
3) التَّائِبُ
مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ [صحيح
ابن ماجه]
“ Orang yang bertaubat dari dosanya
bagaikan orang yang tidak punya dosa sama sekali “
shahih
Ibnu Majah)
4) لَوْ
أَخْطَأْتـُمْ حَتَّى تَبْلُغَ خَطَايَاكُمْ عَنَانَ السَّمَاءِ، ثُمَّ تُبْتُمْ،
لَتَابَ عَلَيْكُمْ [صحيح ابن ماجة]
“
Seandainya kalian melakukan kesalahan-kesalahan sepenuh langit, kemudian kalian
bertaubat, niscaya taubat kalian akan diterima ” (Shahih
Ibnu Majah)
2.
MENUNTUT ILMU
|
“ Niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat “ (Al Mujadalah 11)
5) مَا
خَرَجَ رَجُلٌ مِنْ بَيْتِهِ يَطْلُبُ عِلْمًا إِلاَّ سَهَّلَ اللهُ لَهُ
طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ [صحيح الجامع]
Seseorang
yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu niscaya akan Allah mudahkan
baginya jalan menuju syurga
(Shahih Al-Jami)
6) مَنْ
غَدَا إِلىَ الْمَسْجِدِ لاَ يُرِيْدُ إِلاَّ أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ،
تَامًّا حَجَّـتُهُ
[صحيح
الترغيب والترهيب]
Siapa di pagi hari berangkat ke masjid hanya untuk mempelajari
kebaikan atau megajarkan kebaikan, maka baginya bagaikan pahala orang yang
melakukan haji dengan sempurna (Shahih
Targhib dan Tarhib)
7) مَنْ
خَرَجَ فِيْ طَلَبِ عِلْمٍ، فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ [صحيح الترمذي]
Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka dia berada di
jalan Allah hingga kembali (Shahih Turmuzi)
8) مَنْ
يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
[صحيح
ابن ماجه]
Siapa
yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah akan memberikannya pema-haman
terhadap agama (Shahih
Ibnu Majah)
3.
HALAQAH ZIKIR DAN MENGAJI
9)
مَا جَلَسَ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ
تَعَالىَ فَيَقُوْمُوْنَ حَتَّى يُقَالُ لَهُمْ : قُوْمُوْا قَدْ غَفَرَ اللهُ
لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَبُـدِّلَتْ سَيِّئَاتُكُمْ حَسَنَاتٍ [صحيح الجامع]
Suatu kaum yang duduk untuk berzikir kepada Allah ta’ala
lalu mereka berdiri, niscaya akan dikatakan kepada mereka : Berdirilah kalian
sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosa kalian, dan kesalahan-kesalahan
kalian telah diganti-kan dengan kebaikan (Shahih
Al-Jami)
10) مَا
جَلَسَ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ، إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ،
وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ، وَذَكَرَهُمُ
اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ [صحيح الجامع]
Suatu kaum yang berzikir kepada Allah niscaya malaikat
akan mengelilingi mereka, rahmat dicurahkan kepada mereka dan diturunkan kepada
mereka sakinah dan Allah sebut-sebut mereka terhadap makhluk yang ada
disisi-Nya (Shahih Al Jami)
4.
ZIKIR
قال الله
تعالى : فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ [البقرة : 152]
“
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu “
(Al Baqarah 152)
11) يقول
الله عز وجل : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِي، وَأَنَا مَعَهُ حِيْنَ
يَذْكُرُنِيْ، إِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ
ذَكَرَنِي فِي مَلإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلإٍ خَيْرٌ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ
إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيْهِ
ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا، وَمَنْ أَتَانِيْ يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
[مسلم]
Sesungguhnya Aku berdasarkan persangkaan hamba-Ku
kepada-Ku dan Aku bersamanya saat dia mengingat-Ku, jika dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka
Akupun akan mengingatnya dalam diri-Ku, dan jika dia mengingat-Ku di hadapan
orang-orang maka Aku-pun akan mengingatnya dihadapan makhluk-makhluk yang lebih
baik dari mereka, jika mereka mendekatiku sejengkal maka Aku akan mendekatinya
sehasta dan jika dia mendekati-Ku sehasta maka Aku mendekatinya sedepa dan
siapa yang mendatangiku dengan berjalan maka aku mendatanginya dengan berlari.
(Muslim)
5.
BERBUAT DAN MENGAJAK KEBAIKAN
12) كُلُّ
مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ، وَالدَّالُّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ [صحيح الجامع]
“ Setiap kebaikan adalah shadaqah, dan
orang yang menunjukkan kepada kebaikan bagaikan orang yang melakukannya “
(Shahih
Al Jami’)
13) عَلَيْكُمْ
بِاصْطِنَاعِ المَعْرُوْفِ، فَإِنَّهُ يَقِيَ مَصَارِعَ السُّوْءِ [صحيح الجامع]
“
Hendaklah kalian mengusahakan kebaikan, karena hal tersebut dapat melindungi
dari mati secara buruk “
(Shahih
Jami’)
6.
KEUTAMAAN BERDAKWAH
DI JALAN ALLAH
قال الله تعالى :
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالحِاً وَقَالَ
إِنَّنِيْ مِنَ المُسْلِمِيْنَ [فصلت :
33]
Siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri “ (Fushshilat 33)
14) وَاللهِ
لأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ
حُمُرُ النَّعَمِ [مسلم]
“
Demi Allah, seandainya Allah memberi hidayah kepada seseorang atas perantara
kamu maka (ganjarannya) lebih baik bagi kalian daripada kalian mendapatkan
seekor onta merah[3])“ (Muslim)
15) مَنْ
دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلَ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ
يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلىَ ضَلاَلَةٍ كَانَ
عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلَ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ
آثَامِهِمْ شَيْئاً [مسلم]
“ Siapa yang mengajak kebaikan maka baginya
pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka
sedikitpun, dan siapa yang mengajak kesesatan maka baginya dosa seperti dosa
orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun “
(Muslim)
7.
AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
قال الله تعالى :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُوْنَ إِلىَ الخْيَرِْ وَيَأْمُرُوْنَ
بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ المُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ [آل عمران : 104]
“
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung “
(Ali Imran 104)
16) إِنْ
مِنْ أُمَّتِيْ قَوْمًا يُعْطُوْنَ مِثْلَ أُجُوْرِ أَوَّلِهِمْ، يُنْكِرُوْنَ
الْمُنْكَرَ [السلسلة الصحيحة]
“ Sesungguhnya ada dari ummatku yang
diberikan pahala seperti pahalanya generasi pertama, (hal tersebut karena)
mereka mencegah kemunkaran “ (Silsilah
Shahihah)
8.
BELAJAR ALQURAN, MEMBACA
DAN
MENGHAFALNYA
17) خَيْرُكُمْ
مَنْ تَعَـلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
[البخاري]
“ Sebaik-baik
kalian adalah orang yang be-lajar Al Quran dan yang mengajarkannya “
(Bukhori)
18) الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ
بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
وَيَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ [متفق عليه]
“ Orang yang
membaca Al Quran dan dia pandai membacanya maka (nanti di akhirat akan
dikumpulkan) bersama para malaikat yang mulia, sedangkan orang yang membaca Al
Quran dan dia terbata-bata karenanya serta kesusahan maka baginya dua pahala “ (Muttafaq alaih)
19) مَنْ
قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ
أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُوْلُ "آلـم" حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ،
وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ
[البخاري]
Siapa yang
membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap
kebaikan akan dilipatkan gandakan sepuluh, saya tidak mengatakan (آلـم) satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim
satu huruf (Bukhori)
20) مَنْ
سَرَّهُ أَنْ يُحِبَّ اللهَ وَرَسُوْلَهُ، فَلْيَقْرَأْ فِي الْمُصْحَفِ [صحيح البخاري]
“ Siapa senang
dirinya mencintai Allah dan Rasul-Nya maka hendaklah dia membaca Mushhaf ini
(Al Quran) “ (Shahih Bukhori)
21)
يُقَالُ لِصَاحِبِ القُرْآنِ: اِقْرَأْ، وَارْتَقِ، وَرَتِّلْ، كَمَا كُنْتَ
تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا [صحيح البخاري]
“
Dikatakan kepada orang yang suka membaca Al Quran : “Bacalah dan mendaki-lah,
bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia, karena
sesungguhnya kedudukanmu ada pada akhir ayat yang engkau baca “
(Shahih Bukhori)
22) أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا رَجَعَ إِلَى
أَهْلِهِ أَنْ يَجِدَ ثَلاَثَ خَلِفَاتٍ،
عِظَامٍ سِمَانٍ ؟ قُلْنَا : نَعَمْ : قَالَ : فَثَلاَثُ آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ
أَحَدُكُمْ فِي صَلاَتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثِ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ [مسلم]
Inginkah salah
seorang diantara kalian yang kembali ke keluarganya membawa tiga ekor onta yang
sedang hamil dan gemuk-gemuk?, kami berkata : Ya, maka beliau bersabda : tiga
ayat yang kalian baca dalam shalat kalian itu lebih baik dari tiga ekor onta
hamil yang gemuk. (Muslim)
9. BELAJAR AL QURAN DI MASJID
23) مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ
بُيُوتِ اللهِ، يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ
نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ
المَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ [مسلم]
Tidak berkumpul
suatu kaum di salah
satu rumah Allah yang didalamnya mereka membaca Al Quran dan mempelajarinya
diantara mereka, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dicurahkan
rahmat dan dikelilingi oleh para malaikat serta Allah sebut-sebut mereka pada
(makhluk) yang ada disisi-Nya. (Muslim)
10. MEMBERI SALAM
24) إِنَّ
مُوْجِبَاتِ المَغْفِرَةِ بَذْلُ السَّلاَمِ، وَحُسْنُ الْكَلاَمِ [صحيح الجامع]
Sesungguhnya
yang pasti mendatangkan ampunan adalah mengucapkan salam dan pembicaraan yang
baik. (Shahih
Al-Jami’)
25) لاَ
تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوْا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ
عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ، أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ [مسلم]
Tidak masuk syurga kecuali kalian beriman, dan tidak
beriman sebelum kalian saling mencintai, maukah kalian aku tunjukkan sesuatu
yang jika kalian kerjakan kalian akan saling mencintai, sebarkanlah salam
diantara kalian. (Muslim)
11. BERJABAT TANGAN
26) أَيـُّمَا
مُسْلِمَيْنِ الْتَقَيَا، فَأَخَذَا أَحَدُهُمَا بِيَدِ صَاحِبِهِ، فَتَصَافَحَا،
وَحَمِدَا اللهَ تَعَالىَ جَمِيْعًا، تَفَرَّقَا وَلَيْسَ بَيْنَهُمَا خَطِيْئَةٌ [صحيح الجامع]
Siapa saja
diantara dua orang muslim yang berjumpa, kemudian salah seorang diantara
keduanya mengambil tangan sahabatnya untuk berjabat tangan, dan mereka memuji
Allah semuanya, (maka jika mereka) berpisah tidak ada dosa diantara mereka
berdua.(Shahih
Al-Jami’)
12. CINTA KARENA ALLAH
27)
قال رسول الله j:
قال الله تعالى : حَقَّتْ مَحَبَّتِيْ لِلْمُتَحَابِّيْنَ فِيَّ .
الْمُتَحَابُّوْنَ فِيَّ عَلَى مَنَابِرٍ مِنْ نُوْرٍ يَغْبِطُهَا بِمَكَانِهِمْ
النَّبِيُّونَ وَالصِّدِّيْقُوْنَ وَالشُّهَدَاءُ [صحيح
الجامع]
Layak untuk
mendapatkan cintaKu bagi orang yang saling mencintai karena-Ku. Orang yang
saling mencintai karena-Ku (di hari kiamat) akan ditempatkan di menara dari
cahaya, tempat yang diingini oleh para nabi, orang-orang yang benar dan para
syuhada (Shahih Jami’)
28) إِنَّ
اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ : أَيْنَ الْمُتَحَابُّوْنَ لِجَلاَلِي، اَلْيَوْمَ
أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلِّي [مسلم]
Sesungguhnya
Allah ta’ala berfirman pada hari kiamat :
Mana orang-orang yang saling mencintai karena kebesaran-Ku, hari ini Aku
akan menaungi mereka pada saat tidak ada naungan selain naungan-Ku “ (Muslim)
29) مَنْ
أَحَبَّ أَنْ يَجِدَ طَعْمَ الإِيْمَانِ، فَلْيُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ للهِ [صحيح
المسلم]
Siapa yang
ingin merasakan lezatnya iman, maka cintailah seseorang hanya karena Allah.
13. MENGUNJUNGI SAUDARA (REKAN) KARENA
ALLAH TA’ALA
30) مَنْ
عَادَ مَرِيْضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللهِ : نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ
وَطَابَ مَمْشَاكَ، وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الْجَنَّةِ مَنْزِلاً [صحيح البخاري]
Siapa
yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka
akan ada yang memanggilnya: Kebaikan
buatmu dan perjalananmu, dan pesanlah tempatmu di syurga (Shahih
Bukhori)
14. MEMBANTU ORANG LAIN DAN MEMENUHI
KEBUTUHAN MEREKA
31) مَنْ
يَكُنْ فِيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ يَكُنِ اللهُ فِي حَاجَتِهِ
[صحيح
الجامع]
Siapa yang memenuhi kebutuhan
saudaranya, niscaya Allah akan memenuhi kebutuhannya (Shahih Al-Jami)
32) وَاللهُ
فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ [مسلم]
Allah akan selalu menolong hambanya
selama hambanya selalu menolong saudaranya. (Muslim)
33) وَ
لأَِنْ أَمْشِـيْ مَعَ أَخِيْ الْمُسْلِمِ فِي حَاجَتِهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ
أَنْ أَعْتَكِفَ فِي الْمَسْجِدِ شَهْرًا
[السلسلة
الصحيحة]
Sungguh
jika saya berjalan bersama saudara saya yang muslim dalam rangka memenuhi
kebutuhannya hal itu lebih saya sukai dari i’tikaf di masjid selama
sebulan
(Silsilah shahihah)
34) وَمَنْ
مَشَى مَعَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ فِي حَاجَتِهِ حَتَّى يُثْبِتَهَا لَهُ، ثَبَّتَ اللهُ تَعَالَى
قَدَمَهُ يَوْمَ تَزِلَّ الأَقْدَامُ
[السلسلة الصحيحة]
Siapa yang
berjalan bersama saudaranya dalam rangka memenuhi kebutuhannya hingga terpenuhi
kebutuhannya, maka Allah akan memantapkan kakinya pada hari banyak kaki-kaki
yang tergelincir (hari kiamat)
( Silsilah Shahihah)
15. MEMBAHAGIAKAN ORANG BERIMAN
35)
أَفْضَلُ الأَعْمَالِ أَنْ تُدْخِلَ عَلَى أَخِيْكَ الْمُؤْمِنِ سُرُوْرًا، أَوْ تَقْضِيَ عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ
تُطْعِمَهُ خُبْزًا
[صحيح
الجامع]
Sebaik-baik
amalan adalah mendatangkan kesenangan terhadap saudaramu yang beriman,
melunaskan hutangnya dan memberinya makan dengan sekerat roti “
(Shahih Jami’)
16. UTANG
36) مَا مِنْ
مُسْلِمٍ يُقْرِضُ مُسْلِمًا مَرَّتَيْنِ إِلاَّ كَانَ كَصَدَقَتِهَا مَرَّةً [صحيح ابن ماجه]
Seorang muslim
yang memberikan pinjaman kepada seorang muslim lainnya sebanyak dua kali maka
itu bagaikan sedekah darinya sekali
Shahih Ibnu Majah)
17. MENOLONG ORANG DALAM MASALAH UTANG
37) مَنْ
أَنْظَرَ مُعْسِرًا، أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ [صحيح الجامع]
Siapa yang
menunda (pembayaran utang) orang yang kesulitan atau menggugurkannya niscaya
akan Allah berikan dia naungan pada hari tidak ada naungan selain
naungan-Nya (Shahih Jami’)
38) مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ [صحيح الجامع]
Siapa yang
memberikan kemudahan bagi orang yang kesulitan niscaya akan Allah berikan
kemudahan baginya di dunia dan akhirat (Shahih Jami’)
39) كَانَ
رَجُلٌ يُدَايِنُ النَّاسَ، فَكَانَ يَقُوْلُ لِفَتَاهُ : إِذَا أَتَيْتَ مُعْسِرًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ،
لَعَلَّ اللهُ أَنْ يَتَجَاوَزَ عَنَّا،
فَلَقِىَ اللهُ فَتَجَاوَزَ عَنْهُ [متفق عليه]
Dahulu ada
seseorang yang memiliki piutang kepada orang-orang, maka dia berkata kepada
anaknya : “ Jika kamu mendapatkan orang yang kesulitan biarkanlah, semoga Allah
akan memaafkan (kesalahan) kita, maka tatkala dia berjumpa dengan Allah, Dia
(Allah) melewatkan (memaafkan)-nya. (muttafaq
alaih)
40) مَنْ
سَرَّهُ أَنْ يُنْجِيَهُ اللهُ مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ فَلْيُنَفِّسْ عَنْ
مُعْسِرٍ، أَوْ يَضَعُ عَنْهُ [مسلم]
Siapa yang
ingin ditolong Allah dari kesusahan hari kiamat maka berilah tangguh
(pembayaran utang) bagi orang yang kesulitan atau gugurkanlah (muslim)
18. MENUTUPI AIB ORANG LAIN
41) لاَ يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ سَتَرَ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ [مسلم]
Seorang hamba
yang menutupi aib hamba lainnya di dunia niscaya Allah tutup aibnya di hari
kiamat (Muslim)
42) مَنْ
سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
[مسلم]
Siapa yang
menutupi aib seorang muslim maka akan menutup aibnya di dunia dan akhirat (muslim)
MEMBELA KEHORMATAN
ORANG MUSLIM
43) مَنْ
رَدَّ عَنْ عَرْضِ أَخِيْهِ رَدَّ اللهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارُ يَوْمَ
القِيَامَةِ [صحيح الجامع]
“ Siapa yang
membela kehormatan saudaranya, niscaya Allah akan melindugi wajahnya dari api
neraka pada hari kiamat “
(Shahih Jami’)
44) مَنْ
نَصَرَ أَخَاهُ بِظَهْرِ الْغَيْبِ نَصَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ [صحيح الجامع]
“ Siapa yang
menolong saudaranya dari kejauhan maka Allah akan menolongnya di dunia dan
akhirat “ (Shahih Jami’)
MENDAMAIKAN MANUSIA
Allah swt
berfirman:
لاَ خَيْرَ فِي كَثِيْرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ
إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ
مَعْرُوْفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابِتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ
أَجْرًا عَظِيْمًا [النساء : 114]
“Tidak ada
kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari
orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau
mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian
karena mencari keridhaan Allah, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang
besar “ (An Nisa 114)
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلٍ مِنْ دَرَجَةِ
الصِّيَامِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ ؟ قَالُوا : بَلَى، قَالَ إِصْلاَحُ ذَاتِ
الْبَيْنِ
(صحيح أبي داود)
“ Maukah engkau
aku beritahukan (perbuatan) yang lebih utama derajatnya dari puasa, shalat dan
shadaqah ?, mereka menjawab : Ya, beliau bersabda : Mendamaikan antara dua
pihak “ (Shahih Abu Daud)
SILATURAHIM
قَالَ
اللهُ تَعَالَى : وَأُوْلُوا الأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فيِ كِتَابِ
اللهِ (الأنفال : 75)
“ Orang-orang
yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya
(daripada yang bukan kerabat) didalam kitab Allah “ (Al Anfal 75)
صَنَائِعُ الْمَعْرُوْفِ تَقِيَ مَصَارِعَ
السُّوْءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ
تُزِيْدُ الْعُمْرِ (صحيح الترغيب)
“ Orang-orang
yang berbuat kebaikan melindungi dirinya dari mati buruk, shadaqah yang
disembunyikan akan meredam murkan Robb, silaturrahmi akan menambah umur “
(Shahih Targhib)
الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ،
وَعَلَى ذِيْ الرَّحِمِ اِثْنَانِ : صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ (صحيح الترغيب)
“ Shadaqah
terhadap orang miskin akan dinilai shadaqah, dan (shadaqah) terhadap sanak
saudara dinilai dua : shadaqah dan penyambung silaturahim “ (Shahih Targhib)
لَيْسَ شَيْءٌ أُطِيْعُ اللهَ تَعَالَى
فِيْهِ أَعْجَلُ ثَوَابًا مِنْ صِلَةِ الرَّحِمِ، وَلَيْسَ شَيْءٌ أَعْجَلُ
عِقَابًا مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ (صحيح
الجامع)
“ Tidak ada
ketaatan kepada Allah swt yang lebih
cepat mendapatkan pahalanya kecuali silaturahim (menyambung
persaudaraan), dan tidak ada suatu kemunkaran yang lebih cepat mendatangkan
hukuman kecuali memutus persaudaraan “ (Shahih Jami’)
AKHLAQ YANG BAIK
لَيْسَ شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي الْمِيْزَانِ
مِنَ الْخُلُقِ الْحَسَنِ (صحيح الجامع)
“ Tidak ada
sesuatu yang lebih berat dalam timbangan selain akhlak yang baik “ (Shahih
Jami)
إِنَّ الرَّجُـلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ
خُلُقِهِ دَرَجَاتِ قَائِمِ الَّليْلِ صَائِمِ النَّهَارِ (صحيح الجامع)
“ Sesungguhnya
seseorang yang berakhlak baik akan mendapatkan derajat orang yang bangun malam
(beribadah), dan puasa pada siang harinya”
إِنَّ
أَقْرَبَكُـمْ مِنِّي مَنْزِلاً يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقًا فِي
الدُّنْيَا (صحيح الجامع)
“ Sesungguhnya
orang yang paling dekat diantara kalian kepadaku pada hari kiamat adalah mereka
yang akhlaknya baik di dunia “ (Shahih Jami’)
MENYINGKIRKAN GANGGUAN DI JALAN
أَمْطِ
الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ فَإِنَّهُ لَكَ صَدَقَةٌ (السلسلة الصحيحة)
“ Singkirkanlah
segala rintangan dari jalan karena bagimu hal itu bernilai shadaqah “ (Silsilah
Shahihah)
مَنْ أَخْرَجَ مِنْ طَرِيْقِ الْمُسْلِمِيْنَ
شَيْئاً يُؤْذِيْهِمْ، كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهِ حَسَنَـةً، وَمَنْ كَتَبَ لَهُ
عِنْدَهُ حَسَنَةً أَدْخَلَهُ الْجَنَّةِ (صحيح
الجامع)
“ Siapa yang
menyingkirkan bahaya apa saja dari jalannya kaum muslimin, Allah akan mencatat
baginya kebaikan, dan siapa yang dicatat baginya kebaikan maka Allah akan
memasukkannya ke dalam syurga “ (Shahih Jami’)
MENANAM TUMBUH-TUMBUHAN
مَنْ
غَرَسَ غَرْساً، لَمْ يَأْكُلْ مِنْهُ آدَمِيٌّ، وَلاَ خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللهِ،
إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ (البخاري)
“ Siapa yang
menanam tumbuh-tumbuhan, kemudian dimakan sebagiannya anak Adam atau diantara
makhluk Allah, niscaya baginya (pahala) shadaqah “ (Bukhori)
سَبْعٌ
يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرَهُنَّ وَهُوَ فِيْ قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ
عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً
أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ
لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ (صحيح الجامع)
“ Tujuh
(golongan) yang tetap mengalir bagi mereka pahalanya saat dia di kubur setelah
kematiannya : Yang mengajarkan ilmu, mengalirkan sungai, menggali (membuat)
sumur, mewariskan mushaf, meninggalkan anak yang memintakan ampun untuknya
setelah kematiannya “ (Shahih Jami’)
JUJUR
قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ (التوبة :
119)
“ Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar “ (At Taubah 119)
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ
يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ (صحيح الجامع)
“ Hendaklah
kalian berlaku jujur, karena kejujuran mengarahkanya kepada kebaikan, dan
kebaikan mengarahkan kepada syurga “
(Shahih Jami’)
PENYAYANG
حُرِمَ عَلَى النَّارِ كُلَّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ
سَهْلٍ قَرِيْبٍ مِنَ النَّاسِ (السلسلة الصحيحة)
“ Diharamkan
bagi neraka setiap orang yang santun, sopan dan memudahkan serta dekat dengan
manusia “ (Silsilah Shahihah)
يَا عَائِشَةَ : إِنَّ اللهَ رَفِيْقٌ
يُحِبُّ الرِّفْقَ، وَيُعْطِيْ عَلَى الرِّفْقِ مَالاَ يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ،
وَمَالاَ يُعْطَي عَلَى سِوَاهُ (صحيح الجامع)
“ Wahai Aisyah
: Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyukai kelembutan, dan Dia memberikan
bagi sikap kelembutan apa-apa yang tidak diberikan bagi sikap kekasaran dan
apa-apa yang tidak diberikan kepada sikap selainnya “ (Shahih Jami’)
مَنْ رَحِمَ وَلَوْ ذَبِيْحَةَ عُصْفُوْرٍ،
رَحِمَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (البخاري)
“ Siapa yang
memiliki rasa belas kasih meskipun terhadap sembelihan burung merpati, niscaya
Allah akan menyayanginya pada hari kiamat “ (Bukhori)
MENAHAN AMARAH
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ يَسْتَطِيْعُ
أَنْ يُنَفِّذَهُ، دَعَاهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ
حَتَّى يُخَيِّرَهُ فِي أَيِّ الْحُوْرِ شَاءَ (صحيح
الترمذي)
“ Siapa yang
mampu menahan amarah sedangkan dia mampu melakukannya, Niscaya Allah akan
memanggilnya di hadapan makhluk-makhluknya hingga Dia memilihkan untuknya
bidadari yang disukainya “
(Shahih Turmuzi)
KEUTAMAAN TAQWA
Allah swt
berfirman :
وَمَنْ
يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا [الطلاق
: 2]
“ Barangsiapa
yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar “
(At-Thalaq : 2)
TAWADHU KARENA ALLAH SWT.
مَا
تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ (مسلم)
“ Siapa yang
tawadhu’ karena Allah niscaya Allah akan mengangkat (derajatnya) “ (Muslim)
SABAR
Allah swt
berfirman :
} إِنَّمَا يُوَفَّى
الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ{ (10) سورة الزمر
Tiada lain
disempurnakan pahala orang yang sabar dengan tanpa hitungan.
[Az-Zumar
:10]
Nabi bersabda
yang artinya :
Orang beriman
sungguh menakjubkan, Semua perkaranya baik baginya, dan hal tersebut tidak
terjadi kecuali bagi seorang mu’min, jika dia mendapatkan kebaikan dia
bersyukur karena itu baik baginya, dan jika dia mendapatkan keburukan dia
bersabar, karena itu baik baginya (Muslim)
ZUHUD TERHADAP DUNIA
اِزْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ،
وَازْهَدْ فِيْمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ (السلسلة الصحيحة)
“ Zuhudlah kamu
terhadap dunia niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah kamu terhadap apa
yang ada di tangan manusia, niscaya mereka akan mencintaimu “ (Silsilah
Shahihah)
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
قَالَ اللهُ تَعَالَى : }وَوَصَّيْنَا
الإِْنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا{ (العنكبوت : 8)
“ Dan kami
wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya “ (Al Ankabut
8)
رِضَى الرَّبِّ
فِي رِضَى الْوَالِدِ، وَسُخْطُ اللهِ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
“ Ridhonya Robb
terletak pada ridho orang tua, dan murkanya Robb terletak pada murkanya orang
tua “ (Silsilah Shahihah)
رَغِمَ
أَنْفُهُ، رَغِمَ أَنْفُهُ، رَغِمَ أَنْفُهُ قِيْلَ : مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟
قَالَ : مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا
فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةِ مسلم
“ Celaka,
celaka, celaka, (shahabat) bertanya : Siapa ya Rasulullah ? : “Siapa yang
mendapatkan kedua orang tuanya disaat tua, salah satunya atau keduanya tapi
tidak masuk syurga “ (Muslim)
BERBAKTI KEPADA BIBI
قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَاتَّقُوا اللهَ
الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالأَرْحَام (النساء : 1)
Allah swt
berfirman : “ Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain,
dan (peliharalah) hubungan silaturahim “ (An-Nisa:1)
أَنَّ
رَجُلاً أَتَى النَّبِيَّ فَقَالَ : يَا
رَسُوْلَ اللهِ إِنِّي أَصَبْتُ ذَنْبًا عَظِيْمًا فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ ؟ قَالَ
: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ ؟ قَالَ : لاَ، قَالَ : هَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ ؟ قَالَ :
نَعَمْ . قَالَ : فَبِرَّهَا " صحيح الترمذي
“ Seseorang
mendatangi Rasulullahshollallohu ‘alaihi wa sallam dan berkata : “ Ya Rasulullah,
sesungguhnya aku telah melakukan suatu dosa yang besar, apakah aku dapat
bertaubat ?”, beliau bersabda : “ Apakah ibumu masih ada ?”, dia berkata : “
Tidak “, beliau bersabda : “ Apakah kamu punya bibi ?”, : “Ya”, beliau bersabda
: “ Berbuat baiklah kepadanya “. Shahih Turmuzi.
MEMPERHATIKAN PARA JANDA, ANAK YATIM DAN ANAK WANITA.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : " السَّاعِيْ عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمَسَكِيْنِ
كاَلْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَأَحْسِبُهُ قَالَ وَكاَلْقَائِمِ لاَ
يَفْتُرُ، وَكَالصَّائِمِ لاَ يُفْطِرُ " متفق
عليه
“ Dari Abu
Hurairah radiallahuanhu dari Rasulullah
beliau bersabda : “ Orang yang memperhatikan janda dan orang miskin
bagaikan mujahid di jalan Allah “ saya (Abu Hurairah) mengira beliau juga
bersabda : “ Bagaikan orang yang beribadah tiada henti dan bagaikan orang yang selalu
shoum “ (Muttafaq alaih)
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ
هَكَذَا. وَقَالَ بِأَصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةُ وَالْوُسْطَى " (البخاري)
“ Saya dan
orang yang mengurusi anak yatim (nanti) di Syurga seperti ini, seraya
mengisyaratkan dua jarinya
مَنْ مَسَحَ رَأْسَ يَتِيْمٍ، لَمْ يَمْسَحْهُ
إِلاَّ اللهُ، كَانَ لَهُ فِي كُلّ مَرَّةٍ مَرَّتْ عَلَيْهَا يَدُهُ حَسَنَاتٍ،
وَمَنْ أَحْسَنَ إِلَى يَتِيْمَةٍ أَوْ يَتِيْمٍ عِنْدَهُ كُنْتُ أَنَا وَهُوَ فِي
الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ. وَفَرَّقَ بَيْنَ أَصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةُ
وَالْوُسْطَى "(أحمد 5/250)
“Siapa yang
mengusap kepala anak yatim karena Allah, maka setiap usapan tangannya akan
melahirkan beberapa kebaikan, dan barang siapa yang berbuat kebaikan kepada
anak yatim wanita maupun laki-laki yang ada padanya, maka saya akan bersamanya
di syurga seperti ini, seraya mengacungkan kedua jarinya, jari telunjuk dan
tengah “ (Ahmad 5/250)
مَا مِنْ
رَجُلٍ تُدْرِكُ لَهُ ابْنَتَانِ فَيَحْسُنُ إِلَيْهِمَا مَا صَحِبَتَاهُ أَوْ
صَحِبَهُمَا إِلَّا أَدْخَلَتَاهُ الْجَنَّةَ
(صحيح ابن ماجة)
“ Seseorang
yang memiliki dua orang anak wanita lalu diperlakukannya dengan baik selama keduanya bersamanya atau dia menemani keduanya kecuali keduanya
memasukkannya ke syorga [Shohih Ibnu Majah]
WUDHU
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ
خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتَ أَظْفَارِهِ
(مسلم)
Siapa yang
berwudu dan melakukannya dengan baik, maka segala kesalahannya keluar dari
tubuhnya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya”
إِسْبَـاغُ
الْوُضـُوْءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَإِعْمَالُ الأَقْـدَامِ إِلِى الْمَسَاجِدِ،
وَانْتِظَارِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ يَغْسِلُ الْخَطَايَا غُسْلاً (صحيح الترغيب)
“
Menyempurnakan wudhu pada saat tidak menyenangkan, dan berjalan kaki ke masjid,
dan menunggu shalat setelah shalat dapat mencuci (menghapus) kesalahan hingga
bersih “ (Shahih Targhib)
لاَ يَتَوَضَّـأَ رَجُلٌ فَيَحْسُنُ
وُضُوْءُهُ، ثُمَّ يُصَلِّي الصَّلاَةَ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ
الصَّلاَةِ الَّتِي تَلِيْهَا " متفق عليه
“ Seseorang
yang berwudhu dengan sempurna, kemudian melakukan shalat, niscaya dirinya akan
diampuni antara shalatnya hingga shalat berikutnya” Muttafaq alaih.
WUDHU DALAM KONDISI YANG TIDAK MENYENANGKAN
أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى مَا يَمْحُوْ اللهَ
بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتَ ؟ قَالُوا : بَلَى يَا رَسُوْلَ
اللهِ : قَالَ : إِسْبَاغُ الْوُضُوْءِ عَلَى الْمَكَارِهِ. وَكَثْرَةِ الْخُطَا
إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَاْنْتِظَارِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ. فَذَلِكُمُ
الرِّبَاطُ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ مسلم
“ Maukah kalian
aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapus kesalahan dan meninggikan derajat”,
mereka menjawab: “Mau ya Rasulullah ?”, “Berwudhu pada saat yang tidak
menyenangkan dan memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu shalat setelah
shalat, itulah jihad, itulah jihad “ Muslim
MENGUCAPKAN SYAHADAT SESUDAH WUDHU
مَنْ
تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ قَالَ : أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الَّلهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ
الْمُتَطَهِّرِيْنَ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا
شَاءَ مسلم
“Siapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian
mengucapkan : Asyhadu alla ilaah illallahu wahdahu laa syarikalah wa anna
Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh, Allahummaj’alni minattawwabin waj’alni minal
mutathahhirin, maka akan dibuka baginya pintu-pintu syurga yang dia dapat masuk
dari mana saja dia suka “ (Muslim)
AZAN
مَنْ
أَذَّنَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةَ وَكُتِبَ لَهُ
بِتَأْذِيْنِهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ سِتُّوْنَ حَسَنَةً وَبِإِقَامَتِهِ ثَلاَثُوْنَ
حَسَنَةً صحيح الجامع
“ Siapa azan
selama dua belas tahun maka wajib baginya mendapatkan syurga dan azannya setiap hari dicatat sebagai enampuluh
kebaikan dan iqomahnya dihitung tigapuluh kebaikan “ (Shahih Jami’)
اَلْمُؤَذِّنُ
يُغْفَرْ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كل رَطْبٌ وَيَابِسٌ صحيح أبي داود
Mu’azin (orang
yang azan) akan diampuni sepanjang suaranya dan disaksikan oleh semua makhluk-Nya” (Shahih Abu Daud)
اَلْمُؤَذِّنُ يُغْفَرْ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ
وَأَجْرُهُ مِثْلَ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ صحيح الجامع
“ Seorang
mu’azin diampuni sepanjang suaranya dan pahalanya bagaikan pahala orang yang
shalat bersamanya “ (Shahih Jami’)
BACAAN TATKALA MENDENGAR AZAN
مَنْ قَالَ حِيْنَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنُ :
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. رَضِيْتُ بِاِللهِ رَبّاً وَبِمُحَمَّدٍ
رَسُوْلاً وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ مسلم
Siapa
yang berkata tatkala mendengar mu’azin : tatkala (selesai) mendengarkan azan :
Asyhadu Allaailaaha illallah wahdahu laa syarikalah wa’anna Muhammadan abduhu
warasuluh, radiitu billahi rabba, wabil Islami diina wabimuhammadin nabiyya
warasulaa, maka dosanya akan diampuni “ (Muslim)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صلى
الله عليه وسلم فَقَامَ بِلاَلُ يُنَادِيْ فَلَمَّا سَكَتَ قَالَ رَسُوْلُ اللهُ صلى
الله عليه وسلم " مَنْ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ هَذَا يَقِيْناً دَخَلَ
الْجَنَّةَ"
“ Dari Abu
Hurairah radiallahuanhu dia berkata : Saat kami bersama Rasulullah berdirilah
Bilal dan melakukan azan, tatkala diam bersabdalah Rasulullah : “ Siapa yang
mengucapkan seperti apa yang dia ucapkan dengan yakin akan masuk syurga “ (
MEMBANGUN
MASJID
مَنْ
بَنَى مَسْجِدًا كَمِفْحَصِ خُطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي
الْجَنَّةِ " صحيح ابن ماجة
“ Siapa yang
membangun masjid sekedar rumah burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah
akan membangunkan untuknya rumah di syurga “ Shahih Ibnu Majah
SIWAK
السِّوَاكُ تَطْهِرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ [إرواء الغليل]
“ Siwak dapat
mensucikan mulut dan mendatangkan keridhoan Robb“ (Irwa’ul Ghalil).
BERJALAN MENUJU TEMPAT SHALAT
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَضَى
إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيْضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ،
كَانَتْ خُطُوَاتُهُ إِحْدَاهُمَا تُحَطُّ خَطِيْئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ
دَرَجَةٌ (مسلم)
“ Siapa yang
bersuci di rumahnya kemudian berangkat ke rumah Allah untuk menunaikan salah
satu kewajiban dari Allah (shalat), niscaya langkah-langkahnya yang satu akan
menghapuskan kesalahan dan yang lainnya akan mengangkat derajat “ (Muslim)
مَنْ
غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ نَزْلاً
كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ البخاري
“ Siapa yang
segera berangkat ke masjid dan kemudian (setelah selesai shalat) keluar darinya
niscaya akan Allah sediakan baginya syurga suatu tempat di syurga setiap kali dia
berangkat dan keluar dari masjid “
مَنْ
خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلىَ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ فَأَجْرُهُ
كَأَجْرِ الْمُحْرِمِ صحيح أبي داود
“ Siapa yang
keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk melakukan shalat fardhu, maka
pahalanya bagaikan pahala orang yang sedang melakukan ihram “ (Shahih Abu Daud)
بَشِّرِ
الْمَشَّائِيْنَ فِي الظُّلْمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ صحيح ابن ماجة
“ Berikan kabar
gembira kepada orang yang berjalan dalam kegelapan menuju masjid, yaitu bahwa
mereka akan mendapatkan cahaya yang terang benderang pada hari qiyamat “
(Shahih Ibnu Majah)
SHALAT
إَنَّ
الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي أَتَى بِذُنُوْبِهِ كُلِّهَا فَوُضِعَتْ عَلَى
رَأْسِهِ وَعَاتِقَيْهِ، فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ تَسَاقَطَتْ عَنْهُ "
السلسلة الصحيحة
“ Seorang hamba
jika dia bangun untuk mendirikan shalat, maka didatangkan semua dosanya dan
diletakkan diatas kepalanya dan kedua pundaknya, maka setiap kali dia ruku’ dan
sujud berjatuhanlah (dosa-dosa itu) darinya “ (Silsilah Shahihah)
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْجُدُ للهِ سَجْدَةً
إِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً، وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً
وَرُفِعََ لَهُ بِهَا دَرَجَةً، فَاسْتَكْثِرُوا مِنَ السُّجُوْدِ (صحيح الجامع)
“ Seorang hamba
disaat sujud kepada Allah niscaya akan Allah tulis baginya satu kebaikan, dan
dihapus darinya satu kesalahan dan diangkat baginya satu derajat, maka
perbanyaklah kalian untuk bersujud “ (Shahih Jami’)
إِنَّ
الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يُذْهِبْنَ بِالذُّنُوْبِ كَمَا يُذْهِبُ الْمَاءُ
الدَّرْنَ " (صحيح الجامع)
“ Sesungguhnya
shalat (fardhu) yang lima itu menghapus
segala dosa sebagaimana air menghapus kotoran “ (Shahih Jami’)
مَنْ أَتَمَّ الْوُضُوْءَ كَمَا أَمَرَهُ
اللهُ فَالصَّلَوَاتُ الْمَكْتُوْبَاتِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ " مسلم
“ Siapa yang
menyempurnakan wudhu sebagaimana yang diperintahkan Allah, (kemudian dia
melakukan) shalat-shalat yang difardhukan, niscaya semua itu menjadi penghapus
(dosa-dosa) diantara shalat fardhu itu.” Muslim
أَفْضَلُ
الصَّلَوَاتٍ عِنْدَ اللهِ صَلاَةُ الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمْعَةِ فِي جَمَاعَةٍ صحيح الجامع
“ Shalat yang
paling afdhal disisi Allah adalah shalat Shubuh pada hari Jum’at secara
berjamaah” (Shahih Jami’)
SHALAT DI AWAL
WAKTU
أَحَبُّ
الأَعْمَالِ إِلىَ اللهِ الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا، ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْنِ ثُمَّ
الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ متفق
عليه
“ Perbuatan
yang paling disukai Allah adalah (melakukan) shalat pada awal waktu, kemudian
berbakti kepada orang tua, kemudian jihad di jalan Allah “ Muttafaq alaih
فَإِنَّ
رَبَّكُمْ يَقُوْلُ : مَنْ صَلَّى الصَّلاَةَ لِوَقْتِهَا، وَحَافَظَ عَلَيْهَا
وَلَمْ يُضَيِّعْهَا اِسْتِخْفَافًا بِحَقِّهَا، فَلَهُ عَلَيَّ عَهْدٌ أَنْ
أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ [ إرواء الغليل 387]
“ Sesungguhnya
Rabb kalian berfirman : Siapa yang shalat pada waktunya dan menjaganya serta
tidak melalaikannya karena menganggap remeh kedudukannya, maka baginya ada
janji dari-Ku untuk Aku masukkan kedalam syurga “
SHALAT
BERJAMAAH
صَلاَةُ الرَّجُلِ فِيْ جَمَاعَةٍ تَزِيْدُ
عَلَى صَلاَتِهِ فِي بَيْتِهِ وَصَلاَتُهُ فِي سُوْقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ
دَرَجَةً، وَذَلِكَ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ
ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ لاَ يُرِيْدُ إِلاَّ الصَّلاَةَ، لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً
إِلاَّرَفَعَهُ اللهُ بِهِ دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةً، حَتَّى
يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ، فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلاَةٍ مَا كَانَتِ
الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ، وَتُصَلِّي الْمَلاَئِكَةَ عَلَيْهِ مَا دَامَ فيِ
مَجْلِسِهِ الَّذِي يُصَلِّي فِيْهِ، يَقُوْلُوْنَ : اللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ،
اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ، مَالَمْ يُؤْذِ فِيْهِ أَوْ
يَحْدُثْ فِيْهِ " (متفق عليه)
“ Shalatnya
seseorang dalam jama’ah dibanding
shalatnya di rumah dan di pasar nilainya lebih banyak duapuluh lima derajat,
hal yang demikian itu karena jika salah seorang diantara kamu menyempurnakan
wudhunya kemudian berjalan menuju masjid hanya untuk tujuan shalat, niscaya
maka setiap langkahnya akan mengangkat derajatnya dan menghapus kesalahannya
hingga dia masuk masjid, jika dia telah masuk masjid, maka (pahalanya) dia
bagaikan dalam keadaan orang shalat, selama shalat yang membuatnya tidak
beranjak, sementara para malaikat mendoakannya selama dia ditempat shalatnya
dengan mengucapkan : Yaa Allah, ampunilah dia, Yaa Allah sayangilah dia, Yaa
Allah berilah dia taubat, selama dia tidak menyakiti (orang lain) didalamnya
dan tidak berhadats “ Muttafaq alaih
مَنْ صَلَّى أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا فِي
جَمَاعَةٍ، يُدْرِكُ التَّكْبِيْرَةِ الأُوْلَى، كُتْبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ،
بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ " (صحيح الجامع)
“ Siapa yang
shalat sebanyak empat puluh hari secara berjamaah, dan mendapatkan takbir
pertama, dicatat baginya dua kebebasan, kebebasan dari neraka, dan kebebasan
dari nifaq (sifat munafiq) “ (Shahih
Jami’)
BERADA DI BARISAN PERTAMA DALAM SHALAT
لَوْ
تَعْلَمُوْنَ مَا فِي الصَّفِّ الأَوَّلِ لَكَانَتْ قُرْعَةً مسلم
“ Seandainya
kalian mengetahui apa yang terdapat dalam barisan pertama niscaya mereka akan
melakukan undian (untuk mendapatkannya)” Muslim
MENGUCAPKAN AMIN
إِذَا أَمَّنَ الإِمَامُ فَأَمِّنُوا،
فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِيْنَهُ تَأْمِيْنَ المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ متفق عليه
“ Jika Imam
mengucapkan amin maka hendaklah kalian juga mengucapkan amin, karena siapa yang
aminnya berbarengan dengan malaikat niscaya akan diampuni baginya dosa
sebelumnya” (Muttafaq alaih)
UCAPAN MAKMUM DALAM I’TIDAL.
إِذَا
قَالَ الإِمَامُ : سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه، فَقُولُوا : اللَّهُمَّ رَبَّنَا
وَلَكَ الْحَمْدُ . فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ البخاري
“ Jika Imam
berkata : Sami’allahuliman hamidah, maka ucapkanlah: Allahumma rabbana walakal
hamdu. Karena siapa yang ucapannya berbarengan dengan ucapan malaikat niscaya
akan diampuni baginya dosa sebelumnya “ Bukhori
SHALAT JUM’AT
مَنْ
تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمْعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ
غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمْعَةِ وَزِيَادَةَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مسلم
“ Siapa yang
berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian berangkat untuk shalat jum’at,
lalu mendengarkan (khutbah) dan diam, niscaya akan diampuni baginya antaranya
dan antara Jum’at berikutnya ditambah tiga hari [HR Muslim .]
BERSEGERA UNTUK SHALAT JUM’AT
مَنْ
غَسَلَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَرَ وَالتَبَكُّرِ وَمَشَى وَلَمْ
يَرْكَبْ، وَدَنَا مِنَ الإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يُلْغِ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ
خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةِ أَجْرِ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا صحيح الترمذي
“ Siapa yang
mandi pada hari Jum’at dan bersegera (berangkat) dengan berjalan tanpa
berkendaraan, lalu mendekati tempat imam dan mendengarkan serta tidak berbuat
sia-sia, maka bagi setiap langkahnya bagaikan pahala amal puasanya dan
ibadahnya selama satu tahun “ Shahih Turmuzi
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ غُسْلَ
الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةٍ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ
الثَّانِيَةِ، فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ
الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ
الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ
الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الإِمَامُ حَضَرَتِ
الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ " متفق عليه
“ Siapa yang
mandi pada hari Jum’at seperti mandi junub kemudian berangkat (pada waktu
pertama) maka dia bagaikan berkorban dengan seekor onta, barang siapa yang
berangkat pada waktu kedua seakan-akan berkurban dengan satu ekor sapi. Barang
siapa berangkat pada waktu yang ketiga seakan-akan berkurban dengan seekor
kambing yang bertanduk dan barang siapa yang berangkat pada waktu yang keempat
seakan-akan berkurban dengan seekor ayam jago. Barang siapa yang berangkat pada
waktu yang kelima seakan-akan dia berkurban dengan satu butir telur dan jika
imam keluar untuk naik mimbar datanglah malaikat untuk mendengan
dzikir[Khutbah]
WAKTU MUSTAJAB PADA HARI JUM’AT
إِنَّ
فِي الْجُمْعَةِ لَسَاعَةٌ لم يوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ
اللهَ خَيْرًا إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ إِيَّاهُ" متفق عليه
“ Sesungguhnya
pada hari Jum’at terdapat sa’at-sa’at yang jika bertepatan pada waktu seorang
muslim yang sedang sedang shalat meminta kepada Allah tentang kebaikan niscaya
akan Allah berikan kepadanya “ Muttafaq alaih
SHALAT NAFILAH (SUNNAH)
صَلاَةُ الرَّجُلِ تَطَوَّعًا حَيْثُ لاَ
يَرَاهُ النَّاسُ تَعْدِلُ صَلاَتَهُ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ خَمْسًا
وَعِشْرِيْنَ صحيح الجامع
“ Shalat
sunnahnya seseorang yang tidak dilihat manusia menyerupai shalatnya dia di depan
manusia sebanyak dua puluh lima kali “ Shahih Jami’
رَكْعَتَا
الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا مسلم
“ Dua rakaat
(sebelum shalat) Fajar lebih baik dari dunia beserta isinya “ Muslim
مَنْ ثَابَرَ عَلَى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ
رَكْعَةً فِي الْيَوْمِ وَالَّليْلَةِ دَخَلَ الْجَنَّةَ : أَرْبَعاً قَبْلَ
الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ
وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ صحيح النسائى
“ Siapa yang
secara konsisten melakukan dua belas rakaat (shalat Rawatib) setiap hari dan
malam niscaya akan masuk syurga : Empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat
sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat
sebelum Shubuh “ Shahih Nasa’i.
مَنْ
حَافَظَ عَلَى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعَ بَعْدَهَا
حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ صحيح أبي داود
“ Siapa yang menjaga empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat
sesudahnya Allah haramkan dia dari api neraka “ Shahih Abu Daud
رَحِمَ اللهُ امْرَءًا صَلَّى قَبْلَ
الْعَصْرِ أَرْبَعاً صحيح أبي داود
“ Semoga Allah
merahmati orang yang shalat empat rakaat sebelum Ashar “ (Shahih Abu Daud)
SHALAT DUHA
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَي مِنْ
أَحَدِكُمْ صَدَقَةً فَكُلُّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ
وَكُلُّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ
بِمَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ
وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى مسلم
“Setiap tulang
persendian kalian harus dishadaqahi, setiap tasbih adalah shadaqah, setiap
tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah
shadaqah, amar ma’ruf adalah shadaqah, nahi munkar adalah shadaqah, yang demikian itu dapat terbalas dengan melakukan dua
rakaat shalat Dhuha.
SUJUD
مَا مِنْ
عَبْدٍ يَسْجُدُ للهِ سَجْدَةً إِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً، وَمَحَى
عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً، وَرَفَعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةً، فَاسْتَكْثِرُوا مِنَ
السُّجُوْدِ حيح ابن
ماجة
“ Tidak ada seorang hamba yang bersujud kepada Allah sekali
sujud saja niscaya Allah tulis baginya dengan sujudnya itu, sebuah kebaikan,
dan Dia hapus kesalahan-Nya, Dia
derajat-Nya.
QIYAMULLAIL (TAHAJJUD)
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ
دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَقُرْبَةٌ إِلَى اللهِ تَعَالَى وَمُنْهَاةٌ
عَنِ الإِثْمِ وَتَكْفِيْر للِسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ مسلم
صحيح الجامع
“Hendaklah
kalian melakukan qiyamullail karena hal tersebut merupakan kebiasaan
orang-orang shaleh sebelum kamu, dapat menghapuskan dosa serta kesalahan dan
dapat menyingkirkan penyakit dari badan”
(Muslim, shahilul Jami’)
إِذَا أَيْقَظَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ مِنَ
الَّليْلِ فَصَلَّيَا أَوْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَمِيْعًا كُتِبَا فِي
الذَّاكِرِيْنَ وَالذَّاكِرَاتِ صحيح الترغيب
“Jika seseorang
membangunkan istrinya pada waktu malam, kemudian mereka berdua shalat, atau dia
shalat dua rakaat bersama-sama, maka mereka berdua dicatat sebagai orang-orang
yang berzikir” (Shahih Targhib)
BERZIKIR SETELAH SHALAT SHUBUH HINGGA TERBIT MATAHARI
مَنْ
صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ
ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةً
تَامَّةً تَامَّةً صحيح الترمذي
“Siapa
yang shalat shubuh berjamaah, kemudian duduk hingga terbit matahari, lalu
shalat dua rakaat, maka baginya bagaikan pahala haji dan umroh dengan
sempurna….dengan sempurna….dengan
sempurna ”
َلأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ
اللهَ مِنْ صَلاَةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ
أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ
صحيح أبي داود
“Saya
duduk bersama orang-orang yang berzikir
setelah shalat Shubuh hingga terbit matahari lebih saya sukai dari pada
membebaskan empat orang budak dari Bani Isam’il” (Shahih Abu Daud)
BERZIKIR KEPADA ALLAH SETELAH SHALAT ASHAR HINGGA TERBENAM
MATAHARI
َولأَنْ
أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ
مِنْ صَلاَةِ الْعَصْرِ إِلىَ أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ
أُعْتِقَ أَرْبَعَةً صحيح أبي داود
“Saya duduk bersama satu kaum yang berzikir kepada Allah dari
shalat Ashar hingga terbenam matahari lebih saya sukai dari pada membebaskan
empat orang budak” (Shahih Abu Daud)
ZIKIR DAN
TASBIH
أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ
يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ : كَيْفَ يَكْسِبُ
أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟ قَالَ
يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفَ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ
عَنْهُ أَلْفَ خَطِيْئَةٍ مسلم
“Tidak mampukah
salah seorang diantara kalian meraih seribu kebaikan dalam sehari ?, maka
berkatalah salah seorang shahabatnya: “Bagaimanakah salah seorang diantara kita
meraih seribu kebaikan (dalam sehari) ?. Beliau bersabda: “Ucapkanlah tashbih(سبحان الله وبحمده/Subhanallah) seratus kali, niscaya
akan dicatat baginya seribu kebaikan dan dihapus baginya seribu keburukan”
Muslim
كَلِمَتَانِ
خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ
إِلىَ الرَّحْمَنِ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ صحيح ابن ماجة
“Ada dua kalimat yang ringan (diucapkan) oleh lisan tetapi berat
dalam timbangan disisi Allah: Subhanallah
wabihamdihi subhanallahil Adzim “ Shahih Ibnu Majah.
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ يَغْرِسُ لَكَ بِكَ وَاحِدَةً شَجَرَةَ فِي
الْجَنَّةِ صحيح ابن ماجه
“Subhanallah
Walhamdulillah Walaailaaha Illallah Wallahuakbar, (adalah kalimat yang dengan
membacanya) akan ditanamkan bagimu sebatang pohon dalam syurga “ Shahih Ibnu
Majah
ZIKIR TATKALA BANGUN DARI MAJLIS
مَنْ
جَلَسَ فِي مَجْلِسِهِ يَكْثُرُ فِيْهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُوْمَ
مِنْ مَجْلِسِ ذَلِكَ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا
كَانَ فِي مَجْلِسِهِ ذَلِكَ صحيح
التزمذي
“Siapa yang
duduk dalam majlis yang didalamnya banyak terdapat senda gurau, kemudian
sebelum beranjak dari tempat itu dia mengucapkan: Subhanakallahumma Wabihamdika
Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaaik, maka dia akan
diampuni atas apa yang diperbuatnya pada majlisnya tersebut” Shahih Turmuzi.
ISTIGHFAR
قال الله تعالى :
وَمَنْ
يَعْمَلْ سُوْءاً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ
يَسْتَغْفِرِ اللهَ يَجِدِ اللهَ غَفُوْراً رَحِيْماً النساء 110
“ Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya. Kemudian ia
mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Pengampun Lagi Maha
Penyayang “ (An Nisa 110)
وَالَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ
ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ (آل عمران : 135)
“ Dan (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah …” (Ali Imran 135)
طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيْفَتِهِ
إِسْتِغْفَارًا كَثِيْراً
صحيح ابن
ماجه
“Beruntunglah
orang yang mendapatkan dalam lembaran (kehidupan)-nya istighfar yang banyak”
Shahih Ibnu Majah.
مَامِنْ عَبْدٍ يَذْنِبُ ذَنْباً فَيُحْسِنُ
الطَّهُوْرَ ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ
عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَهُ
ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ : وَالَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ
ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ إِلَى آخِرِ الآيَةِ صحيح أبي داود
“Setiap hamba
yang melakukan suatu dosa, kemudian dia bersuci (berwudhu) dengan sempurna,
kemudian dia berdiri untuk melaksanakan shalat dua rakaat kemudian istighfar kepada Alloh subhaanahu wa
ta’aalaa. pastilah Alloh ampuni buatnya . Kumudian Beliau membaca ayat ini :
وَالَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ
ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ
Sampai ahir
ayat
UCAPAN لا حول
ولا قوة إلا بالله
أَكْثِرْ مِنْ قَوْلِ لاَ حَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ فَإِنَّهَا مِنْ كُنُوْزِ الْجَنَّةِ صحيح ابن ماجه
“Perbanyaklah
membaca: Laa haula Walaa Quwwata Illah Billah” karena merupakan gudang harta di
syurga” Shahih Ibnu Majah
SHALAWAT KEPADA NABI
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشَرَ خَطِيْئَاتٍ، وَرُفِعَتْ
لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ صحيح النسائي
“Siapa yang
(membaca) shalawat kepadaku sekali saja maka Allah akan bershalawat
(merahmatinya) sepuluh kali dan dihapuskan baginya sepuluh kesalahan serta
diangkat untuknya sepuluh derajat” Shahih An Nasa’i.
SHOUM
الصَّوْمُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا
الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ صحيح الجامع
“Puasa (shoum)
adalah tameng yang dengannya seorang hamba berlindung dari api neraka” Shahih
Al Jami’
مَنْ صَامَ يَوْماً فِي سَبِيْلِ اللهِ
بَاعَدَ اللهُ مِنْهُ جَهَنَّمَ مَسِيْرَةَ مِائَةَ عَامٍ صحيح
الجامع
“Siapa yang puasa sehari di jalan Allah, maka Allah jauhkan
darinya api neraka sejauh seratus tahun perjalanan [Shohih Al-Jami’]
مَنْ عَتَمَ لَهُ بِصَوْمِ يَوْمٍ
مُحْتَسِباً عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ السلسلة الصحيحة
“Siapa yang
melakukan shoum sehari dengan mengharap pahala dari Allah ta’ala maka dia masuk
syurga” Silsilah Shahihah.
SHOUM TIGA HARI SETIAP (PERTENGAHAN) BULAN
مَنْ صَامَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ
شَهْرٍ فَقَدْ صَامَ الدَّهْرُ كُلُّهُ صحيح الجامع
“Siapa yang shoum tiga hari setiap bulan maka dia seperti
berpuasa sepanjang masa” Shahih Jami’
SHOUM
RAMADHAN
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً
وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ البخاري
“Siapa yang
yang puasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala maka diampuni baginya
dosa-dosanya yang telah lalu” [Al
Bukhori]
SHOUM ENAM HARI PADA BULAN SYAWAL
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتاًّ مِنْ شَوَّال كَانَ كَصَوْمِ الدَّهْرِ مسلم
“Siapa yang
puasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa Syawwal enam (hari) maka dia
bagaikan puasa selamanya” Muslim
SHOUM
PADA MUSIM DINGIN
الصَّوْمُ فِي الشِّتَاءِ الْعَنِيْمَةُ
الْبَارِدَةُ السلسلة الصحيحة
“Puasa pada
musim dingin bagaikan mendapatkan ghanimah (rampasan perang) dingin” Silsilah
Shahihah
SHOUM HARI ARAFAH DAN HARI ‘ASYURO
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ
سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ خَلْفَهُ وَمَنْ صَامَ عَاشُوْرَا غُفِرَ لَهُ سَنَةً صحيح الترغيب
“Siapa yang
puasa pada hari Arafah maka diampuni baginya (dosa) setahun sesudahnya dan
setahun sebelumnya, dan siapa yang puasa Asyuro maka diampuni baginya (dosa)
setahun” Shahih Targhib
SHOUM
SYA’BAN
شَعْبَانُ بَيْنَ رَجَبَ وَرَمَضَانَ
يَغْفَلُ النَّاسَ عَنْهُ تَرْفَعُ فِيْهِ الأَعْمَالَ فَأَحَبُّ أَنْ لاَ
يُرْفَعُ عَمَلِي إِلاَّ وَأَنَا صَائِمٌ السلسلة الصحيحة
“(Bulan)
Sya’ban terletak antara (bulan) Rajab dan Ramadhan, banyak orang yang
mengabaikannya, pada bulan itu perbuatan manusia diangkat, maka aku ingin saat
amalku diangkat aku berada dalam keadaan shoum” Silsilah Shahihah.
SHOUM PADA BULAN MUHARRAM
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ
اللهِ الْمُحَرَّمِ
مسلم
“Puasa yang
paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) pada bulan Allah (yaitu) Muharram”
Muslim
MEMBERI MAKAN BERBUKA BAGI ORANG YANG SHOUM
مَنْ فَطَّرَ صَائِماً كَانَ لَهُ مِثْلُ
أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ
مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئاً صحيح الجامع
“Siapa yang
memberi makan berbuka bagi orang berpuasa maka baginya pahala seperti orang
tersebut dan tidak mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” Shahih
Jami’
SAHUR
السَّحُوْرُ كُلُّهُ بَرَكَةٌ فَلاَ
تَدَعُوْهُ وَلَوْ أَنْ يَجَرَّعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللهَ
عَزَّ وَجَلَّ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ
صحيح الترغيب
“Sahur semuanya
adalah barokah, maka janganlah kalian meninggalkannya walaupun sekedar meminum
seteguk air, karena Allah ta’ala dan malaikatnya mendoakannya kepada orang yang
sahur” hahih Targhib.
BERIBADAH PADA BULAN RAMADHAN
مَنْ
قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ البخاري
“Siapa yang
beribadah pada bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharapkan pahala maka
diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu” Bukhori
BERIBADAH PADA LAILATUL QADAR
مَنْ
قَامَ لَيْلَةَ الْقَدَرِ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ متفق عليه
“Siapa yang
beribadah pada malam Lailatul Qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala
maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu” Muttafaq alaih.
ZAKAT
عَنْ
عَمْرِو بْنِ مُرَّة الْجُهَنِي رَضِيَ اللهَ عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ مِنْ
قَضَاعَةٍ إِلاَّ رَسُوْلُ اللهِ، فَقَالَ : إِنِّي شَهِدْتُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَأَنَّكَ رَسُوْلُ اللهِ وَصَلَيَّتُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ
وَصُمْتُ رَمَضَانَ وَقُمْتُهُ آَتَيْتُ الزَّكاَةَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ مَنْ مَاتَ عَلىَ هَذاَ كَانَ مِنَ
الصَّدِيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ صحيح الترغيب
“Dari Umar bin
Murroh Al Juhany radiallahu anhu dia berkata: Datang seseorang dari (suku)
Qudhoah kepada Rasulullah, lalu berkata: “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak
ada tuhan selain Allah dan bahwa engkau adalah Rasulullah, aku melakukan shalat
(fardhu) yang lima, aku berpuasa pada bulan Ramadhan, aku laksanakan zakat,
maka Rasulullah bersabda: “Siapa yang meninggal dalam keadaan seperti itu maka
dia tergolong orang-orang yang jujur (shiddiqin) dan syuhada” Shahih Targhib.
ZAKAT
FITRAH
صَدَقَةُ الْفِطْرِ طُهْرَةٌ لِلصَّائِمِ
مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، طُعْمَةً لِلْمَسَاكِيْنَ صحيح
الترغيب
“Shadaqah
(zakat) fitrah adalah pensuci bagi orang yang berpuasa dari kelalaian dan
perbuatan buruk dan untuk memberi makan bagi orang-orang miskin” Shahih Targhib
SHADAQAH
الصَّوْمُ
جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ صحيح الترغيب
“Puasa adalah
tameng dan shadaqah dapat memadamkan (menghapus) kesalahan sebagaimana air
memadamkan api” Shahih Targhib
عَلَيْكُمْ
بِصَدَقَةِ السِّرِّ فَإِنهَّاَ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ عَزَّ وَجَلَّ صحيح الجامع
“Hendaklah
kalian bershodaqah dengan tersembunyi, karena hal demikian itu dapat menahan
amarah Allah azza wa jalla” Shahih Jami’
UCAPAN YANG BAIK
اِتَّقُوا
النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِن لَمْ تَجِدُوا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ صحيح الجامع
“Takutlah
kalian terhadap api neraka walau dengan sekerat korma, jika tidak dapat maka
hendaklah (bersedekah) dengan kalimat yang baik” Shahih Jami’
TIDAK BERBUAT BURUK KEPADA MANUSIA
كَفُّ شَرُّكَ عَنِ النَّاسِ فَإِنَّهَا
صَدَقَةٌ مِنْكَ عَلَى نَفْسِكَ صحيح الجامع
“Tahanlah
perbuatan burukmu dari orang lain, karena yang demikian itu merupakan sedekah
darimu untuk dirimu” Shahih Jami’
HAJI
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ
رَجَعَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ البخاري
“Siapa yang
menunaikan haji kemudian dia tidak berkata kotor dan berlaku buruk maka dia
pulang bagaikan saat dilahirkan ibunya” Bukhori
أًمَّا خُرُوْجُكَ مِنْ بَيْتِكَ تَؤُمُّ
الْبَيْتَ الْحَرَامَ فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ وَطْأَةٍ تَطَؤُهَا رَاحِلَتُكَ
يَكْتُبُ اللهُ لَكَ بِهَا حَسَنَةً وَيَمْحُو عَنْكَ بِهَا سَيِّئَةً . وَأَمَّا
وُقُوْفُكَ بِعَرَفَةَ فَإِنَّ اللهَ
عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيُبَاهِي بِهِمُ
المَلاَئِكَةَ فَيَقُوْلُ هَؤُلاَءِ عِبَادِي جَاءُوْنِي شَعْثاً غُبْرًا مِنْ
كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ يَرْجُوْنَ وَيَخَافُوْنَ عَذَابِي وَلَمْ يَرَوْنِي
فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْنِي ؟ فَلَوْ كَانَ عَلَيْكَ مِثْلَ رَمْلٍ عَالِجٍ أَمْ
مِثْلَ أَيَّامِ الدُّنْيَا أَوْ مِثْلَ قَطْرِ السَّمَاءِ ذُنُوْباً غَسَلَهَا
اللهُ عَنْكَ وَأَمَّا رَمْيُكَ الْجِمَارَ فَإِنَّهُ مَدْخُوْرٌ لَكَ وَأَمَّا
حَلْقُكَ رَأْسَكَ فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ شَعْرَةٍ تَسْقُطُ حَسَنَةً فَإِذَا
طُفْتَ بِالْبَيْتِ خَرَجْتَ مِنْ ذُنُوْبِكَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْكَ أُمُّكَ صحيح
الجامع
“Adapun
keluarnya kamu dari rumahnya dengan tujuan Baitullah, maka setiap langkah yang
dilangkahkan tungganganmu (kendaraan) akan dihitung sebagai kebaikanmu dan
penghapus bagi kesalahanmu, sedangkan wukufmu di Arafah maka Allah turun dari
langit dunia dan membanggakan mereka kepada para malaikat seraya berfirman:
“Mereka adalah hamba-hamba-Ku, datang kepada-Ku dalam keadaan kumal dan berdebu
dari setiap penjuru dan mereka takut akan azab-Ku padahal mereka tidak
melihat-Ku, apatah lagi jika mereka melihat-Ku. Seandainya dosa-dosamu sebanyak
butiran pasir, atau sebanyak hari-hari dunia atau sebanyak tetesan air hujan
maka Aku akan mensucikannya darimu. Sedangkan engkau melempar jumroh, maka hal
itu akan dihitung sebagai simpananmu. Adapun engkau mencukur kepala maka
setiap helai rambut yang berjatuhan dihitung sebagai kebaikanmu dan jika engkau
thawaf di Baitullah, maka engkau akan keluar dari dosa-dosamu bagaikan orang
yang baru dilahirkan ibunya” Shahih Jami’.
الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ
إِلاَّ الْجَنَّةَ صحيح الجامع
“Haji yang
mambrur tidak ada balasannya kecuali syurga” Shahih Jami’
AMAL SHALEH PADA HARI SEPULUH (PERTAMA) BULAN DZULHIJJAH
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ
أَحَبُّ إِلَى اللهِ فِيْهِنَّ مِنْ
هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِي عَشْرَةَ ذِي الْحِجَّةِ . قَالُوا وَلاَ
الْجِهَادِ فِي سَبِيْلِ اللهِ ؟ قَالَ : وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ
بِشَيْءٍ البخاري
“Tidak ada
suatu hari yang amal sholeh didalamnya lebih dicintai Allah kecuali pada
hari-hari ini yaitu sepuluh hari bulan Dzul Hijjah. Mereka berkata: “Tidak juga
jihad di jalan Allah?”. Beliau bersabda: “Tidak juga jihad di jalan Allah
kecuali seseorang yang keluar (berjihad) dengan dirinya dan hartanya dan tidak
ada yang kembali darinya satupun” Bukhori.
UMROH
الْعُمْرَةُ
إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا مِنَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطَايَا صحيح الجامع
“Antara umroh
yang satu dengan umroh yang lain merupakan kaffarah (penghapus) dosa-dosa dan
kesalahan” Shahih Jami’
عُمْرَةٌ فِي رَمَضَانَ كَحَجَّةٍ مَعِي صحيح الجامع
“Umroh di
(bulan) Ramadhan bagaikan (melaksanakan ibadah) haji bersamaku” Shahih Jami’
تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّ مُتَابَعَةَ
بَيْنِهِمَا تُنْفِي الْفَقْرَ وَالذُّنُوْبَ كَمَا يُنْفِي الْكِيْرُ خَبَثَ
الْحَدِيْدِ
السلسلة الصحيحة
“Iringilah
antara haji dan umroh, karena melaksanakan keduanya dapat menyingkirkan
kefakiran sebagaimana tempaan api panas menghilangkan karat pada besi” Silsilah
Shahihah
MENGUSAP HAJAR ASWAD DAN RUKUN YAMANI
إِنَّ مَسْحَ الْحَجْرِ
الأَسْوَدِ وَالرُّكْنَ الْيَمَانِي يُحَطَّانِ الْخَطَاياَ حَطًّا صحيح الجامع
“Mengusap Hajar Aswad
dan Rukun Yamani menghapuskan kesalahan” Shahih Jami’
BERJIHAD DI JALAN ALLAH
لَغَدْوَةٌ أَوْ رَوْحَةٌ فِي سَبِيْلِ اللهِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا
وَمَا فِيْهَا إرواء الغليل : 282
“Berangkat dipagi atau sore hari (saat berjihad) dijalan Allah
lebih baik nilainya dari dunia dan seisinya” Irwa’ Al Ghalil 282
مَنْ
اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيْلِ اللهِ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ إرواء الغليل
“Siapa yang kedua kakinya berdebu di jalan Allah, maka Allah
haramkan baginya api neraka” Irwa’ul Ghalil
رِبَاطُ
شَهْرٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ دَهْرٍ وَمَنْ مَاتَ مُرَابِطًا فِي سَبِيْلِ اللهِ
أَمِنَ مِنَ الْفَزَعِ الأَكْبَرِ وَغَدَى عَلَيْهِ بِرِزْقِهِ وَرِيْحٍ مِنَ
الْجَنَّةِ وَيُجْرَي عَلَيْهِ أَجْرَ الْمُرَابِطِ حَتَّى يَبْعَثَهُ اللهُ صحيح الجامع
“Berjihad
selama sebulan lebih baik dari puasa selamanya dan siapa yang meninggal saat
berjihad maka Allah lindungi dirinya dari kekalutan yang paling besar dan dia
(di hari kiamat) akan berangkat membawa rizkinya dan wangi syurga serta
pahalanya tetap dihitung sebagai pahala orang yang berjihad hingga hari kiamat”
Shahih Jami’
مَوْقِفُ سَاعَةٍ فِي سَبِيْلِ اللهِ خَيْرٌ
مِنْ قِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ عِنْدِ الْحَجَرِ الأَسَوَدِ
“Sesaat berada
dalam (jihad) di jalan Allah, hal itu lebih baik dari melakukan shalat malam
pada Lailatul Qadar di hadapan Hajar Aswad”
INFAQ DI JALAN ALLAH
مَنْ
أَنْفَقَ نَفَقَةً فِي سَبِيْلِ اللهِ كُتِبَتْ لَهُ سَبْعَمِائَةِ ضِعْفٍ مسلم
“Siapa yang
berinfaq di jalan Allah maka dicatat baginya tujuh ratus kali lipat” Muslim
مَنْ جَهَّزَ غَازِياً فَقَدْ غَزَا وَمَنْ
خَلَفَ غَازِيًا فِي أَهْلِهِ فَقَدْ غَزَا مسلم
“Siapa yang
menyediakan (segala keperluan) bagi seorang yang berperang maka dia (dianggap)
telah berjihad dan siapa yang memberikan jalan bagi keluarganya untuk berperang
maka dia telah berperang” Muslim
JUJUR DAN AMANAH DALAM PERDAGANGAN
DAN PERLAKUAN YANG BAIK
التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ الأَمِيْنُ مَعَ
النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءُ صحيح الترمذي
“Pedagang yang
jujur dan terpercaya (nanti di hari kiamat akan dikumpulkan) bersama para nabi
dan orang-orang yang benar serta para syuhada” Shahih Turmuzi
الْبَيْعَانِ بِالْخِيَارِ مَالَمْ
يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَّا بُوْرِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ
كَذِبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا البخاري
“Penjual dan
pembeli masih berada dalam keadan khiyar (boleh memilih antara jadi atau tidak)
selama keduanya belum berpisah, jika keduanya jujur dan menjelaskan (hal yang
sebenarnya) maka keduanya diberkahi dalam jual belinya tersebut, dan jika
keduanya berbohong dan menyembunyikan (hal yang sebenarnya) maka dihapuslah
keberkahan jual belinya keduanya” Bukhori
أَدْخَلَ اللهُ رَجُلاً الْجَنَّةَ كَانَ
سَهْلاً بَائِعاً وَمُشْتَرِيًا صحيح النسائي
“Allah ta’ala
memasukkan kedalam syurga seseorang yang mudah dalam menjual dan membeli”
Shahih An Nasa’i
MENJENGUK ORANG SAKIT
مَا مِنْ رَجُلٍ يَعُوْدُ مَرِيْضًا
مُمْسِيًّا إِلا َّ خَرَجَ مَعَهُ
سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ حَتَّى يُصْبِحَ وَمَنْ أَتَاهُ
مُصْبِحٌ خَرَجَ مَعَهُ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ حَتَّى
يُمْسِي صحيح الجامع
“Seseorang yang
pada sore hari menjenguk orang sakit, maka saat keluar diringi oleh tujuh puluh
ribu malaikat yang memohon ampunan untuknya hingga pagi hari dan siapa yang
menjenguknya pada pagi hari maka saat dia keluar diringi tujuh puluh ribu
malaikat yang memohon ampunan untuknya hingga sore hari” Shahih Jami’
MENSHALATKAN MAYIT DAN MENGANTAR JENAZAH
مَنْ
شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلَّي عَلَيْهَا فَلَهُ قِيْرَاطٌ وَمَنْ شَهِدَهَا
حَتَّى تُدْفَنُ فَلَهُ قِيْرَاطَانِ . (قِيْلَ : وَمَا الْقِيْرَاطَانِ ؟ ) قَالَ
: مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيْمَيْنِ" مسلم
“Siapa yang
menghadiri jenazah hingga dishalatkan maka baginya satu qirath dan siapa yang
menyaksikannya hingga dimakamkan maka baginya dua qirath (dikatakan: Apakah
yang dimaksud dua qirath ?) beliau bersabda: “Bagaikan dua gunung yang
besar” Muslim
MEMANDIKAN MAYIT DAN MENGKAFANI
مَنْ غَسَلَ مَيْتاً فَسَتَرَهُ سَتَرَهُ اللهُ
مِنَ الذُّنُوْبِ وَمَنْ كَفَنَهُ كَسَاهُ اللهُ مِنَ السُّنْدُسِ صحيح الجامع
“Siapa yang
memandikan orang mati kemudian dia menutupinya maka Allah akan menutupkan
dosa-dosanya, dan siapa yang mengkafaninya maka Allah akan mengenakannya
(pakaian) dari Sundus” Shahih Jami’
BERHARAP PAHALA ATAS DATANGNYA MUSIBAH
يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : ابْنُ آدَمَ
إِنْ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ اْلأُوْلَى لَمْ أَرْضَ لَكَ
ثَوَاباً دُوْنَ الْجَنَّةِ صحيح ابن ماجه
“Allah ta’ala berfirman: Anak Adam… jika engkau sabar dan
mengharapa pahala saat pertama kali datang musibah maka tidak ada balasan yang
aku ridhoi kecuali syurga”
Sahih Ibnu Majah.
SHADAQAH UNTUK YANG SUDAH MENINGGAL DAN KEUTAMAAN
MEMBERIKAN AIR
عَنْ سَعْد بْنِ عُبَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّهُ قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَنَّ أُمَّ سَعْدٍ مَاتَتْ فَأَيُّ
الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : الْمَاءُ قَالَ : فَحَفَرَ بِئْراً وَقَالَ :
هَذِهِ ِلأُمِّ سَعْد صحيح ابن ماجه
“ Dari Saad bin ‘Ubadah radiallahuanhu, sesungguhnya dia
berkata: Yaa Rasulullah sesungguhnya Ummu Sa’ad telah meninggal, shadaqah
apakah yang paling utama ?”, beliau bersabda: “ Air “, maka dia menggali sumur
lalu berkata: “ Ini (pahalanya) untuk Ummu Sa’ad ”.
Shahih
Ibnu Majah.
DOA DARI KEJAUHAN
دَعْوَةُ
الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ ِلأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ
رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا ِلأَخِيْهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ
الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِيْن وَلَكَ بِمِثْل مسلم
“ Doa seorang muslim untuk saudaranya di kejauhan mustajab,
dikepalanya terdapat malaikat yang di tugaskan, setiap kali dia berdoa untuk
saudaranya berupa kebaikan, maka malaikat yang ditugaskan tersebut berkata:
“Amiin, dan engkaupun mendapatkan hal serupa “
Muslim