Selasa, 31 Maret 2015

10 Motivasi Hebat :


1. Mereka yang beralasan TIDAK punya Waktu adalah mereka yang membiarkan Waktu berlalu begitu saja, bukannya berusaha mengatur dgn baik & menciptakan hidup yg indah.
2. "Masalah" itu adil, ia datang kepada semua orang, tetapi tidak dgn jalan keluar. Jalan keluar hanya datang kepada mereka γang fokus mencarinγa.
3. Dunia lebih menghargai orang yang mau melakukan pekerjaan kecil daripada orang yang hanya memiliki rencana besar namun tdk melakukannya.
4. Nasib baik tidak pernah salah memilih org, ia menghampiri orang yang proaktif menginginkanηγa.
5. Gunakan "perasaan" saat menghadapi manusia, gunakan "logika" saat menghadapi masalah & dunia bisnis.
6. Jangan hanya tertarik dgn аpа yang dicapai orang sukses, tertariklah dengan airmata dan darah yang mereka keluarkan utk mencapai sukses.
7. Yang menyedihkan bukanlah bidikan γang meleset, tapi bidikan tanpa target yg jelas.
8. Hidup ibarat sebuah buku, Tuhanlah yang menyediakan pena (takdir), tetapi Andalah penulisnγa (nasib).
9. Hal yang perlu ditakuti saat mengkritik orang lain adalah ketika ada orang tsb yg takut dikritik. Anda hny sia2 kritik.
10. Lovers adalah alasan saya utk terus berkarya, Haters adalah alasan saya utk terus bertumbuh.

Malu sebagai agen asuransi

Suatu hari ketika saya hendak merekrut seorang teman saya untuk menjadi agen asuransi, teman saya berkata kepada saya
"saya malu menjadi agen asuransi, saya melihat agen asuransi sering ditolak dan tidak dihargai ketika mereka datang ke kantor saya, teman2 saya juga tidak suka dengan agen asuransi, saya takut nanti teman2 saya akan menjauhi saya."

Saya tersenyum dan menatap matanya dalam2 dan berkata;
"Menurut kamu apa sih pekerjaan agen asuransi itu?" Tanya saya

"Orang yg menawarkan asuransi, yg mencari nasabah!" Jawab teman saya.

"Lalu jeleknya dimana? Malunya dimana?" Tanya saya kembali.

"Ya malu aja" jawabnya singkat.


Lalu saya berkata "Coba kamu bayangkan :

Ketika kamu sakit, siapa diantara teman2mu yang akan datang membayar tagihan rumah sakitmu?

Ketika sakitmu menjadi parah adakah temanmu yg dengan pasti akan membiayai pengobatanmu?

Ketika kamu terpaksa meninggal dunia di usia dini siapa temanmu yg akan membawa sejumlah uang untuk keluargamu dan memastikan orang2 yang kamu cintai tetap terpelihara?

Ketika kamu tua, adakah teman2mu menyediakan sejumlah uang untukmu untuk kamu melanjutkan hari tua dengan berkecukupan?"

Ketika gajimu tidak naik2, adakah temanmu yg mau menambahkan uang belanjamu?

Ketika nanti anak2mu butuh biaya untuk kuliah, apakah teman2mu mau membiayainya?

Apakah teman2mu menjamin masa depan hidupmu?

"TIDAK ADA" jawab teman saya.

Agen asuransi itu bukan sekedar menawarkan asuransi, agen asuransi adalah seorang yang memberikan penjelasan apa fungsi asuransi, apa saja manfaatnya, agen asuransilah satu2nya pekerjaan yang membantu nasabahnya mempersiapkan segala rencana keuangan keluarga baik pencari nafkah masih sehat, ketika sakit bahkan ketika sudah tiada, agen asuransi hadir sebagai sahabat, bukan sebagai penjual asuransi.

Agen asuransi adalah pekerjaan yg mulia.

Perbedaan Jaminan Kesehatan BPJS dan Asuransi Swasta (Prudential)

Pahami secara jelas dulu untuk BPJS dan Asuransi Kesehatan dari perusahaan SWASTA.

Apa sih perbedaannya ?
Ya tentu kita sudah tahu ya dari pelayanan dan fasilitasnya.

Untuk BPJS jelas bukan asuransi tapi jaminan kesehatan yg wajib dari pemerintah (kenapa bukan asuransi ya sangat jelas Tidak ada kontrak maupun klausal2 dalam bentuk Buku Polis seperti perusahaan asuransi pada umum nya ,(Baik Jiwa, kesehatan maupun asuransi Mobil/Rumah dll )

Keunggulan BPJS : Premi Murah
- Kelas III 26rb ,
- kelas II 45 rb,
- Kelas I 60rb perbulan
- Bisa cover rawat jalan. rawat inap, kehamilan dll unlimited lagi
- Bisa langsung rawat jalan tanpa harus rawat inap tentu ke fasilitas kesehatan (faskes) tingkat 1 (puskesmas/klinik)
- Pendaftaran mudah tanpa seleksi resiko riwayat yg ada dan awalnya tidak ada masa tunggu , sekarang sudah ada masa tunggu penyakit hanya 7 hari sejak di revisi desember 2014

Kekurangannya BPJS :
- Tidak Bisa bebas Memilih RS. Jika sakit yg lumayan/kronis di faskes 1 (puskesmas/klinik) tidak bisa menangani akan di rujuk ke RS yg di tunjuk yaitu RSUD/UMUM/POLRI dengan surat pengantar faskes 1
- Obat-obatan pun telah di jatahkan sesuai BPJS, jika stok tidak ada maka harus menunggu
- Terkadang kamar RS rujukan yg dituju sering penuh walaupun memiliki faskes kelas 1 kadang dapat kelas 3 ataupun di suruh menunggu jika tidak bisa maka kembali ke faskes 1 minta rujukan lagi - Konsultasi dokter pun terkadang harus menunggu jika antriannya panjang walaupun sudah dapat rujukan.

Nah, bagaimana dengan SWASTA ?
Tentu pada sudah tahu semua keunggulannya :
- Tinggal pilih RS manapun yg rekanan ga pakai rujuk"an - Prosesnya pun gampang , tidak ada batasan obat, antrian dokter ...tinggal sesuaikan Plafon dan fasilitas yg di ambil
- Cover rawat inap dan rawat jalan beserta ambulan dan lain"nya - Bisa ditambahkan asuransi jiwa, sakit kritis, proteksi gaji, bebas premi dan investasi sekaligus tabungan masa depan (pendidikan anak,pensiun dll)

Kekurangan :
- Rawat jalan aktif setelah rawat inap kecuali kecelakaan langsung bisa rawat jalan
- Tidak termasuk asuransi kehamilan / di pisahkan
- Seleksi resiko riwayat pun ketat
- Premi pun lumayan tergantung dari usia, pekerjaan, jenis kelamin, perokok / tidak
- Ada masa tunggu tertentu pada penyakit-penyakit tertentu yg dicover bisa 30 hari, dan 1 thn masa tunggu

Semoga bisa memberi 1 pencerahan, seseorang membeli asuransi adalah membeli fasilitas, jika fasilitas BPJS sesuai kebutuhan anda silahkan diambil, jika swasta lebih cocok ke anda silahkan juga ambil tidak ada salahnya ambil 2 asuransi kesehatan, BPJS untuk pilek / batuk rawat jalan saja, jika kronis / kritis tanpa harus rujukan tinggal pakai Asuransi Kesehatan Swasta.

*Saling melengkapi.

Kerja dimana bu

Tadi sore saya kedatangan tamu ada (teman suami), setelah ngobrol-ngobrol dia tanya kerja saya :
"Kerja dimana bu ?"
Saya jawab "Di Prudential" saya langsung bertanya :
"Bapak sudah punya polis Prudential ?" dia jawab, sudah anak saya yang masuk tapi cuma dua kali bayar, sekarang tidak dilanjutkan lagi, kata teman saya itu asuransi tidak jelas"
Saya bilang : "Kan rugi pak, anak bapak baru usia 6 tahun, saat ini usia bapak sudah 46 tahun, masuk kuliah nanti umur 18 tahun sementara bapak sudah 58 tahun, kalau terjadi 3 hal sama bapak, meninggal, kondisi kritis atau cacat total, siapa yang akan melanjutkan cita-cita anak bapak sampai tamat S2 atau umur 25 tahun ?
Teman bapak yang nyuruh tidak melanjutkan premi bapak itu apa mau menjamin anak bapak kuliah sampai tamat S2 ?
Alhamdulillah saya sudah banyak bantu urusin klaim nasabah, beberapa anak yatim terbantukan dan dapat melanjutkan sekolahnya, ada contoh salah satu nasabah yang baru satu bulan bapaknya meninggal mendadak, kami memberikan garansi stop bayar premi untuk anaknya lalu yang meneruskan premi anaknya tersebut Prudential, sampai dengan usia anaknya 25 tahun.
Prudential itu sudah bertaraf international dengan standart layanan international pak, tidak usah khawatir.
Mulailah bapak itu terbuka pikirannya, lalu dia tanya :
"Apa masih bisa saya hidupkan polis saya ?"
Saya jawab "Bisa pak, lusa saya bantu bapak memulihkan polis bapak itu"
Alhamdulillah nasabah terbantu walaupun bukan nasabah saya, semangaaat pagi !

Tidak bosan-bosannya saya ingatkan pentingnya tabungan pintar Prudential

Dalam sebulan teman-teman bisa nabung di bank berapa ? Katakanlah 2 juta sebulan, teman-teman nabung pasti punya tujuan dong, betul ? Ya itu beragam perencanaannya uang tabungannya itu kelak untuk wujudkan impian, misalny untuk modal nikah, untuk sekolah / kuliah anak atau dana pensiun dan lain-lain.
Contoh teman-teman nabung 2 juta dibank :
Bulan 1 = 2 juta
Bulan 2 = 2 juta
Bulan 3 = 2 juta

Total 6 juta dong
Lalu tiba-tiba teman-teman kena typus dirawat di RS habis biaya 9.6 juta
Tabungan teman-teman diambil dong buat biaya ?berkurang dong tabungannya ?
Nah sekarang ada tabungan cerdas :
Tabungan teman-teman 2juta tadi bagi dua,
- 1 juta tetap dibank (buat dana darurat bs diambil sewaktu-waktu)
- 1 juta lagi taruh ditabungan pintar Prudential
Bulan 1 nabung 1 juta
Bulan 2 nabung 1 juta
Bulan 3 nabung 1 juta
Total 3 juta dong
Teman-teman tiba-tiba typus atau DBD dan habis biaya 9.6 juta, semua biaya tersebut dibayarin sama tabungan pintar Prudential TANPA mengurangi uang tabungan teman-teman.
Tabungn pintar Prudential akan melindungi teman-teman disaat ada resiko dan masih banyak manfaat lainnya.
Tabungan di bank aman
Tabungan di Prudential cerdas juga aman
Teman-teman punya aset dan investasi banyak tapi teman-teman tidak punya proteksi, itu ibarat teman-teman nimba air ditaruh di bak yang bocor, tidak akan penuh dan sia-sia.
Mau punya tabungan pintar Prudential ?
More info ping me !

Shared dari rekan saya di Prudential yang sedang sakit dirawat inap di RS

Barusan ada bapak2 yang marah2 di ruang perawat kenceng banget sampe terdengar dari kamar saya dirawat, sy dengerin ternyata klaimnya di tolak oleh asuransi,,saya coba keluar dg pake infus ditangan saya kira nasabah Prudential maka naluri saya bangkit wajib bantu menjelaskan, oh ternyata bukan ternyata asuransi AZ.
Akhirnya saya masuk lagi ke kamar, sy tanya perawat kenapa td bapak2?
Perawat jawab "Asuransinya ditolak semua pak, katanya setahun dirawat dg sakit yang sama"
Nah bagaimana jika itu terjadi di Prudential?
Teman2, biaya aneka perawatan (infus, perawat, obat, plaster, alkohol dan lainnya) di Prudential dijatah per penyakit atau perdiagnosa, memang dilihat sekilas kecil tp Prudential kasih itu per penyakit.
Misal anda menabung 1juta dikasih limit kamar plan c (500rb) maka biaya aneka perawatannya adalah 9.8juta.
Misal dibulan 1 dirawat kena typus, biaya obat hbs 9.8juta (jatah habis) amit2 dibulan maret kena typus lagi ditahun yg sama maka YANG TIDAK diganti HANYA biaya OBAT, sedangkan biaya kamar, perawat, dokter tetap diganti.
Tapi kalau misal beda penyakit maka jatah kembali full (refill) atau jatah masih ada sisa maka yg dibayarkan adalah sisanya saja.
Luar biasa bukan Prudential, more info ping me !

Asuransi prudential adalah sebuah solusi

Layaknya lautan,kapanpun,ombak badai bisa menghampiri siapa saja,tanpa terkecuali.sekarang dan untuk masa depan ancaman akan selalu ada bagi kesehatan manusia.
Buruknya pemerintah akan jaminan kesehatan,dan minimnya kesadaran kita dalam berasuransi menjadikan ancaman tersebut terasa semakin nyata.
Ketika jaring pengaman terputus,tidak ada seorangpun berada diposisi yg tepat utk menyelamatkan kita,tetapi ada harapan dan harapan tersebut sangat dekat bagi anda dan saya.
Asuransi prudential adalah sebuah solusi untuk masalah yg sgt mengintimidasi ini.
Utk melihat sejauh mana masalah yang ada,kita hrs memahami terlebih dulu ttg hidup dan sgla kemungkinannya.
Jika kita perhatikan hanya ada 2 hal dlm hidup ini,yakni kepastian dan tidak kepastian.
Adapun hal2 yg pasti terjadi kita hidup maka kita pasti akan mati,tdk selamanya kita sehat,kitapun pasti pernah mengalami sakit
Dlm hidup ini kita pasti memiliki rizky termasuk jodoh itu adalah termasuk sebuah kepastian.
Lantas apa saja yg tidak pasti?kapan,dimana dan bagaimana kita mati?apakah sakit yg pernah dan kita alami,mgkin sakit yg biasa saja,stadium menengah atau bahkan kritis.
Apakah rejeki kita tergolong biasa saja,sedang atau bahkan melimpah?
Badan survey LIMRA telah mensurvey 100 orang pada saat mereka berusia 25thn,
40hn kemudian,pd saat mrka berusia 65thn,apa yg terjadi?hasilnya sangat mencengangkan,hanya 1% saja yg pensiun kaya raya,4% pensiun berkecukupan,sisanya msh hrs bekerja keras,ada yg bangkrut,ada yg trpksa hidup tergantung pada anak2 mereka dan yg lbh menyedihkan ada yg hdp dr sumbangan org lain,lalu bagaimana dg kita?
Hasil survey LIMRA tersebut menunjukan masih ada yg terlewat dlm perencanaan keuangan mayoritas kita.pada saat kita mulai mengumpulkan uang dan aset,baik utk kebutuhan menikah dan berkeluarga,menyediakan dana pendidikan anak,dan mempersiapkan biaya hidup dihari tua ada berbagai kemungkinan resiko bisa saja terjadi.
Seperti sakit kritis,mungkin juga mengalami kecelakaan fatal atau cacat total,hingga mungkin datangnya kematian,dan. Ketika resiko tersebut benar2 terjadi,maka hanya ada kebingungan,penyesalan dan keputus asaan dalam hidup.
Disinilah peran prudential menjadi sangat penting,prudential membantu memperkuat perencanaan hidup anda.
Berawal mendengar dari segala kebutuhan serta permasalahan hidup mereka prudential mencoba memahami dan memberikan solusi.
Untuk merencanakan keuangan seseorang ada baiknya kita mengklasifikasikan dari besar kecilnya penghasilan mereka.
1.Orang yang berpenghasilan kurang dari 5juta/bulan.
2.Orang yang berpenghasilan antara 5jt - 15jt/bulan.
3.Orang yang berpenghasilan lebih dari 15jt/bulan.
Untuk orang pertama mereka mengkhawatirkan bgmna menutup tagihan2 yang sudah ada.
Untuk orang yang kedua yg mereka khawatirkan adalah bagaimana dg kondisi keuangan saat ini dan akan datang apakah sdh mencukupi apa belum.
Untuk orang yang ketiga.
Yang mereka khawatirkan adalah bagaimana dengan keamanan aset dan keuangan yg sudah mereka miliki.
Lantas bagaimana jika ketiga orang tersebut dihadapkan dengan resiko hidup yang ada?yaitu jika terdiagnosa penyakit kritis,mengalami cacat total atau kelumpuhan ataupun kematian yang datang menghampiri?
Untuk orang pertama mereka bisa benar2 kehabisan uang mereka dan menjadi gelandangan,anak jadi terlantar dan kondisi istrinya bisa jadi makin parah.
Untuk orang yang kedua mereka akan merogoh dalam-dalam tabungan mereka sampai menjual aset yang sudah mereka simpan,dan istripun menjadi pekerja bukan lagi menjadi ibu rumah tangga.
Untuk orang yang ketiga.mereka selalu takut kehilangan uang mereka ataupun aset mereka karena tidak ada satupun orang yang ingin kehilangan uang dan masalah ini tentu menjadi konflik dalam rumah tangga.
Untuk itu seseorang butuh asuransi yang bisa menjamin kesehatan mereka.
Mereka juga membutuhkan asuransi yang flexible,dan bisa membantu mengontrol keuangan mereka.
Apakah ada asuransi yang bisa mengcover semua kebutuhan tersebut?
PRUDENTIAL ADALAH JAWABANNYA
Dan banyak orang yang merasakan manfaatnya.
Manfaat tersebut begitu nyata bagi mereka dan berkelanjutan ke generasi berikutnya.
Prudential menggaransi financial atas resiko kesehatan yang terjadi,prudential memberi berbagai pilihan produck yang ssuai kebutuhan,prudential memperkokoh perencanaan keuangan masa depan.
Bersama prudential kita menjadi lebih bijak dalam menjalani hidup.
Bersama prudential kita lebih tenang dalam menghadapi berbagai permasalahan keuangan,bersama prudential kita semakin optimis menyongsong hari esok yang lebih cerah.
Untuk lebih jelasnya mari kita lihat simulasi sederhana berikut:
Ini adalah bapak asep berumur 31 tahun
1.Pak charles menabung di bank.
Bulan pertama nabung 2juta,bulan kedua nabung 2juta,bulan ketiga nabung 2juta.tahun kesepuluh pak tabungan pak asep total 240jt.plus bunga bank.akan tetapi dg syarat pak asep nabung rutin tiap bulan,tidak diambil selama 10thn,dan tidak ada kendala segalanya sesuai rencana tanpa ada hambatan sama sekali.
Tetapi ada kondisi berbesa saat pak asep memilih nabung di bank.bulan 1 nabung 2jt,bulan ke 2 nabung 2jt,bulan ketiga nabung 2jt,bulan ke 4 pak asep terdiagnosa gagal ginjal dokter / rumah sakit meminta biaya perawatan RP.250juta.lalu apa yg bisa pak asep lakukan?pak asep bisa ambil tabungannya di bank yg ada 6juta,masih kurang 244juta,pak asep harus jual aset yg sudah terkumpul(rumah,mobil,tanah),jika belum cukup juga maka p asep harus mencari pinjaman pada kerabat dan teman2nya.
Walau p asep bisa menutupi biaya pengobatannya,dibalik itu ada masalah yg jauh lebih besar,saat sakit tentu income beliau pasti menurun karena tidak bekerja karena sakit,istri dan keluarga masih membutuhkan makan,anak2 masih membutuhkan biaya sekolah,dan kebutuhan2 yg makin hari makin meningkat,bagaimana?
pelik bukan masalahnya?
Sekarang mari kita lihat jika pak asep menabung di prudential.
Bulan pertama 2juta,bulan kedua 2juta,bulan ketiga 2juta.bulan ke empat pak asep terdiagnosa gagal ginjal dokter atau rumah sakit meminta biaya perawatan 250juta,apa yang bisa pak asep lakukan? Pak asep tidak perlu khawatir karena biaya pengobatan tersebut terlunasi oleh prudential secara cuma-cuma.
Permasalahan saat pak asep sakit seperti istri masih butuh makan,anak-anak butuh biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari yg semakin meningkat kini tidak lagi menjadi sebuah masalah karena mulai tahun keempat setelah pak asep terdiagnosa gagal ginjal pak asep bisa stop menabung karena prudential akan menabungkan p asep sampai pak asep berumur 65tahun.manfaat berikutnya jika pak asep sakit dan memaksa opname,maka biaya kamar,dokter.obat dll seluruhnya seluruhnya tercover hanya dengan menunjukan kartu prudential.
Tidak hanya sampai disitu saja , manfaat yang diberikan prudential adalah apabila pak asep meninggal dunia maka uang warisan akan diberikan prudential sebesar 300juta kepada ahli warisnya.
Menurut anda bagaimana dengan rekening prudential?bagus kan?
Hal yang sama juga berlaku bila satu keluarga menabung di prudential,
Bulan pertama masing2 nabung 2juta,bln kedua 2juta,bulan ketiga 2juta,
Bulan ke 4 p asep terdiagnosa gagal ginjal ,dokter dan rumah sakit meminta uang perawatan 250juta biaya tersebut terlunasi oleh prudential secara cuma2.dan mereka stop menabung ,karena prudential akan menabungkan mereka sebesar 2juta perbulan sampe mereka berusia 65tahun.
Juga apabila anggota keluarga mereka ada yang sakit dan harus diopname,prudential mengganti biaya rumah sakit tersebut hanya dengan menunjukan kartu prudential.
Hal yang sama juga terjadi apabila ada anggota keluarga yang meninggal maka uang warisan 300juta diberikan kepada ahli waris.
Mengingat begitu banyaknya manfaat yang diberikan oleh prudential, masihkah kita menunda untuk menyisihkan sebagian kecil penghasilan kita untuk menabung?
Prudential tidak hanya penting, prudential sudah menjadi kebutuhan.
Mulailah sekarang,dari anda untuk orang-orang tercinta
Jadikan Prudential sebagai prioritas
Untuk info lebih lanjut mendaftarkan diri atau konsultasi gratis hubungi saya.

Mulai 2017, Gaji Pensiunan PNS Tak Dibiayai APBN

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah mulai awal tahun 2017 akan memberlakukan sistem baru pembayaran jaminan pensiunan dan jaminan hari tua PNS dan TNI/Polri seiring pelaksanaan UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Mulai 2017 pensiunan tidak lagi dibayar dari APBN. Sistem pembayaran pensiun dan jaminan hari tua PNS dan Polri akan berubah dari sebelumnya 'As Pay You Go' (dibiayai dari APBN) menjadi sistem 'Fully Funded' (dibiayai pemerintah selaku pemberi kerja)," kata Deputi Bidang Pembinaan Manajemen Kepegawaian Badan Kepegawaian Nasional (BKN) Yuliana Setiawati, Jumat (13/3/2015).

Menurut Yuliana, sistem baru tersebut bertujuan meningkatkan kesejahteraan PNS dan TNI/Polri, sekaligus mengatur sistem penggajian baru bagi PNS dan TN/Polri yang masih aktif.

Untuk menjalankan UU ASN tersebut, pemerintah juga sedang memfinalisasi enam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP), yakni tentang Manajemen PNS dan tentang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK atau P3K). Selanjutnya, RPP tentang Gaji, Tunjangan, dan Fasilitas PNS, RPP tentang Kinerja dan Disiplin PNS, RPP tentang Jaminan Hari Tua dan Pensiun PNS, serta RPP Peraturan Pemerintah tentang Korp Profesi Pegawai ASN.

Program ini diharapkan menjadi fondasi penting bagi pengembangan birokrasi yang modern, bersih, dan berintegritas, profesional, dan berkinerja tinggi di masa depan.

Menjelang masa efektif pemberlakuan sistem pembayaran pensiun dan penggajian PNS tersebut, BKN melakukan sosialisasi dan mengolah beberapa perbandingan iuran antara pekerja dan pemberi kerja.

"Butuh masukan dari pemangku kepentingan, terutama Badan Kepegawaian Daerah mengenai berapa yang diinginkan untuk peningkatan kesejahteraan PNS, menyangkut berapa besar iuran yang dikeluarkan pemerintah, dan berapa yang ditanggung PNS," ujar Yuliana.

Dalam sistem penggajian baru, tidak lagi didasarkan pada gaji pokok sebagai definisi gaji, tetapi besarannya dihitung dari beban dan tanggung jawab serta risiko pekerjaan.

Sementara itu, Direktur Perencanaan, Pengembangan, dan Teknologi Informasi Taspen (Persero) Faisal Rachman mengatakan, sesuai UU ditetapkan sebagai penyelenggara program khusus bagi PNS, pihaknya sedang menyiapkan berbagai aspek terkait peningkatan kesejahteraan PNS.

Untuk itu, Taspen yang sudah memberikan Jaminan Kesehatan melalui Jaminan Hari Tua dan program lainnya saat ini sudah menambah produk layanan, seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) ASN.

Menurut dia, saat ini jumlah nasabah yang dilayani Taspen mencakup 6,8 juta peserta yang terdiri atas 2,4 juta pensiunan dan 4,4 juta pegawai aktif.


http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/13/173403626/Mulai.2017.Gaji.Pensiunan.PNS.Tak.Dibiayai.APBN 

Sepuluh Kebohongan MLM

Kebohongan MLM Ke-1

Kebohongan: MLM adalah bisnis yang menawarkan kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan banyak uang dibandingkan dengan bisnis lain maupun pekerjaan lain.
Kebenaran: Bagi hampir semua orang yang menanamkan uang, MLM berakhir dengan hilangnya uang. Kurang dari 1% distributor MLM mendapatkan laba dan mereka yang mendapatkan pendapatan seumur hidup dalam bisnis ini persentasenya jauh lebih kecil lagi. Cara pemasaran dan penjualan yang tidak lazim menjadi penyebab utama kegagalan ini. Namun, kalau toh bisnis ini lebih berkelayakan, perhitungan matematis pasti akan membatasi terjadinya peluang sukses tersebut. Tipe struktur bisnis MLM hanya dapat menopang sejumlah kecil pemenang. Jika seseorang memerlukan downline sejumlah 1000 orang agar dia memperoleh pendapatan seumur hidup, maka 1000 orang downline tadi akan memerlukan sejuta orang untuk bisa memperoleh kesempatan yang sama. Jadi, berapa orang yang secara realistis bisa diajak bergabung? Banyak hal yang tampak sebagai pertumbuhan pada kenyataannya adalah pengorbanan distributor baru secara terus-menerus. Uang yang masuk ke kantong elit pemenang berasal dari pendaftaran para pecundang. Dengan tidak adanya batasan jumlah distributor di suatu daerah dan tidak ada evaluasi tentang potensi pasar, sistem ini dari dalamnya sudah tidak stabil.

Kebohongan MLM Ke-2

Kebohongan: Network marketing (pemasaran mengandalkan jaringan) adalah cara baru yang paling populer dan efektif untuk membawa produk ke pasar. Konsumen menyukai membeli produk dengan cara door-to-door MLM.
Kebenaran: Jika anda mengikuti aktivitas andalan MLM berupa penjualan keanggotaan secara terus-menerus dan mengamati hukum dasarnya, yakni penjualan eceran satu-satu ke konsumen, anda akan menemukan sistem penjualan yang tidak produktif dan tidak praktis. Penjualan eceran satu-satu ke konsumen merupakan cara kuno, bukan trend masa depan. Penjualan secara langsung satu-satu ke teman atau saudara menuntut seseorang untuk mengubah kebiasaan belanjanya secara drastis. Seseorang pasti mendapatkan bahwa pilihannya terbatas, kerap kali membayar lebih mahal untuk sebuah produk, membeli dengan tidak nyaman, dan dengan kagok mengadakan transaksi bisnis dengan teman dekat atau saudara. Ketidaklayakan (unfeasibility) penjualan door-to-door inilah yang menjadi alasan kenapa pada kenyataannya MLM merupakan bisnis yang terus-terusan menjual kesempatan menjadi distributor.

Kebohongan MLM Ke-3

Kebohongan: Di suatu saat kelak, semua produk akan dijual dengan model MLM. Para pengecer, mal, katalog, dan sebagian besar pengiklanan akan mati karena MLM.
Kebenaran: Kurang dari 1% dari keseluruhan penjualan dilakukan melalui MLM dan banyak volume dari penjualan ini terjadi karena pembelian oleh para distributor baru yang sebenarnya membayar biaya pendaftaran untuk sebuah bisnis yang selanjutnya akan dia tinggalkan. MLM tidak akan menggantikan cara-cara pemasaran yang sekarang ada. MLM sama sekali tidak bisa menyaingi cara-cara pemasaran yang lain. Namun yang lebih  pasti, MLM melambangkan program investasi baru yang meminjam istilah pemasaran dan produk. Produk MLM yang sesungguhnya adalah keanggotaan (menjadi distributor) yang dijual dengan cara menyesatkan dan membesar-besarkan janji mengenai pendapatan. Orang membeli produk guna menjaga posisinya pada sebuah piramid penjualan.
Pendukung MLM senantiasa menekankan bahwa anda anda dapat menjadi kaya, jika bukan karena usaha keras anda sendiri maka kekayaan itu berasal dari seseorang yang tidak anda kenal yang mungkin akan bergabung dengan downline anda, atau istilah orang MLM “big fish“. Pertumbuhan MLM adalah perwujudan bukan dari nilai tambahnya terhadap ekonomi, konsumen, maupun distributor, namun lebih merupakan perwujudan dari tingginya ketakutan ekonomi dan perasaan tidak aman serta meningkatnya impian untuk menjadi kaya dengan mudah dan cepat. MLM tumbuh dengan cara yang sama dengan tumbuhnya perjudian dan lotere.

Kebohongan MLM Ke-4

Kebohongan: MLM adalah gaya hidup baru yang menawarkan kebahagiaan dan kepuasan. MLM merupakan cara untuk mendapatkan segala kebaikan dalam hidup.
Kebenaran: Daya tarik paling menyolok dari industri MLM sebagaimana yang disampaikan lewat iklan dan presentasi penarikan anggota baru adalah ciri materialismenya. Perusahaan-perusahaan besar Fortune 100 akan tumbang sebagai akibat dari janji-janji kekayaan dan kemewahan yang disodorkan oleh penjaja MLM. Janji-janji ini disajikan sebagai tiket menuju kepuasan diri. Pesona MLM yang berlebihan mengenai kekayaan dan kemewahan bertentangan dengan aspirasi sebagian besar manusia berkaitan dengan karya yang bernilai dan memberikan kepuasan untuk sesuatu yang menjadi bakat dan minatnya. Singkatnya, budaya bisnis MLM membelokkan banyak orang dari nilai-nilai pribadinya dan membelokkan aspirasi seseorang untuk mengekspresikan bakatnya.

Kebohongan MLM Ke-5

Kebohongan: MLM adalah gerakan spiritual.
Kebenaran: Peminjaman konsep spiritual (kerohanian) seperti kesadaran akan kemakmuran dan visualisasi kreatif untuk mengiklankan keanggotaan MLM, penggunaan kata-kata seperti komunitas tertentu; untuk menggambarkan kelompok penjualan, dan klaim bahwa MLM merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip Kristiani atau ajaran-ajaran Injili adalah penyesatan besar dari ajaran-ajaran rohani. Mereka yang memusatkan harapan dan impiannya pada kekayaan dalam doa-doanya jelas kehilangan pandangan akan spiritualitas murni sebagaimana yang diajarkan oleh semua agama yang dianut umat manusia. Penyalahgunaan ajaran-ajaran spiritual ini pastilah pertanda bahwa penawaran investasi MLM merupakan penyesatan. Jika sebuah produk dikemas dengan bendera atau agama tertentu, waspadalah! terhadap apa yang ditawarkan oleh organisasi MLM kepada anggota baru semata-mata didasarkan pada belanjanya. Jika pembelanjaan dan pendaftarannya menurun, maka menurun pula komisi dan persaudaraan komunitas tersebut.

Kebohongan MLM Ke-6

Kebohongan: Sukses dalam MLM itu mudah. Teman dan saudara adalah prospek. Mereka yang mencintai dan mendukung anda akan menjadi konsumen anda seumur hidup.
Kebenaran: Komersialisasi ikatan keluarga dan persahabatan yang diperlukan bagi jalannya MLM adalah unsur penghancur dalam masyarakat dan sangat tidak sehat bagi mereka yang terlibat. Mencari keuntungan dengan memanfaatkan ikatan keluarga dan kesetiakawanan sahabat akan menghancurkan jiwa sosial seseorang. Kegiatan MLM menekankan pada hubungan yang mungkin tidak akan bisa mengembalikan pertalian yang didasarkan atas cinta, kesetiaan, dan dukungan. Selain dari sifatnya yang menghancurkan, pengalaman menunjukkan bahwa hanya sedikit sekali orang yang menyukai atau menghargai suasana dirayu oleh teman atau saudara untuk membeli produk.

Kebohongan MLM Ke-7

Kebohongan: Anda dapat melakukan MLM di waktu luang. Sebagai sebuah bisnis, MLM menawarkan fleksibilitas dan kebebasan mengatur waktu. Beberapa jam seminggu dapat menghasilkan tambahan pendapatan yang besar dan dapat berkembang menjadi sangat besar sehingga kita tidak perlu lagi bekerja yang lain.
Kebenaran: Pengalaman puluhan tahun yang melibatkan jutaan manusia telah menunjukkan bahwa mencari uang lewat MLM menuntut pengorbanan waktu yang luar biasa serta ketrampilan dan ketabahan yang tinggi. Selain dari kerja keras dan bakat, MLM juga jelas-jelas menggerogoti lebih banyak wilayah kehidupan pribadi dan lebih banyak waktu. Dalam MLM, semua orang dianggap prospek. Setiap waktu di luar tidur adalah potensi untuk memasarkan. Tidak ada batas untuk tempat, orang, maupun waktu. Akibatnya, tidak ada lagi tempat bebas atau waktu luang begitu seseorang bergabung dengan MLM. Di balik selubung mendapatkan uang secara mandiri dan dilakukan di waktu luang, sistem MLM akhirnya mengendalikan dan mendominasi kehidupan seseorang dan menuntut penyesuaian yang ketat pada program-programnya. Inilah yang menjadi penyebab utama mengapa begitu banyak orang tenggelam begitu dalam dan akhirnya menjadi tergantung sepenuhnya kepada MLM. Mereka menjadi terasing dan meninggalkan cara-cara hubungan yang lain.

Kebohongan MLM Ke-8

Kebohongan: MLM adalah bisnis baru yang positif dan suportif (mendukung) yang memperkuat jiwa manusia dan kebebasan pribadi.
Kebenaran: MLM sebagian besar berjalan karena adanya ketakutan. Cara perekrutan selalu menyebutkan ramalan akan runtuhnya model-model distribusi yang lain, runtuhnya kekokohan ekonomi Amerika, dan sedikitnya kesempatan di bidang lain (profesi atau jasa). Profesi, perdagangan, dan usaha konvensional terus-menerus dikecilkan artinya dan diremehkan karena tidak menjanjikan penghasilan tak terbatas. Menjadi karyawan adalah sama dengan perbudakan bagi mereka yang kalah. MLM dinyatakan sebagai tumpuan terbaik terakhir bagi banyak orang. Pendekatan ini, selain menyesatkan kerapkali juga menimbulkan dampak menurunkan semangat bagi orang yang ingin meraih kesuksesan sesuai visinya sendiri tentang sukses dan kebahagiaan. Sebuah bisnis yang sehat tidak akan menunjukkan keunggulannya dengan menyajikan ramalan-ramalan buruk dan peringatan-peringatan menakutkan.

Kebohongan MLM Ke-9

Kebohongan: MLM merupakan pilihan terbaik untuk memiliki bisnis sendiri dan mendapatkan kemandirian ekonomi yang nyata.
Kebenaran: MLM bukanlah self-employment (usaha mempekerjakan sendiri) yang sejati. Memiliki keanggotaan distributor MLM hanyalah ilusi. Beberapa perusahaan MLM melarang anggotanya memiliki keanggotaan MLM lain. Hampir semua kontrak MLM memungkinkan dilakukannya pemutusan keanggotaan dengan gampang dan cepat. Selain dari putus kontrak, downline dapat diambil alih dengan berbagai alasan. Keikutsertaan dalam MLM menuntut orang untuk meniru model yang ada secara ketat, bukannya kemandirian dan individualitas. Distributor MLM bukanlah pengusaha (entrepreneur), namun hanya pengikut pada sebuah sistem hierarki yang rumit di mana mereka hanya punya sedikit kendali.

Kebohongan MLM Ke-10

Kebohongan: MLM bukan program piramid karena ada produk (barang) yang dijual.
Kebenaran: Penjualan produk sama sekali bukan penangkal bagi MLM untuk lolos dari undang-undang anti-program piramid, juga bukan jawaban atas tuduhan tentang praktek perdagangan yang tidak sehat (unfair) sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang negara bagian maupun federal. MLM bisa menjadi bisnis yang legal jika sudah memenuhi prasyarat tertentu yang sudah ditetapkan oleh FTC (Federal Trade Commission) dan Jaksa Agung negara bagian. Banyak MLM jelas-jelas melanggar ketentuan tersebut dan sementara ini tetap beroperasi karena belum ada yang menuntut. Ketentuan pengadilan baru-baru ini menetapkan angka 70% untuk menentukan legalitas MLM. Maksudnya, minimal 70% produk yang dijual MLM harus dibeli oleh konsumen non-distributor. Ketentuan ini tentu saja akan membuat hampir semua MLM masuk kategori melanggar hukum. Para pelaksana MLM terbesar mengakui bahwa mereka hanya menjual 18% produknya ke non-distributor.

http://ahmad.web.id/10-sepuluh-kebohongan-mlm-multilevel-marketing/

Inilah Alasan kenapa Harus Punya Asuransi

Hari ini, entah kenapa. Say ketemu dengan seorang Agen Asuransi yang datang ke Toko saya, dan malah saya diskusi cukup panjang dengan beliau. Malam ini, saya membaca tulisan di Kompasiana juga tentang Asuransi. Adalah Reno Dwiheryana, dengan tulisannya, “Asuransi, dekat dikala butuh, jauh dikala dibutuhkan”.
Ada beberapa hal yang ingin saya petik pelajaran dari sang Agen, yang katanya baru bekerja selama 3 Bulan, disebuah Perusahaan Asuransi ternama, yang berasal dari UK. Tahu Dong…?
  1. Agen Asuransi, mungkin dan kemungkinan besar salah asuhan atau salah didik atau memang baru segitu pengetahuannya. Dia hanya berpikir, Berapa Komisi yang harus didapatkan, berapa yang harus di prosfek setiap harinya, dan berapa dia harus closing setiap bulannya. Sebuah pemikiran, yang boleh dikatakan sah sah saja. Dalam pada ini, si Agen hanya memikirkan berapa premi yang harus dibayar untuk UP (Uang Pertanggungan tertentu).  Tentunya jika dia mendapatkan Komisi sekina persen, maka sekian Rupiah la yang dia dapat. Agen seperti ini, tentu masih dan sangat banyak.

  2. Agensi Asuransi, menjejali calon pembelinya dengan peringatan dan kata2 amit amit kalau meninggal, atau sakit. Tapi ujung-ujungnya bicara hasil dari setoran preminya, yang akan kembali modal setelah 4-5 Tahun. Sara yang disampaikan, jangan ada pengambilan nilai Tunai atau Deposit sebelum 5 tahun, karena rugi. Tanpa dijelaskan kenapa harus rugi.

  3. Agen Asuransi, menjual dengan iming-iming Investasi. Tanpa dia tahu, dasar-dasar Asuransi, jenis asuransi, dan model asuransi saat ini. Ketika saya tanya, dia sangat antusias dan yakin akan kebenaran yang dia miliki. Namun begitu saya sampaikan model, jenis, dan tata kelola Asuransi, dia baru nyaho…. Ow yah… katanya. Akhirnya, DIAM.
Sebenarnya, untuk menjawab Pertanyaan tadi sangatlah Mudah. Yang harus diketahui oleh Agen Asuransi kira2 adalah sebagai berikut.
  1. Apa Manfaat yang akan diterima oleh Tertanggung, Pemegang Polis maupun Ahli Waris.

  2. Keuntungan apa yang akan diberikan atau akan diterima jika seseorang bergabung atau membeli Polis Asuransi darinya.

  3. Jelaskan Hak dan Tanggungjawab masing-masing Pihak (baik pihak tertanggung, Pihak Pemegang Polis, Pihak Penanggung, maupun Ahli Waris).

  4. Pastikan, Agen Asuransi menggunakan metode penjualan dengan beberapa pendekatan penjualan yang sesuai, misalnya menggunakan metode AIDA’S.

  5. Ajukan Pertanyaan tertutup, atau pertanyaan terbuka secara baik, atau dengan teknik closing tertentu. Sesuaikan dengan situasi dan Kondisinya.
Saat ini, bagi rekan Kompasiana, saya ingin sampaikan beberapa pertanyaan.
  1. Siapa yang harus memiliki Polis Asuransi?

  2. Kenapa harus memiliki Polis Asuransi?

  3. Asuransi Apa yang harus dimiliki?

  4. Kenapa dengan Asuransi?
Bisakah Anda menjawab pertanyaan tersebut? mari saya bantu menjawabnya.
  1. Yang harus membeli Polis Asuransi adalah, mereka yang memiliki Tanggungan secara Ekonomi. Karena Asuransi seyogyanya adalah sebuah bentuk perjanjian antara Perusahaan yang disebut dengan perusahaan asuransi atau dalam istilah Asuransi disebut Penanggung, dengan Pemegang Polis yaitu yang namanya tercantum sebagai orang yang melakukan perjanjian atas Nilai Ekonomi seseorang yang dipertanggungkan, yang kemudian disebut Tertanggung. Bagi mereka yang tidak memiliki Tanggungan atau Nilai ekonomi, lalu apa alasannya dia harus berasuransi? TIDAK ADA. karena Asuransi, sekalli lagi adalah mengalihkan resiko terhadap kemungkinan terjadinya sesuatu hal yang mengakibatkan menurun atau hilangnya Nilai Ekonomi seseorang. Contoh, Jika Anda seorang Ayah. Maka Anda memiliki Tanggungan Istri dan Anak. Anda adalah penghasil komoditi ekonomi Keluarga. Jika Anda Sakit atau Meninggal, pertanyaanya apakah Sudah ada yang akan memberikan Penggantian pendapatan Anda tersebut? jika jawabannya belum ada, maka Asuransi Jawabannya.

  2. Pertanyaan Kedua, kenapa harus Asuransi. Karena Asuransi, memberikan kepastian pembayaran atas sejumlah hal yang tidak pasti. Manusia itu bisa Sakit, PASTI. Kapan sakitnya? Tidak Pasti. Manusia itu bisa kecelakaan, PASTI, seperti apa kecelakaannya dan seberapa besar tingkat keparahan kecelakaannya, Tidak pasti, termasuk kapan akan Celaka. Manusia itu akan Meninggal, PASTI. Kapan? Tidak Pasti. Nah Asuransi, memberikan Nilai yang Pasti untuk mengganti Nilai Ekonomi yang berkurang atau Hilang dari seorang Ayah tadi. Jika si Ayah SAKIT, maka kemungkinan pendapatannya akan berkurang atau hilang sementara waktu, bahkan bisa jadi akan menghilangkan harta yang ada, karena butuh biaya untuk biaya pengobatannya. Asuransi, hadir sebagai pengganti nilai yang hilang selama di Rumah Sakit, atau Melinduni harta Anda yang kemungkinan akan hilang jika terjadi Sakit untuk biaya.

  3. Asuransi yang harus dimiliki adalah sesuai dengan Kebutuhannya. Asuransi terdiri dari Asuransi Umum dan Asuransi Jiwa. Asuransi Umum, bisa Untuk Asuransi Kendaraan, Rumah, Hypotik, Asuransi Kredit, Asuransi lainnya. Sedangkan Asuransi Jiwa terdiri dari Asuransi Kematian, Kesehatan dan kecelakaan. So, Asuransi Apa yang Anda butuhkan kenali dulu Diri Anda.

  4. Kenapa Dengan Asuransi? Ya Karena Hanya Asuransi, yang legal dan logis yang bisa menjadi pertimbangan untuk menutupi kerugian akibat terjadinya resiko ketidakpastian tadi.
Jika Anda bertanya, Apakah orang seperti Agen Asuransi adalah mereka yang begitu yakin, bahwa Tuhan Tidak akan menolongnya, sehingga harus dengan Asuransi?
Agen Asuransi, harus meyakinkan dirinya, bahwa dia ada untuk membantu pelanggan, calon pelanggan dan Keluarga agar dapat terlindungi. Bukan masalahnya tuhan tidak akan menolong. Tapi para Guru dan Ulama, menyatakan bahwa Tuhan tidak akan menguba nasib sesuatu kaum, jika kaum itu tida mengubah nasibnya sendiri. Jika Anda meninggal, pasti Anda akan meninggalkan keluarga semuanya, dan tidak akan kembali. Namun pertanyaanya, Bukan karena Anda akan meninggal, namun Karena Ada yang akan Anda tinggalkan, maka Anda Butuh Asuransi.
Cerita saya kepada agen tadi, saya sampaikan beberapa pertanyaan singkat, bentuk teknik Closing dengan cara pertanyaan tertutup, dan terbuka silih berganti.
  1. Pak, Jika Bapak berangkat untuk Dinas ke luar Kota, misalnya 3 hari saja, berapa uang yang Bapak siapkan untuk kehidupan Istri dan Anak Bapak? — Jika jawabannya Rp 300.000, berarti per hari rp 100.000

  2. Jika Bapak per hari Rp 100.000 berarti 1 Bulan, jika bapak berangkat berarti akan memberikan uang untuk hidup sebesar Rp 3.000.000 ya pak? — Pasti jawabannya : IYA.

  3. Nah, pak. Seandainya Bapak Pergi, dan Tidak pernah kembali, berapa Dana yang suda bapak Siapkan untuk Hidup Anak dan istri Bapak?
……… Kompasianer, yang baik hati. Asuransi tida dibeli saat dibutuhkan. Asuransi itu WAJIB dimiliki, bukan karena Untuk Anda, tapi untuk orang-orang yang Anda Cintai.—- (Asuransi jiwa~)
Selamat malam dan salam Kompasiana.

Inilah Alasan kenapa Harus Punya Asuransi

OPINI | 22 March 2015 | 21:50 Dibaca: 215   Komentar: 8   5
Hari ini, entah kenapa. Say ketemu dengan seorang Agen Asuransi yang datang ke Toko saya, dan malah saya diskusi cukup panjang dengan beliau. Malam ini, saya membaca tulisan di Kompasiana juga tentang Asuransi. Adalah Reno Dwiheryana, dengan tulisannya, “Asuransi, dekat dikala butuh, jauh dikala dibutuhkan”.
Ada beberapa hal yang ingin saya petik pelajaran dari sang Agen, yang katanya baru bekerja selama 3 Bulan, disebuah Perusahaan Asuransi ternama, yang berasal dari UK. Tahu Dong…?
  1. Agen Asuransi, mungkin dan kemungkinan besar salah asuhan atau salah didik atau memang baru segitu pengetahuannya. Dia hanya berpikir, Berapa Komisi yang harus didapatkan, berapa yang harus di prosfek setiap harinya, dan berapa dia harus closing setiap bulannya. Sebuah pemikiran, yang boleh dikatakan sah sah saja. Dalam pada ini, si Agen hanya memikirkan berapa premi yang harus dibayar untuk UP (Uang Pertanggungan tertentu).  Tentunya jika dia mendapatkan Komisi sekina persen, maka sekian Rupiah la yang dia dapat. Agen seperti ini, tentu masih dan sangat banyak.

  2. Agensi Asuransi, menjejali calon pembelinya dengan peringatan dan kata2 amit amit kalau meninggal, atau sakit. Tapi ujung-ujungnya bicara hasil dari setoran preminya, yang akan kembali modal setelah 4-5 Tahun. Sara yang disampaikan, jangan ada pengambilan nilai Tunai atau Deposit sebelum 5 tahun, karena rugi. Tanpa dijelaskan kenapa harus rugi.

  3. Agen Asuransi, menjual dengan iming-iming Investasi. Tanpa dia tahu, dasar-dasar Asuransi, jenis asuransi, dan model asuransi saat ini. Ketika saya tanya, dia sangat antusias dan yakin akan kebenaran yang dia miliki. Namun begitu saya sampaikan model, jenis, dan tata kelola Asuransi, dia baru nyaho…. Ow yah… katanya. Akhirnya, DIAM.
Sebenarnya, untuk menjawab Pertanyaan tadi sangatlah Mudah. Yang harus diketahui oleh Agen Asuransi kira2 adalah sebagai berikut.
  1. Apa Manfaat yang akan diterima oleh Tertanggung, Pemegang Polis maupun Ahli Waris.

  2. Keuntungan apa yang akan diberikan atau akan diterima jika seseorang bergabung atau membeli Polis Asuransi darinya.

  3. Jelaskan Hak dan Tanggungjawab masing-masing Pihak (baik pihak tertanggung, Pihak Pemegang Polis, Pihak Penanggung, maupun Ahli Waris).

  4. Pastikan, Agen Asuransi menggunakan metode penjualan dengan beberapa pendekatan penjualan yang sesuai, misalnya menggunakan metode AIDA’S.

  5. Ajukan Pertanyaan tertutup, atau pertanyaan terbuka secara baik, atau dengan teknik closing tertentu. Sesuaikan dengan situasi dan Kondisinya.
Saat ini, bagi rekan Kompasiana, saya ingin sampaikan beberapa pertanyaan.
  1. Siapa yang harus memiliki Polis Asuransi?

  2. Kenapa harus memiliki Polis Asuransi?

  3. Asuransi Apa yang harus dimiliki?

  4. Kenapa dengan Asuransi?
Bisakah Anda menjawab pertanyaan tersebut? mari saya bantu menjawabnya.
  1. Yang harus membeli Polis Asuransi adalah, mereka yang memiliki Tanggungan secara Ekonomi. Karena Asuransi seyogyanya adalah sebuah bentuk perjanjian antara Perusahaan yang disebut dengan perusahaan asuransi atau dalam istilah Asuransi disebut Penanggung, dengan Pemegang Polis yaitu yang namanya tercantum sebagai orang yang melakukan perjanjian atas Nilai Ekonomi seseorang yang dipertanggungkan, yang kemudian disebut Tertanggung. Bagi mereka yang tidak memiliki Tanggungan atau Nilai ekonomi, lalu apa alasannya dia harus berasuransi? TIDAK ADA. karena Asuransi, sekalli lagi adalah mengalihkan resiko terhadap kemungkinan terjadinya sesuatu hal yang mengakibatkan menurun atau hilangnya Nilai Ekonomi seseorang. Contoh, Jika Anda seorang Ayah. Maka Anda memiliki Tanggungan Istri dan Anak. Anda adalah penghasil komoditi ekonomi Keluarga. Jika Anda Sakit atau Meninggal, pertanyaanya apakah Sudah ada yang akan memberikan Penggantian pendapatan Anda tersebut? jika jawabannya belum ada, maka Asuransi Jawabannya.

  2. Pertanyaan Kedua, kenapa harus Asuransi. Karena Asuransi, memberikan kepastian pembayaran atas sejumlah hal yang tidak pasti. Manusia itu bisa Sakit, PASTI. Kapan sakitnya? Tidak Pasti. Manusia itu bisa kecelakaan, PASTI, seperti apa kecelakaannya dan seberapa besar tingkat keparahan kecelakaannya, Tidak pasti, termasuk kapan akan Celaka. Manusia itu akan Meninggal, PASTI. Kapan? Tidak Pasti. Nah Asuransi, memberikan Nilai yang Pasti untuk mengganti Nilai Ekonomi yang berkurang atau Hilang dari seorang Ayah tadi. Jika si Ayah SAKIT, maka kemungkinan pendapatannya akan berkurang atau hilang sementara waktu, bahkan bisa jadi akan menghilangkan harta yang ada, karena butuh biaya untuk biaya pengobatannya. Asuransi, hadir sebagai pengganti nilai yang hilang selama di Rumah Sakit, atau Melinduni harta Anda yang kemungkinan akan hilang jika terjadi Sakit untuk biaya.

  3. Asuransi yang harus dimiliki adalah sesuai dengan Kebutuhannya. Asuransi terdiri dari Asuransi Umum dan Asuransi Jiwa. Asuransi Umum, bisa Untuk Asuransi Kendaraan, Rumah, Hypotik, Asuransi Kredit, Asuransi lainnya. Sedangkan Asuransi Jiwa terdiri dari Asuransi Kematian, Kesehatan dan kecelakaan. So, Asuransi Apa yang Anda butuhkan kenali dulu Diri Anda.

  4. Kenapa Dengan Asuransi? Ya Karena Hanya Asuransi, yang legal dan logis yang bisa menjadi pertimbangan untuk menutupi kerugian akibat terjadinya resiko ketidakpastian tadi.
Jika Anda bertanya, Apakah orang seperti Agen Asuransi adalah mereka yang begitu yakin, bahwa Tuhan Tidak akan menolongnya, sehingga harus dengan Asuransi?
Agen Asuransi, harus meyakinkan dirinya, bahwa dia ada untuk membantu pelanggan, calon pelanggan dan Keluarga agar dapat terlindungi. Bukan masalahnya tuhan tidak akan menolong. Tapi para Guru dan Ulama, menyatakan bahwa Tuhan tidak akan menguba nasib sesuatu kaum, jika kaum itu tida mengubah nasibnya sendiri. Jika Anda meninggal, pasti Anda akan meninggalkan keluarga semuanya, dan tidak akan kembali. Namun pertanyaanya, Bukan karena Anda akan meninggal, namun Karena Ada yang akan Anda tinggalkan, maka Anda Butuh Asuransi.
Cerita saya kepada agen tadi, saya sampaikan beberapa pertanyaan singkat, bentuk teknik Closing dengan cara pertanyaan tertutup, dan terbuka silih berganti.
  1. Pak, Jika Bapak berangkat untuk Dinas ke luar Kota, misalnya 3 hari saja, berapa uang yang Bapak siapkan untuk kehidupan Istri dan Anak Bapak? — Jika jawabannya Rp 300.000, berarti per hari rp 100.000

  2. Jika Bapak per hari Rp 100.000 berarti 1 Bulan, jika bapak berangkat berarti akan memberikan uang untuk hidup sebesar Rp 3.000.000 ya pak? — Pasti jawabannya : IYA.

  3. Nah, pak. Seandainya Bapak Pergi, dan Tidak pernah kembali, berapa Dana yang suda bapak Siapkan untuk Hidup Anak dan istri Bapak?
……… Kompasianer, yang baik hati. Asuransi tida dibeli saat dibutuhkan. Asuransi itu WAJIB dimiliki, bukan karena Untuk Anda, tapi untuk orang-orang yang Anda Cintai.—- (Asuransi jiwa~)
Selamat malam dan salam Kompasiana.
 http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2015/03/22/inilah-alasan-kenapa-harus-punya-asuransi-713658.html

Testimoni

Benar, ini bukan cuma mimpi untuk bisa mempunyai rumah mewah seharga miliaran rupiah, atau menyekolahkan anak ke luar negeri. Itu semua bisa terwujud hanya dengan menjadi seorang agen asuransi, sebuah posisi yang masih dipandang sebelah mata hingga kini.
Di samping niat baik untuk menolong orang yang kesusahan, berbagai bonus dan komisi yang menjanjikan dari menjadi seorang agen asuransi itu sempat melambungkan impian Mamiek, sebut saja demikian namanya.
Dibandingkan penghasilannya ketika masih menjadi salah satu staf di sebuah perusahaan media cetak yang baru di Jakarta, tentunya mimpi menjadi ‘jutawan’ mendadak ini sangatlah menggiurkan.
Meskipun tidak mempunyai gaji, dia tergiur oleh jam kerja yang fleksibel dan pastinya pendapatan yang tak terbatas! Mungkinkah demikian? Menurut Mamiek yang menjadi Unit Manager asuransi Prudential sejak dua tahun lalu, pendapatan komisi bisa mencapai 30% dari total premi yang dibayarkan nasabah selama dua tahun, lalu selama tiga tahun akan mendapat komisi 5%.
Ini masih belum ditambah bonus tahunan sebesar 12%! Wow! Sebagai seorang Unit Manager, dia pun masih bisa menerima komisi tapi sifatnya off-raging.
Jadi tidak heran jika ada seorang agen yang bisa mencapai penghasilan Rp100 juta per bulan dan itu bisa dicapai dalam lima tahun. “Pendapatan ini pun masih bisa terus naik. Bahkan ada agen yang bisa mencatat rekor pendapatan Rp2 miliar per bulan,” tutur Mamiek.
Tentunya bagi Mamiek, masalah pendapatan yang tak terbatas ini merupakan salah satu faktor penyemangat di samping dia juga merasakan bonus yang sifatnya non-materi, seperti penghargaan yang tiada henti bagi prestasi yang dicapai baik dari perusahaan di Indonesia maupun dari pusatnya di luar negeri.
Berbeda tiap produk Hal serupa juga bakal dialami seorang agen asuransi perusahaan lainnya. Komisi dan bonus bertaburan sehingga membangkitkan semangat sang agen untuk meraih pendapatan yang lebih dan lebih lagi. Meskipun di perusahaan asuransi ini, komisi yang diterima berbeda-beda untuk tiap produknya. Secara rata-rata, untuk agen yang produktif alias rajin menjual produk asuransinya, bisa mendapat komisi Rp2 juta sedangkan untuk agen top bisa mendapat komisi di atas Rp20 juta.
Di perusahaan asuransi lainnya, kompensasi penjualan yang bakal diterima sang agen berupa komisi dan bonus uang bila sang agen mampu menembus target rata-rata yang ditetapkan perusahaan. Selain itu ia juga bisa menikmati komisi dari hasil penjualannya pada tahun-tahun berikutnya.
“Kalau ditanya pekerjaan apa yang pendapatannya tetap bertahan di saat krisis, ya asuransi,” ujar seorang agen.
Masalahnya, pekerjaan yang satu ini kadung diberi persepsi negatif sehingga ‘wibawa’nya kian luntur. Padahal, dari sisi besaran komisi sangat menjanjikan dan apa yang didapat beserta fasilitas yang diberikan bisa melebihi penghasilan seorang manajer.
“Penghasilan setingkat manajer bisa, tergantung usaha dan kerja kerasnya, komisi itu kan naik terus,” kata Venny Veronika, agen yang kini menjadi Senior Agency Manger PT Prudential Life Assurance.
Komisi agen asuransi sebenarnya bergantung pada berapa keras usaha mereka untuk merangkul banyak klien dalam mengambil premi asuransi. Pola payment seperti ini, komisi plus bonus-bonus lainnya, berbeda sekali dengan patokan gaji pokok yang biasa diterima pegawai kantoran.
Oleh sebab itu, seorang agen harus dibekali amunisi berisi kesabaran, semangat kerja keras, loyalitas, jujur, dan pantang menyerah agar mampu memberikan pemahaman-bukan hanya informasi-yang baik kepada klien mengenai asuransi.
Bila berhasil, komisi dan sederet ‘penghargaan’ lainnya sudah menanti untuk dinikmati. Kalau bonus uang mungkin sudah tidak asing seorang agen bisa jalan-jalan ke luar negeri, atau keliling dunia.
Bila ‘dipaksa’ mengaku, Lena mengatakan pendapatan agen bisa mencapai tertinggi Rp100 juta satu bulan bukan per bulan. Dahsyat memang, duit segitu bukan angka tetap tetapi bisa berubah karena angka terendah Rp2 juta.
Bahkan, agen ini mengenang ada agen asuransi yang mampu mencatatkan komisi plus ecek-ecek hingga Rp400 juta dalam 8 bulan berkerja dan dia pun terhitung masih belia.
Ada juga yang bilang komisi dan embel-embel lainnya yang diterima agen asuransi setiap bulan umumnya antara Rp5 juta-Rp6 juta. Itu baru pemula dan jumlah tersebut masih bisa bertambah karena itu hanya tahun pertama, bisa dibayangkan jika agen tersebut sudah senior berapa isi dompetnya apalagi isi ‘celengannya’.
Venny menambahkan penghasilan agen asuransi atau marketer insurance ternyata besarannya tidak lebih jelek dari seorang karyawan tingkat manager. Penghasilan yang diperoleh pada tahun pertama itu setara dengan penghasilan karyawan tingkat staf yang sudah bekerja selama 5 tahun-6 tahun.
“Orang tidak mengerti betapa bisnis asuransi banyak membantu khalayak, mereka masih mengkonotasikan agen asuransi itu tidak baik,” sesalnya.
Tingkat agen asuransi pada umumnya dimulai dengan menjadi agen pemula atau Finansial Advisor, kemudian beranjak menjadi Associate Unit Manager, lalu Unit Manager, setelah itu menjadi Senior Unit Manager dan Agency Manager, hingga akhirnya didapuk menjadi Senior Agency Manager. Naik pangkat itu pun selaras dengan meningkatnya komisi yang diterima.
“Kalau naik jabatan misalnya dari agen pemula menjadi Unit Manager tentu aja dapat tambahan dan sudah otomatis, cuma besarannya relatif dan tergantung perusahaan, tidak ada yang baku di asuransi,” terang Venny.
Biasanya pergantian tersebut terjadi setahun sekali. Seseorang bisa dipanggil leader setelah yang bersangkutan sampai pada Unit Manager. Peningkatan itu artinya seorang agen mampu mengembangkan dirinya sekaligus membantu melebarkan sayap perusahaan. Perusahaan kian terbang tinggi, komisi pun terus melesat.
Jadi, berani mencoba???
Sumber: prudentialjakarta.multiply.com

Nah !! Ini adalah testimoni dari teman-teman yang sudah bergabung jadi agen di Prudential :
1. Joni Liu (Mahasiswa)
“Saya tidak pernah menyangka bahwa profesi sebagai Agen Asuransi Prudential bisa mengantar saya pada banyak hal-hal baru, teman-teman baru dan lingkungan yang sangat membangun. Saya senang dan bangga bisa berprofesi sebagai agen asuransi karena bisa membantu di kala nasabah mengalami musibah dan juga bisa membantu rekan-rekan agen baru untuk berkarir dan sukses di Industri ini. Jadi, jangan ragu untuk bergabung menjadi agen asuransi dan menjadi berkat melalui tindakan nyata kita.”
2. Cindy (General Manager sebuah Perusahaan Swasta & Event Organizer)
“Motivasi utama saya saat pertama kali bergabung menjadi agen asuransi Prudential sebenarnya sangat sederhana, karena saya ingin membantu orang-orang di sekitar saya melalui produk asuransi. Bayangkan, kita hanya menabungkan sejumlah uang kecil saja setiap bulannya, tetapi pada saat terjadi suatu resiko, perusahaan asuransi akan memberikan jumlah berkali-kali lipat dari yang sudah kita setorkan !! Sungguh suatu produk yang sangat unik dan bermanfaat. Setelah menjalani bisnis ini, saya mendapatkan banyak perkembangan dalam hidup saya baik dari segi income, skill maupun self-improvement. Bagi saya, bisnis asuransi bukan mengajarkan saya untuk menjadi seorang penjual asuransi melainkan bagaimana menjadi seorang “true leader”. Dan 3 bulan setelah saya bergabung disini, saya memutuskan untuk full-time dan meninggalkan seluruh pekerjaan dan usaha saya yang lainnya. Bisnis Asuransi Prudential adalah Bisnis Luar Biasa !!!”
3. Hariati (Pedagang)
“Sebelum bergabung di Prudential, saya sudah 17 tahun menjadi Pedagang, sedangkan suami saya adalah seorang kontraktor. Saya punya segalanya sebagai hasil dari usaha saya menjadi pedagang. Tapi sewaktu menjadi pedagang saya tidak pernah berlibur, tidak pernah bisa mengantar anak-anak ke sekolah, parah deh hidup saya. Bayangkan, orang punya 4 mobil tapi buat menyempatkan berlibur 1-2 hari saja bersama keluarga tidak bisa. Waktu saya benar-benar dihabiskan buat uang, uang dan uang. Sekarang, saya sudah bebas dari masalah itu, tapi saya tidak bisa mengulang waktu untuk saya kembali mengantar anak-anak ke sekolah lagi. Karena itu bagi yang belum terjebak terlalu dalam seperti saya agar cepat bertobat. Punya uang tapi tidak punya waktu itu dulu, sekarang tidak begitu lagi, horeeee !! Thank you, Prudential.”
4. Anne Qorina (Executive Employee)
“Sebelum saya bergabung di Prudential, saya sudah kerja macem-macem. Dari kerja di bank, supervisor toko di mall, di production house, EO, hingga kerja keluar negri. Tapi ada beberapa hal yang saya cari dan tidak saya temukan di tempat itu yaitu kebebasan waktu, kebebasan finansial, dan pengembangan diri, rasanya hidupnya gitu gituuuuu aja.. Sampai pertengahan 2011 saya bertemu Prudential, saya langsung full time bekerja di Prudential. Saya berterimakasih sekali kepada perekrut saya yang menjebloskan saya ke tempat yang sangat tepat yang memberikan apa yang saya cari selama ini. Waktu, uang, dan pengembangan diri. Prudential keren deh pokoknya!”
http://menjadiagenasuransi.com/testimony/

Jangan malu jadi agen asuransi,ini pekerjaan mulia kok

Kemarin ada yang laporan ke saya, ada satu seseorang ditawari asuransi lalu jawab : "Bener aja tuh agen asuransi menggebu-gebu nawarin asuransinya, komisinya gede banget tuh... Jangan mau masuk asuransi, kita bikin kaya mereka aja dengan uang kita"...
Hehehe... saya jawab : "Kalau gitu mulai sekarang kalau kita sakit jangan ke dokter deh... Masa dokter tuh TEGA BENER, orang sudah sakit malah disu
ruh BAYAR BAHAL... dan Banyak banget tuh dokter bisa beli mobil dan rumah bagus...""...
Sobat... dimanapun anda bekerja.. sudah selayaknya anda diberikan penghargaan atas kinerja anda kan...
President kerja juga dibayar...
Menteri kerja juga dibayar...
Guru Kerja juga dibayar...
Polisi Kerja Juga Dibayar...
Jadi Agen asuransi kerja JUGA DIBAYAR...
kenapa agen asuransi kerja dibayar MAHAL...
Karena tidak semua orang SANGGUP Kerja sebagai Agen Asuransi...
Banyak tuh yang RONTOK sebagai agen asuransi...
Dan hanya agen asuransi yang Bekerja dengan HATI lah yang bertahan semakin DAHSYAT di Bisnis Asuransi...
bersyukurlah ketika anda didatangi seorang agen asuransi...
Karena masih ada seseorang yang peduli dengan masa depan anda...
Coba kita lihat lebih dalam lagi, apa sih sebenarnya yang seorang agen asuransi harapkan..
Seorang agen asuransi bekerja untuk memberikan kepastian masa depan untuk setiap keluarga...
Ngajak orang nabung.. Ya... Nabung untuk persiapkan masa pensiunnya... supaya pada saat pensiun nanti anda tidak lagi perlu bekerja, tapi memiliki uang yang cukup untuk tetap hidup layak...
Coba kita lihat disekitar kita.. banyak banget kan orang yang masih kerja saat usianya sudah lanjut...
coba jawab... MAUKAH ANDA NANTINYA JUGA BEGITU... KERJA SAAT SUDAH TUA ?
Jika tidak mau, maka anda harus nabung sejak sekarang... gitu aja kok repot... hehe...
trus...
kan nabung bisa dimana aja... Lalu kenapa harus nabung di Asuransi?
yok kita lanjutkan...
Dengan nabung di Asuransi.. maka anda juga mendapatkan perlindungan...
1. Kalau sakit, maka anda tidak lagi perlu keluar uang untuk bayar rumah sakit.... bahkan saat anda sakit, malah anda diberikan GAJI HARIAN... jadi waktu sakit tetap dapat penghasilan...
2. Kalau ternyata Anda sakit Kritis (kanker, stroke, jantung dll) anda akan terima santunan Ratusan Juta rupiah untuk anda gunakan berobat..
3. Dan saat anda sudah mengidap sakit kritis, maka anda tidak lagi perlu membayar premi asuransi anda.. premi anda akan dibayar oleh perusahaan bahkan anda bisa dapat gaji setiap bulan sejak anda di vonis sakit krtis..
4. Jika anda meninggal, maka anda sudah menyiapkan warisan untuk keluarga anda...
Sederhana aja konsepnya...
dengan memiliki asuransi, maka anda sebenarnya sudah memastikan :
1. Jika anda umur Panjang anda Punya Uang
2. Jika Anda umur pendek anda juga punya uang
3. Jika anda sehat anda punya uang
4. dan jika anda sakit, anda juga tetap punya uang...
Josss banget kan... karena inilah kami bangga menjadi agen asuransi di Prudential...
Pokoknya, jangan negatif dulu... Kami waras kok.. jadi kami juga mikir sebelum kerja sebagai agen asuransi... hehe...
kalau mau tau lebih jelas lagi... jangan ragu ya hubungi agen asuransi prudential disekitar anda...
Indonesia akan maju jika makin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya asuransi...
Yok Berasuransi..

Menyikapi Kedatangan Agen Asuransi

Menyikapi Kedatangan Agen Asuransi

Anda mungkin merasa bosan bahkan merasa terganggu dengan sering kedatangan para Agen Asuransi yang terus menerus dan berganti-ganti orang juga berganti-ganti Perusahaan,karena mereka selalu menawarkan asuransi kepada anda sampai-sampai produknya anda sangat faham sekali padahal anda merasa tidak membutuhkan. Bersyukurlah masih ada Agen Asuransi yang datang kepada anda itu artinya anda masih sehat dan tentu saja masih hidup,jika saja anda sudah sakit apalagi dengan kondisi sakit kritis maka sudah tidak ada satupun Agen dari Asuransi mendatangi anda.

Asuransi Merupakan Cara Tuhan Untuk Menolong Anda
Satu hal yang perlu dipahami bahwa kehadiran Agen Asuransi kepada Anda mungkin merupakan cara Tuhan menolong anda agar kelak kelurga Anda tetap hidup bahagia dan berkecukupan. Karena Asuransi itu unik, disaat Anda membutuhkan Asuransi karena mungkin anda membutuhkan biaya pengobatan, pada saat itu Asuransi sudah tidak mau memproses pengajuan anda. Akan tetapi jika Anda merasa belum butuh justru Asuransi akan selalu datang kepada anda,inilah uniknya Asuransi.

Mulai sekarang mungkin sudah waktunya untuk mencoba terbuka, jangan sampai pada saat Anda membutuhan ternyata sudah terlambat. Karena pada hakikatnya Agen Asuransi adalah Tangan Tuhan untuk menyelamatkan keluarga Anda dari Kemiskinan, sebagaimana Rizky yang didapat manusiapun tidak ada yang diturunkan langsung dari langit tetapi melaui Tangan-tangan Tuhan berupa perdagangan, jasa transportasi,gaji dari seorang pengusaha sampai para pemberi uang receh dari sopir di perempatan lampu merah kepada pengemis.

Memilih Perusahaan Asuransi
Apabila Anda mau membeli Polis Asuransi Anda perlu selektif, artinya memilih Perusahaan dan Agen Asuransi yang berkualitas,karena tidak semua Perusahaan Asuransi mementingkan pelayanan apalagi Agennya,banyak diantara mereka yang hanya asal mendapat case atau Nasabah saja. Berikut ini adalah Cara memilih Perusahaan Asuransi:

1.Melihat Seberapa Besar Aset Perusahaan
Hal ini bisa memberikan kenyamanan tersendiri bagi Nasabah, sebagai contoh anda mempunyai uang 750juta dan pengen menitipkan uang tersebut kepada teman Padahal Anda memiliki tiga teman yaitu teman pertama dia memiliki aset senilai 100juta dan teman kedua memiliki Aset 500juta sedangkan teman ketiga memiliki Aset 1 Miliar, dari ketiga teman tersebut diatas Anda akan menitipkan uang kepada teman nomor berapa?pasti nomor tiga bukan?

2.Seberapa Besar Memberikan Klaim Kepada Nasabahnya
Sejujurnya setiap orang yang mampu membayar premi atau dibilang orang-orang yang punya penghasilan cukup sangat butuh dan ingin memiliki Asuransi akan tetapi karena sering mendengar bahwa ada orang yang klaim Asuransi berbelit-belit,sehingga Hal ini sebagai pertimbangan yang paling Vital.oleh karean itu bukti-bukti klaim sangatlah penting, semakin besar perusahaan Asuransi maka logikanya klaimnya juga semakin besar.

3.Melihat RBC (Risk Based Capital)
Yaitu kemampuan perusahaan dalam mengantisipasi sebuah resiko pengambilan uang secara bersama-sama.untuk Perbankan RBC yang ditentukan pemerintah hanya 12 %,artinya apabila Bank mengelola dana nasabah 1 Miliar maka Bank tersebut harus mempunyai dana sebanyak 12%nya atau 120juta.sedangkan RBC yang harus dimiliki Perusahaan Asuransi berdasarkan ketentuan sangatlah ketet yaitu minimal 120% artinya jika Perusahaan Asuransi mengelola dana Nasabah Rp.1 Miliar maka Perusahaan tersebut harus memiliki dana sebesar Rp.1,2 Miliar.oleh karena pilihlah Asuransi yang RBC nya diatas 120% agar dana anda aman.

4.Umur Perusahaan Asuransi
Umur Perusahaan Asuransi juga tidak kalah penting, karena semua Perusahaan Asuransi akan menjamin Nasabah sampai usia 99 tahun atau sampai meninggal dunia, bagaimana mungkin Perusahaan Asuransi akan menjamin Nasabah sampai Usia 99 tahun sedangkan perusahaanya belum berumur 99 tahun?yang artinya belum teruji waktu.Oleh karena itu Anda mungkin perlu mempelajari Asuransi mana yang usianya lebih dari 100 tahun,Prudential misalnya dilahirkan di London pada tahun 1948 yang berarti sudah lebih dari 165 tahun,apalagi masuk kategori Perusahaan yang diperkirakan akan mampu bertahan dalam 100 tahun kedepan (majah Forbes tahun 2009), bisa juga sebagai referensi Anda.

5.Mencari Referensi dari sumber lain
Anda perlu mencari referensi lain,seperti media informasi koran dan majalah,biasanya Perusahaan yang Akuntable akan memberikan laporan keuanganya secara transparan melalui koran-koran bisnis seperti KOMPAS,Media Indonesia,Bisnis Indonesia dll.Karena memang itu menjadi kewajiban perusahaan Asuransi untuk memberikan Laporan keungan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Lembaga Keuangan. Dari Majalah juga biasanya mengutip dari AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) menyampaikan Informasi laporan Keuangan dari semua Perusahaan Asuransi,bahkan pemeringkatan Asuransi juga tersedia disitu dari Peringkat Terbaik sampai dengan urutan nomor 50 misalnya, selanjutnya Andalah yang akan memilih.

Awam Asuransi

Asuransi bagi orang awam sepertinya menakutkan karena berkaitkan dengan rumah sakit bahkan yang sakitnya kondisi kritis,sehingga mereka punya alasan untuk menolak Asuransi.Padahal orang yang sekarang sedang di rumah sakit baik hanya rawat inap maupun menjalani operasi tidak satupun ada yang mengharapkan sakit tapi mereka tetap juga bisa sakit,itu artinya semua orang butuh perlindungan dari kerugian biaya,karena sakit atau sehat adalah bukan pilihan,tapi perlindungan adalah pilihan.Oleh karena itu para Agen diharapkan lebih kerja keras lagi untuk bisa memahamkan kepada masyarakat yang awam terhadap Asuransi,biar bagaimanapun mereka sangat membutuhkan.karena sebetulnya para calon nasabah masih butuh sekali informasi yang tepat,karena biasanya yang ada dibenak calon nasabah bahwa asuransi ujungnya mau menipu,padahal jelas keuntungan mutlak untuk mereka.

Agen Asuransi harus mempunyai konsistensi tinggi
Begitu ditolak oleh satu nasabah saja langsung down misalnya,nah ini justru kelihatan sekali oleh klien bahwa agen tersebut kurang konsisten dan tidak pandai dalam melakukan pendekatan.Supaya agen mempunyai mental yang kuat dan pandai dalam prospekting sebaiknya sering mengikuti seminar-seminar motivasi dan training-training yang diadakan oleh kantor perwakilan Asuransi,sehingga semakin lama semakin bisa dipercaya oleh para calon nasabah.Jarang ditemukan klien mendapat penjelasan sekali dari seorang agen langsung mengambil polis,rata-rata dua kali pertemuan minimalnya bahkan ada yang sampai lima kali karena mungkin belum ada kecocokan dengan produk yang ditawarkan.

Calon Nasabah berhak untuk memilih Agen Asuransi
Calon nasabah punya kebebasan untuk memilih agen asuransi yang dianggapnya profesional dan bisa melayani mereka seumur hidup, karena Nasabah adalah raja dan agen adalah ibarat pelayan.oleh karena ada beberapa tips untuk memilih agen asuransi:

1.Agen yang masa kerjanya minimal 2 tahun
Dua tahun adalah waktu yang cukup untuk mengukur seorang Agen tersebut komitmen atau tidak, lebih lagi yang masa kerjanya sudah lebih dari 3tahun,karena tidak sedikit agen keluar masuk dunia Asuransi.

2.Agen yang Fokus pada pekerjaan
Karena saking mudahnya untuk menjadi agen Asuransi sehingga banyak profesi yang bisa diduakan seperti seorang guru,bidan,dosen bahkan Ibu rumah tangga sampai pedagang kaki lima pun bisa jadi Agen Asuransi. Dari sini bisa kita lihat kemampuan mereka melayani nasabah, jelas bagi yang masih separuh waktu tidak mungkin optimal.

3.Agen yang menguasai Produk
Sebagai seorang Nasabah ketika sudah mempunyai asuransi tahunya segala bentuk sakit baik masuk rumah sakit maupun rawat jalan bisa dibayarkan,ternyata Asuransipun memiliki kriteria dan spesifikasi masing-masing, sebagaimana kita mempunyai uang Rp.10.000 mungkin kita hanya bisa membeli 1 mangkuk bakso,tetapi jika dengan uang Rp.20.000 mungkin bisa menambah kupat dan es jeruk bahkan jus alpokat. Oleh karena penting bagi Nasabah memilih seorang agen yang bisa menjelaskan secara detail produknya sampai dengan spesifikasinya.

4.Agen tersebut Berlisensi
sebagaimana diatur dalam perundang-undangan lembaga keuangan asuransi bahwa Agen Asuransi harus memiliki Lisensi AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indinesia),sehingga tidak mengapa Anda menanyakan lisensi yang dikeluarkan dari AAJI.

5.Tidak harus saudara atau teman dekat
Sebaiknya anda ikut Asuransi tidak karena Agen tersebut adalah saudara atau teman dekat kecuali sudah memenuhi kriteria diatas.

Asuransi Cinta

Manusia terlahir kedunia ini adalah karena cinta atau kasing sayang,banyak orang bisa mengucapkan kata cinta atau sayang tapi cuma di bibir saja,apakah itu namanya cinta?padahal cinta sebenarnya adalah sebuah pengorbanan dan perjuangan,tidak semudah yang diucapkan. Orang yang bekerja tiap hari banting tulang peras keringat,mencari nafkah demi keluarganya agar tetap bisa makan tiap hari atau bahkan agar anaknya bisa sekolah setinggi mungkin kelak agar dia menjadi orang yang sukses adalah merupakan bukti cinta sama keluarganya. Begitu juga seorang Ibu yang mengantarkan sekolah anaknya itu juga merupakan bentuk cinta atau kasing sayang sama anaknya..Tetapi Cinta diatas dimana ayah mincintai keluarga,atau ibu yang mencintai anaknya suatu hari pasti akan berakhir, sehingga kita sangat perlu mengabadikan nilai Cinta kepada keluarga.

Asuransi akan mengabadikan Penghasilan
Jaminan kasih sayang agar tetap abadi adalah dengan cara penghasilan anda diasuransikan,bagaimana maksudnya? Anda sendiri adalah satu-satunya orang yang tidak tergantikan oleh keluarga karena Tuhan menciptakn manusia didunia ini tidak ada yang sama, sehingga setelah anda berpisah dari keluarga untuk selamanya anak dan istri tidak bisa mencari pengganti yang mirip persis plek seperti anda, tetapi yang bisa digantikan hanya penghasilan anda untuk mereka.

Ilustrasi Asuransi Penghasilan
Pak.Nasib mempunyai penghasilan Rp.10 juta tiap bulan misalnya, karena pak.Nasib tidak mengasuransikan penghasilanya maka ketika dia meninggal jelas penghasilan juga ikut meninggal, betul? karena sekali lagi bahwa Tuhan menciptakan manusia tidak ada yang mirip persis plek, berarti pk.Nasib tidak bisa diganti oleh siapapun, padahal Istri dan anak-anaknya masih butuh makan selama hidup. Berbeda dengan Pak.Untung, dia juga berpenghasilan Rp.10 juta tiap bulan, tetapi Penghasilanya di Asuransikan sebesar 10 X penghasilan setahun = 10 X 120 juta = Rp.1,2 M. Artinya apabila pak.Untung meninggal dunia maka keluarganya akan mendapatkan santunan Rp.1,2 Miliar. dengan harapan keluarganya bisa mengelola santunan sebesar itu sehingga mendapatkan keuntungan Rp.120 juta pertahun atau Rp.10 juta perbulan.

20 ALASAN MENGAPA HARUS MENABUNG DI PRUDENTIAL SYARIAH....

1. Kewajiban 1 tahun setelah meninggal
Q.S. Al-Baqarah ayat 240 (QS. 2:240),”Dan orang-orang yang akan meninggal dunia diantaramu dan meninggalkan istri, hendaklah berwasiat untuknya, yaitu diberi nafkah hingga setahun lamanya...”
2. Demi anak-anak
Q.S. A.-Nisaa ayat 9 (QS.4:9),”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka.”
3. Masa depan
Q.S. Al-Hasyr ayat 18 (QS. 59:18), “ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah tiap-tiap diri memperhatikan apa yang dipersiapkan untuk hari esok...”
4. Jaga lima sebelum yang datang lima (al-Hadits)
• Muda sebelum Tua
• Sehat sebelum Sakit
• Kaya sebelum Miskin
• Lapang sebelum Sempit
• Hidup sebelum Mati
5. Menabung untuk ahli waris
”Wahai Saad, apabila kamu tinggalkan keturunanmu dalam keadaan cukup jaminan hartanya adalah lebih baik ketimbang kamu tinggalkannya dalam keadaan serba kekurangan, sehingga mereka terpaksa meminta-minta kepada orang terkadang diberi terkadang ditolak.” ( Dialog Rasulullah dengan sahabat Saad bin Abi Waqash)
6. Tabungan Haji
7. Diawasi oleh Dewan Syariah Nasional dr MUI
8. Bagi Hasil
9. Bebas dari Gharar (ketidakpastian/ ketidakjelasan)
10. Bebas dari Maysir (judi)
11. Tidak Riba
12. Menghindari uang Syubhat (rancu)
13. Mensucikan harta
14. Akuntansi Syariah (menggunakan prinsip risk sharing)
15. Berbagi dengan orang lain (infaq dan sedekah)
16. Tolong menolong dalam kebaikan
17. Berhemat untuk masa sulit
18. Asuransi Syariah halal
19. Mencegah penderitaan bagi Janda dan Yatim piatu
20. Mempersiapkan dana pensiun
Smg bermanfaat ya

Rabu, 25 Maret 2015

Untuk Orang Tua, Jangan Lakukan 37 Aktivitas ini Saat Mendidik Anak

Menikah kemudian dikaruniai amanah putra atau putri oleh Allah adalah sebuah kebahagian yang sangat luar biasa, namun tidak sedikit bagi para orang tua kurang berhati-hati dalam mendidik buah hatinya. Tanpa terasa cara mendidik yang dilakukan orang tua akan berpengaruh negatif kepada diri anak.
Berikut 37 kebiasaan orang tua dalam mendidik anak yang dapat menghasilkan perilaku buruk pada anak
1. Raja yang Tak Pernah Salah

Sewaktu anak kita masih kecil dan belajar jalan tidak jarang tanpa sengaja mereka menabrak kursi atau meja. Lalu mereka menangis. Umumnya, yang dilakukan oleh orang tua supaya tangisan anak berhenti adalah dengan memukul kursi atau meja yang tanpa sengaja mereka tabrak. Sambil mengatakan, “Siapa yang nakal ya? Ini sudah Papa/Mama pukul kursi/mejanya…sudah cup….cup…diem ya..Akhirnya si anak pun terdiam.

Ketika proses pemukulan terhadap benda benda yang mereka tabrak terjadi, sebenarnya kita telah mengajarkan kepada anak kita bahwa ia tidak pernah bersalah.

Yang salah orang atau benda lain. Pemikiran ini akan terus terbawa hingga ia dewasa. Akibatnya, setiap ia mengalami suatu peristiwa dan terjadi suatu kekeliruan, maka yang keliru atau salah adalah orang lain, dan dirinya selalu benar. Akibat lebih lanjut, yang pantas untuk diberi peringatan sanksi, atau hukuman adalah orang lain yang tidak melakukan suatu kekeliruan atau kesalahan.

Kita sebagai orang tua baru menyadari hal tersebut ketika si anak sudah mulai melawan pada kita. Perilaku melawan ini terbangun sejak kecil karena tanpa sadar kita telah mengajarkan untuk tidak pernah merasa bersalah.
Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan ketika si anak yang baru berjalan menabrak sesuatu sehingga membuatnya menangis?
Yang sebaiknya kita lakukan adalah ajarilah ia untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi; katakanlah padanya (sambil mengusap bagian yang menurutnya terasa sakit): ” Sayang, kamu terbentur ya. Sakit ya? Lain kali hati-hati ya, jalannya pelan-pelan saja dulu supaya tidak membentur lagi.”



2. Berbohong Kecil, Berbohong pada Anak


Awalnya anak-anak kita adalah anak yang selalu mendengarkan kata-kata orang tuanya, Mengapa? KArena mereka percaya sepenuhnya pada orang tuanya. Namun, ketika anak beranjak besar, ia sudah tidak menuruti perkataan atau permintaan kita? Apa yang terjadi? Apakah anak kita sudah tidak percaya lagi dengan perkataan atau ucapan-ucapan kita lagi?

Tanpa sadar kita sebagai orang tua setiap hari sering membohongi anak untuk menghindari keinginannya. Salah satu contoh pada saat kita terburu-buru pergi ke kantor di pagi hari, anak kita meminta ikut atau mengajak berkeliling perumahan. Apa yang kita lakukan? Apakah kita menjelaskannya dengan kalimat yang jujur? Atau kita lebih memilih berbohong dengan mengalihkan perhatian si kecil ke tempat lain, setelah itu kita buru-buru pergi? Atau yang ekstrem kita mengatakan, “Papa/Mama hanya sebentar kok, hanya ke depan saja ya, sebentaaar saja ya, Sayang.” Tapi ternyata, kita pulang malam. Contah lain yang sering kita lakukan ketika kita sedang menyuapi makan anak kita, “Kalo maemnya susah, nanti Papa?Mama tidak ajak jalan-jalan loh.” Padahal secara logika antara jalan-jalan dan cara/pola makan anak, tidak ada hubungannya sama sekali.

Dari beberapa contah di atas, jika kita berbohong ringan atau sering kita istilahkan “bohong kecil”, dampaknya ternyata besar. Anak tidak percaya lagi dengan kita sebagai orang tua. Anak tidak dapat membedakan pernyataan kita yang bisa dipercaya atau tidak. akibat lebih lanjut, anak menganggap semua yang diucapkan oleh orang tuanya itu selalu bohong, anak mulai tidak menuruti segala perkataan kita.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Berkatalah dengan jujur kepada anak. Ungkapkan dengan penuh kasih dan pengertian:

“Sayang, Papa/Mama mau pergi ke kantor. Kamu tidak bisa ikut. Tapi kalo Papa/Mama ke kebun binatang, kamu bisa ikut.”

Kita tak perlu merasa khawatir dan menjadi terburu-buru dengan keadaan ini. Pastinya membutuhkan waktu lebih untuk memberi pengertian kepada anak karena biasanya mereka menangis. Anak menangis karena ia belum memahami keadaan mengapa orang tuanya harus selalu pergi di pagi hari. Kita harus bersabar dan lakukan pengertian kepada mereka secara terus menerus. Perlahan anak akan memahami keadaan mengapa orang tuanya selalu pergi di pagi hari dan bila pergi bekerja, anak tidak bisa ikut. Sebaliknya bila pergi ke tempat selain kantor, anak pasti diajak orang tuanya. Pastikan kita selalu jujur dalam mengatakan sesuatu. Anak akan mampu memahami dan menuruti apa yang kita katakan.

3. Banyak Mengancam
“Adik, jangan naik ke atas meja! nanti jatuh dan nggak ada yang mau menolong!”
“Jangan ganggu adik, nanti Mama/Papa marah!”

Mengancam Anak


Dari sisi anak pernyataan yang sifatnya melarang atau perintah dan dilakukan dengan cara berteriak tanpa kita beranjak dari tempat duduk atau tanpa kita menghentikan suatu aktivitas, pernyataan itu sudah termasuk ancaman. Terlebih ada kalimat tambahan “….nanti Mama/Papa marah!”

Seorang anak adalah makhluk yang sangat pandai dalam mempelajari pola orang tuanya; dia tidak hanya bisa mengetahui pola orang tuanya mendidik, tapi dapat membelokkan pola atau malah mengendalikan pola orang tuanya. Hal ini terjadi bila kita sering menggunakan ancaman dengan kata-kata,namun setelah itu tidak ada tindak lanjut atau mungkin kita sudah lupa dengan ancaman-ancaman yang pernah kita ucapkan

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Kita tidak perlu berteriak-teriak seperti itu. Dekati si anak, hadapkan seluruh tubuh dan perhatian kita padanya. tatap matanya dengan lembut, namum perlihatkan ekspresi kita tidak senang dengan tindakan yang mereka lakukan. Sikap itu juga dipertegas dengan kata-kata, “Sayang, Papa/Mama mohon supaya kamu boleh meminjamkan mainan ini pada adikmu. Papa/Mama akan makin sayang sama kamu.” Tidak perlu dengan ancaman atau teriaka-teriakan. Atau kita bisa juga menyatakan suatu pernyataan yang menjelaskan suatu konsekuensi, misal “Sayang, bila kamu tidak meminjamkan mainan in ke adikmu,Papa/Mama akan menyimpan mainan ini dan kalian berdua tidak bisa bermain. MAinan akan Papa/Mama keluarkan, bila kamu mau pinjamkan mainan itu ke adikmu. Tepati pernyataan kita dengan tindakan.

4. Bicara Tidak Tepat Sasaran, Bicara tepat sasaran


Pernahkah kita menghardik anak dengan kalimat seperti, “Papa/Mama tidak suka bila kamu begini/begitu!” atau “Papa/Mama tidak mau kamu berbuat seperti itu lagi!” Namun kita lupa menjelaskan secara rinci dan dengan baik, hal2 atau tindakan apa saja yang kita inginkan. Anak tidak pernah tahu apa yang diinginkan atai dibutuhkan oleh orang tuanya dalam hal berperilaku. Akibatnya anak terus mencoba sesuatu yang baru.

Dari sekian banyak percobaan yang dilakukannya, ternyata selalu dikatakan salah oleh orang tuanya. Hal ini mengakibatkan mereka berbalik untuk dengan sengaja melakukan hal2 yang tidak disukai orang tuanya. Tujuannya untuk mrmbuat orang tuanya kesal sebagia bentuk kekesalan yang juga ia alami (tindakannya selalu salah di hadapan orang tua).

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Sampaikanlah hal2 atau tindakan2 yang kita inginkan atau butuhkan pada saat kita menegur mereka terhadap perilaku atau hal yang tidak kita sukai.Komnikasikan secara intensif hal atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan. Dan pada waktunya, ketika mereka sudah megalami dan melakukan segala hal atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan , ucapkanlah terimakasih dengan tulus dan penuh kasih sayang atas segala usahanya untuk berubah.

5. Menekankan pada Hal-hal yang salah

Kebiasaan ini hampir sama dengan kebiasaan di atas. Banyak orang tua yang sering mengeluhkan tentang anak2nya tidak akur, suka bertengkar. Pada saat anak kita bertengkar, perhatian kita tertuju pada mereka, kita mencoba melerai atau bahkan memarahi. Tapi apakah kita sebagai orang tua memperhatikan mereka pada saat mereka bermain dengan akur? Kita seringkali menganggapnya tidak perlu menyapa mereka karena mereka sedang akur. Pemikiran tersebut keliru, karena hak itu akan memicu mereka untuk bertengkar agar bisa menarik perhatian orang tuanya,

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Berilah pujian setiap kali mereka bermain sengan asyik dan rukun, setiap kali mereka berbagi di antara mereka dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami, misal: ”Nah, gitu donk kalau main. Yang rukun.” Peluklah mereka sebagai ungkapan senang dan sayang.

6. Merendahkan Diri Sendiri


Apa yang anda lakukan kalau melihat anak anda bermain Playstation lebih dari belajar? Mungkin yang sering kita ucapkan pada mereka, “Woy… mati in tuh PS nya, ntar dimarahin loh sama papa kalo pulang kerja!” Atau kita ungkapkan dengan pernyataan lain, namun tetap dengan figur yang mungkin ditakuti oleh anak pada saat itu. Contoh pernyataan ancaman diatas adalah ketika yang ditakuti adalah figur Papa.

Perhatikanlah kalimat ancaman tersebut. Kita tidak sadar bahwa kita telah mengajarkan pada anak bahwa yang mampu untuk menghentikan mereka maen ps adalah bapaknya, artinya figure yang hanya ditakuti adalah sang bapak. Maka jangan heran kalau jika anak tidak mengindahkan perkataan kita karena kita tidak mampu menghentikan mereka maen ps.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Siapkanlah aturan main sebelum kita bicara; setelah siap, dekati anak, tatap matanya, dan katakan dengan nada serius bahwa kita ingin ia berhenti main sekarang atau berikan pilihan, misal “Sayang, Papa/Mama ingin kamu mandi. Kamu mau mandi sekarang atau lima menit lagi?” bila jawabannya “lima menit lagi Pa/Ma”. Kita jawab kembali, “Baik, kita sepakat setelah lima menit kamu mandi ya. Tapi jika tidak berhenti setelah lima menit, dengan terpaksa papa/mama akan simpan PS nya di lemari sampai lusa”. Nah, persis setelah lima menit, dekati si anak, tatap matanya dan katakan sudah lima menit, tanpa tawar menawar atau kompromi lagi. Jika sang anak tidak nurut, segera laksanakan konsekuensinya.

7. Papa dan Mama Tidak Kompak

Mendidik abak bukan hanya tanggung jawab para ibu atau bapak saja, tapi keduanya. Orang tua harus memiliki kata sepakat dalam mendidik anak2nya. Anak dapat dengan mudah menangkap rasa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan bagi dirinya. Misal, seorang Ibu melarang anaknya menonton TV dan memintanya untuk mengerjakan PR, namun pada saat yang bersamaan, si bapak membela si anak dengan dalih tidak mengapa nonton TV terus agar anak tidak stress.

Jika hal ini terjadi, anak akan menilai ibunya jahat dan bapaknya baik, akibatnya setiap kali ibunya memberi perintah, ia akan mulai melawan dengan berlindung di balik pembelaan bapaknya. Demikian juga pada kasus sebaliknya. Oleh karena itu, orang tua harus kompak dalam mendidik anak. Di hadapan anak, jangan sampai berbeda pendapat untuk hal2 yang berhubungan langsung dengan persoalan mendidik anak. Pada saat salah satu dari kita sedang mendidik anak, maka pasangan kita harus mendukungnya. Contoh, ketika si Ibu mendidik anaknya untuk berlaku baik terhadap si Kakak, dan si Ayah mengatakan ,”Kakak juga sih yang mulai duluan buat gara2…”. Idealnya, si Ayah mendukung pernyataan, “Betul kata Mama, Dik. Kakak juga perlu kamu sayang dan hormati….”

8. Campur Tangan Kakek, Nenek, Tante, atau Pihak Lain

Pada saat kita sebagai orang tua sudah berusaha untuk kompak dan sepaham satu sama lain dalam mendidik anak-anak kita, tiba-tiba ada pihak ke-3 yang muncul dan cenderung membela si anak. Pihak ke-3 yang dimaksud seperti kakek, nenek, om, tante, atau pihak lain di luar keluarga inti.



Seperti pada kebiasaan ke-7 (Papa dan Mama tidak Kompak), dampak ke anak tetap negatif bila dalam satu rumah terdapat pihak di luar keluarga inti yang ikut mendidik pada saat keluarga inti mendidik; Anak akan cenderung berlindung di balik orang yang membelanya. Anak juga cenderung melawan orang tuanya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Pastikan dan yakinkan kepada siapa pun yang tinggal di rumah kita untuk memiliki kesepakatan dalam mendidik dan tidak ikut campur pada saat proses pendidikan sedang dilakukan oleh kita sebagai orang tua si anak. Berikan pengertian sedemikian rupa dengan bahasa yang bisa diterima dengan baik oleh para pihak ke-3.

9. Menakuti Anak
Kebiasaan ini lazim dilakukan oleh para orang tua pada saat anak menangis dan berusaha untuk menenangkannya. Kita juga terbiasa mengancam anak untuk mengalihkan perhatiannya, “Awas ada Pak Satpam, ga boleh beli mainan itu!” Hasilnya memang anak sering kali berhenti merengek atau menangis, namun secara tidak sadar kita telah menanamkan rasa takut atau benci pada institusi atau pihak yang kita sebutkan.



Sebaiknya, berkatalah jujur dan berikan pengertian pada anak seperti kita memberi pengertian kepada orang dewasa karena sesungguhnya anak2 juga mampu berpikir dewasa. Jika anak tetap memaksa, katakanlah dengan penuh pengertian dan tataplah matanya, “Kamu boleh menangis, tapi Papa/Mama tetap tidak akan membelikan permen.” Biarkan anak kita yang memaksa tadi menangis hingga diam dengan sendirinya.

10. Ucapan dan Tindakan Tidak Sesuai


Berlaku konsisten mutlak diperlukan dalam mendidk anak. Konsisten merupakan keseuaian antara yang dinyatakan dan tidakan. Anak memiliki ingatan yang tajam terhadap suatu janji, dan ia sanga menghormati orang-orang yang menepati janji baik untuk beri hadiah atau janji untuk memberi sanksi. So, jangan pernah mengumbar janji ada anak dengan tujuan untuk merayunya, agar ia mengikuti permintaan kita seperti segera mandi, selalu belajar, tidak menonton televisi.

Pikirlah terlebih dahulu sebelum berjanji apakah kita benar-benar bisa memenuhi janji tersebut. Jika ada janji yang tidak bisa terpenuhi segeralah minta maaf, berikan alasan yang jujur dan minta dia untuk menentukan apa yang kita bisa lakukan bersama anak untuk mengganti janji itu.

11. Hadiah untuk Perilaku Buruk Anak

Acapkali kita tidak konsisten dengan pernyataan yang pernah kita nyatakan. Bila hal ini terjadi, tanpa kita sadari kita telah mengajari anak untuk melawan kita. Contoh klasik dan sering terjadi adalah pada saat kita bersama anak di tempat umum, anak merengek meminta sesuatu dan rengekennya menjadi teriakan dan ada gerak perlawanan. Anak terus mencari akal agar keinginnanya dikabulkan, bahkan seringkali membuat kita sebagai orang tua malu. Pada saat inilah kita seringkali luluh karena tidak sabar lagi dengan rengekan anak kita. Akhirnya kita mengiyakan keinginan si Anak. “Ya sudah;kamu ambil satu permennya. Satu saja ya!”

Pernyataan tersebut adalah sebagai hadiah bagi perilaku buruk si Anak. Anak akan mempelajarinya dna menerapkannya pada kesempatan lain bahkan mungkin dengan cara yang lebih heboh lagi.

Menghadapi kondisi seperti ini, tetaplah konsisten; tidak perlu malu atau takut dikatakan sebagai orang tua yang kikir atau tega. Orang beefikir demikian belum membaca buku tentang ini dan mengalami masalah yang sama dengan kita. Ingatlah selalu bahwa kita sedang mendidik anak, Sekali kite konsisten anak tak akan pernah mencobanya lagi. Tetaplah KONSISTEN dan pantang menyerah! Apapun alasannya, jangang pernah memberi hadiah pada perilaku buruk si anak.

12. Merasa Bersalah Karena Tidak Bisa Memberikan yang Terbaik

Kehidupan metropolitan telah memaksa sebagian besar orang tua banyak menghabiskan waktu di kantor dan di jalan raya daripada bersama anak. Terbatasnya waktu inilah yang menyebabkan banyak orang tua merasa bersalah atas situasi ini. Akibat dari perasaan bersalah ini, kita, para orang tua menyetujui perilaku buruk anaknya dengan ungkapan yang sering dilontarkan, “Biarlah dia seperti ini mungkin karena saya juga yang jarang bertemu dengannya…”

Semakin kita merasa bersalah terhadap keadaan, semakin banyak kita menyemai perilaku buruk anak kita. Semakin kita memaklumi perilaku buruk yang diperbuat anak, akan semakin sering ia melakukannya. Sebagian besar perilaku anak bermasalah yang pernah saya (penulis) hadapi banyak bersumber dari cara berpikir orang tuanya yang seperti ini.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Apa pun yang bisa kita berikan secara benar pada anak kita adalah hal yang terbaik. Kita tidak bisa membandingkan kondisi sosial ekonomi dan waktu kita dengan orang lain. Tiap keluarga memiliki masalah yang unik, tidak sama. Ada orang yang punya kelebihan pada sapek finansial tapi miskin waktu bertemu dengan anak, dan sebaliknya. Jangan pernah memaklumi hal yang tidak baik. Lakukanlah pendekatan kualitas jika kita hanya punya sedikit waktu; gunakan waktu yang minim itu untuk bisa berbagi rasa sepenuhnya antara sisa2 tenaga kita, memang tidak mudah. Tapi lakukanlah demi mereka dan keluarga kita, anak akan terbiasa.

13. Mudah menyerah dan pasrah


Setiap manusia memiliki watak yang berbeda-beda, ada yang lembut dan ada yang keras. Dominan flegmatis adalah ciri atak yang dimiliki oleh sebagian orang tua yang kurang tegas, mudah menyerah, selalu takut salah dan cenderung mengalah, pasrah. Konflik ini biasanya terjadi bila seorang yang flegmatis mempunyai anak yang berwatak keras.

Dalam kondisi kita sebagai orang tua yang tidak tegas dan mudah menyerah, si anak justru keras dan lebih tegas. Akibatnya dalam banyak hal, si anak jauh lebih dominan dan mengatur orang tuanya. Akibat lebih lanjut, orang tua sulit mengendalikan perilaku anaknya dan cenderung pasrah. Saya [penulis] sering mendengar ucapan dari para orang tua yang Dominan Flegmatis, “Duh… anak saya itu memang keras betul… saya sudah nggak sanggup lagi mengaturnya.” Atau “Biar sajalah apa maunya, saya sudah nggak sanggup lagi mendidiknya.”.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Belajarlah dan berusahalah dengan keras untuk menjadi lebih tegas dalam mengambil keputusan, tingkatkan watak keteguhan hati dan pantang menyerah. Jiak perlu ambil orang orang yang kita anggap tegas untuk jadi penasihat harian kita.

14. Marah Yang Berlebihan

Kita seringkali menyamakan antara mendidik dengan memarahi. Perlu untuk selalu diingat, memarahi adalah salah satu cara mendidik yang paling buruk. Pada saat memarahi anak, kita tidak sedang mendidik mereka, melainkan melampiaskan tumpukan kekesalan kita karena kita tidak bisa mengatasi masalah dengan baik. Marah juga seringkali hanya berupa upaya untuk melemparkan kesalahan pada pihak lain [dan biasanya yang lebih lemah, kalo ama yang lebih kuat ya takut].

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jangan pernah bicara pada saat marah! Jadi tahanlah dengan cara yang nyaman untuk kita lakukan seperti masuk kamar mandi atau pergi menghindar sehingga amarah mereda. Yang perlu dilakukan adalah bicara “tegas” bukan bicara “keras”. Bicara yang tegas adalah dengan nada yang datar, dengan serius dan menatap wajah serta matanya dalam dalam. Bicara tegas adalah bicara pada saat pikiran kita rasional, sedangkan bicara keras adalah pada saat pikiran kita dikuasai emosi.

Satu contoh lagi yang kurang baik, pada saat marah biasanya kita emosi dan mengucapkan/melakukan hal hal yang kelak kita sesali, setelah ini terjadi, biasanya kita akan menyesal dan berusaha memperbaikinya dengan memberikan dispensasi atau membolehkan hal hal yang sebelumnya kita larang. Bila hal ini berlangsung berulang kali, maka anak kita akan selalu berusaha memancing amarah kita, yang ujung ujungnya si anak menikmati hasilnya. Anak yang sering dimarahi cenderung tidak jadi lebih baik kok.

15. Gengsi untuk Menyapa
Kita pasti pernah mengalami bahwa kita terlanjur marah besar pada anak, biasanya amarah terbawa lebih dari sehari, akibat dari rasa kesal yang masih tersisa dan rasa gengsi, kita enggan menyapa anak kita. Masing masing pihak menunggu untuk memulai kembali hubungan yang normal.

Apa yang harus kita lakukan agar komunikasi mencair kembali? Siapa yang seharusnya memulai? Kita sebagai orangtua lah yang seharusnya memulai saat anak mulai menunjukkan tanda tanda perdamaian dan mengikuti keinginan kita. Dengan cara ini kita dapat menunjukkan pada anak bahwa kita tidak suka pada sikap sang anak, bukan pada pribadinya.

16. Memaklumi yang tidak pada tempatnya
Ini biasanya terjadi pada kebanyakan orang tua konservatif. Misalnya melihat anak laki laki yang suka usil, nakal banget dan suka ngacak, orang tuanya cenderung mengatakan, “Yah… anak cowo emang harus bandel” atau saat melihat kakak adik lagi jambak jambakan, mamanya bilang “maklumlah… namanya juga anak anak”. Atau bahkan ketika si anak memukul teman atau mbaknya, orang tua masih juga sempat berkelit dengan mengatakan “ya begitu deh, maklumlah namanya juga anak anak. Nggak sengaja…”

Bila kita selalu memaklumi tindakan keliru yang dilakukan anak anak, otomatis si anak berpikir perilakunya sudah benar, dan akan jadi sangat buruk kalau terbawa sampai ke dewasa.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Kita tidak perlu memaklumi hal yang tidak perlu dimaklumi kok, kita harus mendidik setiap anak tanpa kecuali sesuai dengan sifat dasarnya. Setiap anak bisa dididik dengan tegas[ingat: bukan keras] sejak usia 2 tahun. Semakin dini usianya, semakin mudah untuk dikelola dan diajak kerja sama. Anak kita akan mau bekerja sama selama kita selalu mengajaknya dialog dari hati ke hati, tegas, dan konsisten. Ingat, tidak perlu menunggu hingga usianya beranjak dewasa, karena semakin bertambah usia, semakin tinggi tingkat kesulitan untuk mengubah perilaku buruknya.

17. Penggunaan istilah yang tidak jelas maksudnya
Seberapa sering kita sebagai orang tua mengungkapkan pernyataan seperti “Awas ya, kalau kamu mau diajak sama mama/papa, tidak boleh nakal!” atau, “awas ya, kalau nanti diajak sama mama/papa, jangan bikin malu mama”, bisa juga terungkap, “kalo mau jalan jalan ke taman bermain, jangan macam macam ya”.

Nah, tanpa disadari kita seringkali menggunakan istilah istilah yang sulit dimengerti ataupun bermakna ganda. Istilah ini akan membingungkan anak kita. dalam benak mereka bertanya apa yang dimaksud dengan nakal, tingkah laku apa yang termasuk dalam kategori nakal, begitu pula dengan istilah “jangan macam macam”, perilaku apa yang termasuk kategori “macam macam”. Selain bingung, mereka juga akan menebak nebak arti dari istilah istilah tersebut.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Bicaralah dengan jelas dan spesifik, misalnya “Sayang, kalau kamu mau ikut mama/papa, tidak boleh minta mainan, permen, dan tidak boleh berteriak teriak di kasir seperti kemarin ya”. Hal ini penting agar anak mengetahui batasan batasan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta jangan lupa menyepakati apa konsekuensinya bila kesepakatan ini dilanggar.

18. Mengharap perubahan instan
Kita terbiasa hidup dalam budaya yang serba instant, seperti mie instant, susu instant, teh instant. Sehingga kita anak berbuat salah, kita sering ingin sebuah perubahan yang instant pula, misal ketika biasa terlambat bangun, nggak beresin tempat tidur, sulit dimandikan, kita ingin agar anak kita berubah total dalan jangka waktu sehari.

Apabila kita sering memaksakan perubahan pada anak kita dalam waku singkat tanpa tahapan yang wajar, kemungkinan besar anak sulit memenuhinya. Dan ketika ia gagal dalam memenuhi keinginan kita, ia akan frustasi dan tidak yakin bisa melakukanannya lagi. Akibatnya ia memilih untuk melakukan perlawanan seperti banyak bikin alasan, acuh tak acuh, atau marah marah pada adiknya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jika kita mengharapkan perubahan kebiasaaan pada anak, berikanlah waktu untuk tahapan tahapan perubahan yang rasional untuk bisa dicapainya. Hindari target perubahan yang tidak mungkin bisa dicapainya. Bila mungkin, ajaklah ia untuk melakukan perubahan dari hal yang paling mudah. Biarkanlah ia memilih hal yang paling mudah menurutnya untuk diubah. Keberhasilannya untuk melakukan perubahan tersebut memotivasi anak untuk melakukan perubahan lainnya yang lebih sulit. Puji dan jika perlu rayakan keberhasilan yang dicapainya, sekecil dan sesederhana apapun perubahan itu. Hal ini untuk menunjukkan betapa seriusnya perhatian kita terhadap usaha yang telah dilakukannya. Pusatkan perhatian dan pujian kita pada usahanya, bukan pada hasilnya.

19. Pendengar yang buruk
Sebagian besar orang tua adalah pendengar yang buruk bagi anak anaknya. Benarkah? Bila ada suatu masalah yang terjadi pada anak, orang tua lebih suka menyela, langsung menasehati tanpa mau bertanya permasalahannya serta asal usul kejadiannya.

Sebagai contoh, anak kita baru saja pulang sekolah yang mestinya pulangnya siang, dia datang di sore hari. Kita tidak mendapat keterangan apapun darinya atas keterlambatan tersebut. Tentu saja kita kesal menunggu dan sekaligus khawatir. Lalu pada saat anak kita sampai dan masih lelah, kita langsung menyambutnya dengan serentetan pertanyaan dan omelan. Bahkan setiap kali anak hendak bicara, kita selalu memotongnya. Akibatnya ia amalah tidak mau bicara dan marah pada kita.

Bila kita tidak berusaha mendengarkan mereka, maka mereka pun akan bersikap seperti itu pada kita dan akan belajar mengabaikan kita.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jika kita tidak menghendaki hal ini terjadi, maka mulai saat ini jadilah pendengar yang baik. Perhatikan setiap ucapannya. Ajukan pertanyaan pertanyaan untuk menunjukkan ketertarikan kita akan persoalan yang dihadapinya.

20. Selalu menuruti permintaan anak.
Apakah anak kita adalah anak semata wayang? Atau anak laki laki yang ditunggu tunggu dari beberapa anak perempuan kakak-kakaknya? Atau mungkin anak yang sudah bertahun tahun ditunggu tunggu? Fenomena ini seringkali menjadikan orang tua teramat sayang pada anaknya sehingga ia menerapkan pola asuh open bar, atau mo apa aja boleh atau dituruti.

Seperti Radja Ketjil, semakin hari tuntutannya semakin aneh dan kuat, jika ini sudah menjadi kebiasaan akan sulit sekali membendungnya. Anak yang dididik dengan cara ini akan menjadi anak yang super egois, tidak kenal toleransi, dan tidak bisa bersosialisasi.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Betapapun sayangnya kita pada anak, jangan lah pernah memberlakukan pola asuh seperti ini. Rasa sayang tidak harus di tunjukkan dengan menuruti segala kemauannya. Jika kita benar sayang, maka kita harus mengajarinya tentang nilai baik dan buruk, yang benar dan yang salah, yang boleh dan yang nggak. Jika tidak, rasa sayang kita akan membuat membuatnya jadi anak yang egois dan ‘semau gue’. Inilah yang dalam bahasa awam sering disebut anak manja.

21. Terlalu Banyak Larangan
Ini adalah kebalikan dari kebiasaan di atas. Bila Kita termasuk orang tua yang berkombinasi Melankolis dan Koleris, kita mesti berhati2 karena biasanya kombinasi ini menghasilkan jenis orang tua yang “Perfectionist”. Orang tua jenis ini cenderung ingin menjadikan anak kita seperti apa yang kita inginkan secara SEMPURNA, kita cenderung membentuk anak kita sesuai dengan keinginan kita; anak kita harus begini tidak boleh begitu; dilarang melakukan ini dan itu.

Pada saatnya anak tidak tahan lagi dengan cara kita. Ia pun akan melakukan perlawanan, baik dengan cara menyakiti diri (jika anak kita tipe sensitive) atau dengan perlawanan tersembunyi (jika anak kita tipe keras) atau dengan perang terbuka (jika anak kita tipe ekspresif keras). Oleh karena itu, kurangilah sifat perfeksionis kita, Berilah izin kepada anak untuk melakukan banyak hal yang baik dan positif. Berlatihlah untuk selalu berdialog agar kita bisa melihat dan memahami sudut pandang orang lain. Bangunlah situasi saling mempercayai antara anak dan kita. Kurangilah jumlah larangan yang berlebihan dengan meminta pertimbangan pada pasangan kita. Gunakan kesepakatan2 untuk memberikan batas yang lebih baik. Misal, kamu boleh keluar tapi jam 9 malam harus sudah tiba di rumah. Jika kemungkinan pulang terlambat, segera beri tahu Papa/Mama.

22. Terlalu Cepat Menyimpulkan
Ini adalah gejala lanjutan jika kita sebagai orang tua yang mempunyai kebiasaan menjadi pendengar yang buruk. Kita cenderung memotong pembicaraan pada saat anak kita sedang memberi penjelasan, dan segera menentukan kesimpulan akhir yang biasanya cenderung memojokkan anak kita. Padahal kesimpulan kita belum tentu benar, dan bahan seandainya benar, cara seperti ini akan menyakitkan hati anak kita.

Seperti contoh anak yang pulang terlambat. Pada saat anak kita pulag terlambat dan hendak menjelaskan penyebabnya, kita memotong pembicaraannya dengan ungkapan, “Sudah! Nggak pake banyak alesan.” Atau “Ah, Papa/Mama tahu, kamu pasti maen ke tempat itu lagi kan?!”.

Jika kita emlakukan kebiasaan ini terus menerus, anak akan berpikir kita adalah orang tua ST 001 [alias Sok Tau Nomor Satu], yang tidak mau memahami keadaan dan menyebalkan. Lalu mereka tidak mau bercerita atau berbicara lagi, dan akibat selanjutnya sang anak akan benar benar melakukan hal hal yang kita tuduhkan padanya. Ia tidak mau mendengarkan nasehat kita lagi, dan pada tahapan terburuk, dia akan pergi pada saat kita sedang berbicara padanya. Pernahkah anda mengalami hal ini?

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jangan pernah memotong pembicaraan dan mengambil kesimpulan terlalu dini. Tak seorang pun yang suka bila pembicaraannya dipotong, apalagi ceritanya disimpulkan oleh orang lain.

Dengarkan, dengarkan, dan dengarkan sambil memberikan tanggapan positif dan antusias. Ada saatnya kita akan diminta bicara, tentunya setelah anak kita selesai dengan ceritanya. Bila anak sudah membuka pertanyaan, “menurut Papa/Mama bagaimana?” artinya ia sudah siap untuk mendengarkan penuturan atau komentar kita.

23. Mengungkit kesalahan masa lalu
Kebiasan menjadi pendengar yang buruk dan terlalu cepat menyimpulkan akan dilanjutkan dengan penutup yang tidak kalah menyakitkan hati anak kita, yakni dengan mengungkit ungkit catatan kesalahan yang pernah dibuat anak kita. Contohnya, “Tuh kan Papa/Mama bilang apa? Kamu tidak pernah mau dengerin sih, sekarang kejadian kan. Makanya dengerin kalau orang tua ngomong. Dasar kamu emang anak bodo sih.”

Kiat berharap dengan mengungkit kejadian masa lalu, anak akan belajar dari masalah. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, ia akan sakit hati dan berusaha mengulangi kesalahannya sebagai tindakan balasan dari sakit hatinya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jika kita tidak ingin anak berperilaku buruk lagi, jangan lah diungkit ungkit masa lalunya. Cukup dengan tatapan mata, jika perlu rangkullah ia. Ikutlah berempati sampai dia mengakui kesalahan dan kekeliruannya. Ucapkan pernyataan seperti “manusia itu tempatnya salah dan lupa, semoga ini menjadi pelajaran berharga buat kamu”, atau “Papa/mama bangga kamu bisa menemukan hikmah positif dari kejadian ini”. Jika ini yang kita lakukan, maka selanjutnya dia akan lebih mendengar nasehat kita. Coba dan buktikanlah!.

24. Suka Membandingkan
Hal yang paling menyebalkan adalah saat kita dibandingkan dengan orang lain. Bila kita sedang berada di suatu acara dan bertemu dengan orang yang berpakaian hampir sama atau berwarna sama, kita merasa tidak nyaman untuk berdekatan. Apalagi jiak disbanding bandingkan [FTR, saya tidak merasa seperti ini lho!]

Secara psikologis, kita sangat tdiak suka bila keberadaan kita baik secara fisik atau sifat sifat kita dibandingkan dengan orang lain. Coba ingat ingatlah pengalaman kita saat ada orang yang membandingkan kita, bagaimana perasaan kita saat itu?

Tetapi anehnya, kebanyakan orang tua entah kenapa justru sering melakukan hal ini pada anaknya. Misal membandingkan anak yang malas dengan yang rajin. Anak yang rapi dengan yang gedabrus. Anak yang cekatan dengan anak yang lamban. Terutama juga anak yang mendapat nilai tinggi di sekolah dengan anak yang nilainya rendah. Ungkapan yang sering terdengar biasanya seperti, “Coba kamu mau rajin belajar kayak adik mu, maka pasti nilai kamu tidak seperti ini!”.

Jika kita tetap melakukan kebiasaan ini, maka ada beberapa akibat yang langsung kita rasakan; anak kita makin tidak menukai kita. anak yang dibandingkan akan iri dan dengki dengan si pembanding. Anak pembanding akan merasa arogan dan tinggi hati.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Tiap manusia terlahir dengan karakter dan sifat yang unik. Maka jangan sekali kali membandingkan satu dengan yang lainnya. Catatlah perubahan perilaku masing masing anak. Jika ingin membandingkan, bandingkanlah dengan perilaku mereka di masa lalu, ataupun dengan nilai nilai ideal yang ingin mereka capai. Misalnya, “Eh, biasanya anak papa/mama suka merapikan tempat tidur, kenapa hari ini nggak ya?”

25. Paling benar dan paling tahu segalanya
Egosentris adalah masa alamiah yang terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Usia tersebut adalah masa ketika anak merasa paling benar dan memaksakan kehendaknya. Tapi entah mengapa ternyata sifat ini terbawa dan masih banyak dimiliki oleh para orang tua. Contoh ungkapan orang tua, “ah kamu ini anak bau kencur, tau apa kamu soal hidup.” Atau, “kamu tau nggak, kalo papa/mama ini sudah banyak makan asam garam kehidupan, jadi nggak pake kamu nasehatin papa/mama!”.

Jika kita memiliki kebiasaan semacam ini, maka kita membuat proses komunikasi dengan anak mengalami jalan buntu. Meskipun maksud kita adalah untuk menunjukkan superioritas kita di depan anak, tapi yang ditangkap anak adalah semacam kesombongan yang luar biasa, dan tentu saja tak seorang pun mau mendengarkan nasehat orang yang sombong.

Apa yang seharusnya kita lakukan?
Seringkali usia dijadikan acuan tentang banyaknya pengetahuan juga banyaknya pengalaman. Pada zaman dulu hal ini bisa jadi benar, namun untuk saat ini, kondisi itu tidak berlaku lagi. Siapa yang lebih banyak mendapatkan informasi dan mengikuti kegiatan kegiatan, maka dialah yang lebih banyak tahu dan berpengalaman.

Jadi janganlah merasa menjadi orang yang paling tahu, paling hebat, paling alim. Dengarkanlah setiap masukan yang datang dari anak kita.

26. Saling melempar tanggung jawab
Mendidik anak terutama menjadi tanggung jawab orang tua, yaitu ayah dan ibu. Bila kedua belah pihak merasa kurang bertanggung jawab, maka proses pendidikan anak akan terasa timpang dan jauh dari berhasil. Celakanya lagi, bila orang tua sudah mulai merasakan dampak perlawanan dari anak anaknya, yang sering terjadi malah saling menyalahkan satu sama lain.

Pernyataan yang kerap muncul adalah, “kamu emang nggak becus ngedidik anak”, dan kemudian dibalas “enak aja lo ngomong begitu, nah kamu sendiri, selama ini kemana aja?!”. Jika cara ini yang dipertahankan di keluarga, akankah menyelesaikan masalah? Tunggu saja hasilnya, pasti orang tua lah yang akan menuai hasilnya, sang anak akan merasa perilaku buruknya adalah bukan karena kesalahannya, tapi karena ketidak becusan salah satu dari orang tuanya. Jelas anak kita akan merasa terbela dan semakin berperilaku buruk.

Apa yang seharusnya kita lakukan?
Hentikan saling menyalahkan. Ambillah tanggung jawab kita selaku orang tua secara berimbang.keberhasilan pendidikan ada di tangan orang tua. Pendidikan adalah kerja sama tim, da bukan individu. Jangan pakai alasan tidak ada waktu, semua orang sama sama memiliki waktu 24 jam sehari, jadi aturlah waktu kita dengan berbagai macam cara dan kompaklah selalu dengan pasangan kita.

Selalu lakukan introspeksi diri sebelum introspeksi orang lain.

27. Kakak harus selalu mengalah
Di negeri ini terdapat kebiasaan bahwa anak yang lebih tua harus selalu mengalah pada saudaranya yang lebih muda. Tampaknya hal itu sudah menjadi budaya. Tapi sebenarnya, adakah dasar logikanya dan dimana prinsip keadilannya?

Ada satu contoh nyata seperti berikut:

Ada seorang kakak beradik, kakak bernama Dita dan adik bernama Rafiq. Neneknya selaku pengasuh utama selalu memarahi Dita ketika Rafiq menangis. Tanpa mengetahui duduk persoalan serta siapa yang salah dan benar, si Nenek selalu membela si adik dan melimpahkan kesalahan pada kakaknya. “Kamu ini gimana sih? Sudah besar kok tidak mau mengalah ama adiknya.” Begitulah ucapan yang keluar dari mulut si Nenek. Terkadang dibumbui dengan cubitan pada kakaknya.

Apa yang terjadi selanjutnya? Dita menjadi anak yang tidak memiliki rasa percaya diri. Ia pun mulai membenci adiknya. Lama kelamaan Dita mulai banyak melawan atas ketidak adilan ini, dan yang terjadi kemudian adalah kedua bersaudara ini makin sering bertengkar. Sementara Rafiq yang selalu dibela bela menjadi makin egois dan makin berani menyakiti kakaknya, selalu merasa benar dan memberaontak. Sang nenek perlahan lahan menobatkan Radja Ketjil yang lalim di tengah keluarga ini.

Apa yang seharusnya kita lakukan?
Anak harus diajari untuk memahami nilai benar dan salah atas perbuatannya terlepas dari apakah dia lebih muda atau lebih tua. Nilai benar dan salah tidak mengenal konteks usia. Benar selalu benar dan salah selalu salah berapapun usia pelakunya.

Berlakulah adil. Ketahuilah informasi secara lengkap sebelum mengambil keputusan. Jelaskan nilai benar dan salah pada masing masing anak, buat aturan main yang jelas yang mudah dipahami oleh anak anak anda.

28. Menghukum secara fisik
Dalam kondisi emosi, kita cenderung sensitif oleh perilaku anak, dimulai dengan suara keras, dan kemudian meningkat menjadi tindakan fisik yang menyakiti anak.

Jika kita terbiasa dengan keadaan ini, kita telah mendidiknya menjadi anak yang kejam dan trengginas, suka menyakiti orang lain dan membangkang secara destruktif. Perhatikan jika mereka bergaul dengan teman sebayanya. Percaya atau tidak, anak akan meniru tindakan kita yang suka memukul. Anak yang suka memukul temannya pada umumnya adalah anak yang sering dipukuli di rumahnya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jangan pernah sekalipun menggunakan hukuman fisik kepada anak, mencubit, memukul, atau menampar bahkan ada juga yang pakai alat seperti cambuk, sabuk, rotan, atau sabetan.

Gunakanlah kata kata dan dialog, dan jika cara dialog tidak berhasil maka cobalah evaluasi diri kita. Temukanlah jenis kebiasaan yang keliru yang selama ini telah kita lakukan dan menyebabkan anak kita berperilaku seperti ini.


29. Menunda atau membatalkan hukuman
Kita semua tahu bahaya yang luar biasa dari merokok, mulai dari kanker, impotensi, sampai gangguan kehamilan dan janin. Tapi mengapa masih banyak yang tidak peduli dan tetap membandel untuk terus menjadi ahli hisap? Jelas karena akibat dari rokok itu terjadi kemudian dan bukan seketika itu juga.

Begitu juga dengan anak kita. Jika anda menjanjikan sebuah konsekuensi hukuman atau sanksi bila anak berperilaku buruk, jangan menunggu waktu yang terlalu lama, menunda, atau bahkan membatalkan karena alasan lupa atau kasihan.

Bila telah terjadi kesepakatan antara kita dan anak seperti tidak boleh minta minta dibelikan permen atau mainan dan ternyata anak mencoba coba untuk merengek, kita ingatkan kembali pada kepadanya tentang kesepakatan yang kita buat bersama. Anak biasanya akan berhenti merengek. Namun sayangnya kietika anak berhenti merengek , kita menganggap masalah susah selesai dan akhirnya kita menunda atau bahkan membatalkan hukuman entah karena lupa atau kasihan. Apa akibatnya? Anak akan mempunya anggapan bahwa kita hanya omong doang, maka mereka akan mempunya tendensi untuk melanggar kesepakatan karena hukuman tidak dilaksanakan.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Jila kita sudah mempunyai kesepakatan dan anak melanggarnya, maka sanksi harus dilaksanakan, jika kita kasihan, kita bisa mengurangi sanksinya, dan usahakan hukumanya jangan bersifat fisik, tapi seperti pengurangan bobot kesukaan mereka seperti jam bermain, menonton tv, ataupun bermain video game.

30. Terpancing Emosi

Jika ada keinginannya yang tidak terpenhi anak sering kali rewel atau merengak, menagis, berguling dsb, dengan tujuan memancing emosi kita yang apda kahirnya kita marah atau malah mengalah. Jika kita terpancing oleh emosi anak, anak akan merasa menang, dan merasa bisa megendalikan orang tuanya. Anak akan terus berusaha mengulanginya pada kesempatan lain dengan pancingan emosi yang lebih besar la gi.

Apa yang seharusnya kita lakukan?

Yang terbaik adalah diam, tidak bicara, dan tidak menanggapi. Jangan pedulikan ulah anak kita. Bila anak menangis katakan padanya bahwa tangisannya tidak akan mengubah keputusan kita. Bila anak tidak menangis tapi tetap berulah, kita katakan saja bahwa kita akan mempertimbangkan keputusan kita dengan catatan si anak tidak berulah lagi. Setelah pernyataan itu kita keluarkan, lakukan aksi diam. Cukup tatap dengan mata pada anak kita yang berulah, hingga ia berhenti berulah, Bila proses ini membutuhkan waktu lebih dari 30 menit tabahlah untuk melakukannya. Dalam proses ini kita jangan malu pada orang yang memperhatikan kita; dan jangan pula ada orang lain yang berusaha menolong anak kita yang sedang berulah tadi… SEKALI KITA BERHASIL MEMBUAT ANAK KITA MENGALAH, MAKA SELANJUTNYA DIA TIDAK AKAN MENGULANGI UNTUK YANG KEDUA KALINYA.

31. Menghukum Anak Saat Kita Marah
Hal yang perlu kita perhatikan dan selalu ingat adalah jangan pernah memberikan sanksi atau hukuman apa pun pada anak ketika emosi kita sedang memuncak. Pada saat emosi kita sedang tinggi, apa pun yang keluar dari mulut kita, baik dalam bentuk kata2 maupun hukuman akan cenderung menyakiti dan menghakimi dan tidak menjadikan anak lebih baik. Kejadin tersebut akan membekas meski ia telah beranjak dewasa. Anak juga bisa mendendam pada orang tuanya karena sering mendapatkan perlakuan di luar batas.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Bila kita sedang sangat marah segeralah menjauh dari anak. Pilihlah cara yang tepat untuk bisa menurunkan amarah kita dengan segera.
Saat marah kita cenderung memberikan hukuman yang seberat2ya pada anak kita, dan hanya akan menimbulkan perlawanan baru yang lebih kuat dari anak kita, sementara tujuan pemberian sanksi adalah untuk menyadarkan anak supaya ia memahami perilaku buruknya. Setelah emosi reda, barulah kita memberikan hukuman yang mendidik dan tepat dengan konteks kesalahan yang diperbuat. Ingat, prinsip hukuman adalah untuk mendidik bukan menyakiti. Pilihlah bentuk sanksi atau hukuman yang mengurangi aktivitas yang disukainya, seperti mengurangi waktu main game, atau bermain sepeda.


32. Mengejek
Orang tua yang biasa menggoda anaknya, seringkali secara tidak sadar telah membuat anak menjadi kesal. Dan ketika anak memohon kepada kita untuk tidak menggodanya, kita malah semakin senang telah berhasil membuatnya kesal atau malu. Hal ini akan membangun ketidaksukaan anak pada kita dan yang sering terjadi anak tidak menghargai kita lagi. Mengapa? Karena ia menganggap kita juga seperti teman2nya yang suka menggodanya,

Apa yang seharusnya kita lakukan?
Jika ingin bercanda dengan anak kita, pilihlan materi bercanda yang tidak membuatnya malu atau yang merendahkan dirinya. Akan jauh lebih baik jika seolah-olah kitalah yang jadi badut untuk ditertawakan. Anak kita tetap aka n menghormati kita sesudah acara canda selesai. Jagalah batas2 dan hindari bercanda yang bisa membuat anak kesal apalagi malu. Bagimana caranya? Lihat ekspresi anak kita. Apakah kesal dan meminta kita segera menghentikannya? Bila ya, segeralah hentikan dan jika perlu meminta maaflah ayas kejadian yang baru terjadi. Katakan bahwa kita tidak bermaksud merendahkannya dan kita berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

33. Menyindir
Terkadang karena saking marahnya orang tua sering mengungkapkannya dengan kata2 singkat yang pedas dengan maksud menyindir, seperti, “Tumben hari gini sudah pulang”, atau “Sering2 aja pulang malem!” atau”Memang kamu pikir Mama/Papa in satpam yang jaga pintu tiap malam?”.

Kebiasaan ini tidak akan membuat anak kita menyadari akan perilaku buruknya tapi malah sebaliknya akan mebuat ia semakin menjadi-jadi dan menjaga jarak dengan kita. Kita telah menyakiti hatinya dan membuatnya tidak ingin berkomunikasi dengan kita.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Katakanlah secara langsung apa yang kita inginkan dengan kalimat yang tidak menyinggung perasaan, memojokkan bahkan menyakiti hatinya. Katakan saja, “Sayang, Papa/Mama khawatir akan keselamatan kamu lho kalo kamu pulang terlalu malam”. Dan sejenisnya.

34. Memberi julukan yang buruk
Kebiasaan memberikan julukan yang buruk pada anak bisa mengakibatkan rasa rendah diri, tidak percaya diri/mimder, kebencian juga perlawanan. Adakalanya anak ingin membuktikan kehebatan julukan atau gelar tersebut pada orang tuanya.

Solusinya
Mengganti julukan buruk dengan yang baik, seperti, anak baik, anak hebat, anak bijaksana. Jika tidak bisa menemukannya cukup dengan panggil dengan nama kesukaannya saja.

35. Mengumpan Anak yang Rewel
 
Pada saat anak marah, merengek atau menangis, meminta sesuatu dengan memaksa, kita biasanya mengalihkan perhatiannya kepada hal atau barang lain. Hal ini dimaksudkan supaya anak tidak merengek lagi. Namun yang terjadi malah sebaliknya, rengekan anak semakin menjadi-jadi. Contohnya, anak menangis karena ia minta dibelikan mainan, Kemusian kita berusaha membuatnya diam dengan berusaha mengalihkan perhatiannya seperi, ” Tuh lihat tuh ada kakak pake baju warna apa tuh…”atau” Lihat ini lihat, gambar apa ya lucu banget?”

Ingatlah selalu, pada saat anak kita sedang fokus pada apa yang diinginkannya, ia akan memancing emosi kita dan emosinya sendiri akan menjadi sensitif. Anak kita pada umumnya adalah anak yang cerdas. ia tidak ingin diakihkan ke hal lain jika masalah ini belum ada kata sepakat penyelesaiannya. Semakin kita berusaha mengalihkan ke hal lain, semakin marah lah anak kita.

Apa yang sebaiknya dilakukan?

Selesaikan apa yang diinginkan oleh anak kita dengan membicarakannya dan membuat kesepakatan di tempat, jika kita belum sempat membuat kesepakatan di rumah. Katakan secara langsung apa yang kita inginkan terhadap permintaan anak tesebut, seperti “Papa/Mama belum bisa membelikan mainan itu saat ini. Jika kamu mau harus menabung lebih dahulu. Nanti Papa/Mama ajari cara menabung. Bila kamu terus merengak kita tidak jadi jalan-jalan dan langsung pulang.” Jika kalimat ini yang kita katakan dan anak kita tetap merengek, segeralah kita pulang meski urusan belanja belum selesai, Untuk urusan belanja kita masih bisa menundanya. Tapi jangan sekali-kali menunda dalam mendidik anak.

36. Televisi sebagai agen Pendidikan Anak
Perilaku anak terbentuk karena 4 hal:

  1. Berdasar kepada siapa yang lebih dulu mengajarkan kepadanya: kita atau TV?
  2. Oleh siapa yang dia percaya: apakah anak percaya pada kata2 kita atau ketepatan wakyu program2 TV?
  3. Oleh siapa yang meyampaikannya lebih menyenangkan: apakah kita menasehatinya dengan cara menyenangkan atau program2 TV yang lebih menyenangkan?
  4. Oleh siapa yang sering menemaninya: kita atau TV?

Apa yang seharusnya kita lakukan?

  1. Bangun komunikasi dan kedekatan dengan mengevaluasi 4 hal tersebut yang menjadi faktor pembentuk perilaku anak kita.
  2. Menggantinya dengan kegiatan di rumah atau di luar rumah yang padat bagi anak2nya.
  3. Gantilah program TV dengan film2 pengetahuan yang lebih mendidik dan menantang mulai dari kartun hingga CD dalam bentuk permainan edukatif.


37. Mengajari Anak untuk Membalas

Sebagian anak ada yang memiliki kecenderungan suka memukul dan sebagian lagi menjadi objek penderita dengan lebih banyak menerima pukulan dari rekan sebayanya. Sebagian orang tua biasanya tidak sabar melihat anak kita disakiti dan memprovokasi anak kita unutuk membalasnya. Hal ini secara tidak langsung mengajari anak balas dendam. Sebab pada saat itu emosi anak sedang sensitif dan apa yang kita ajarkan saat itu akan membekas. Jangan kaget bila anak kita sering membalas atau membalikkan apa yang kita sampaikan kepadanya.
 
Apa yang sebaiknya kita lakukan?:
  1. Mengajarkan anak untuk menghindari teman-teman yang suka menyakiti.
  2. Menyampaikan pada orang tua yang bersangkutan bahwa anak kita sering mendapat perlakuan buruk dari anaknya.
  3. Ajaklah orang tua anak yang suka memukul untuk mengikuti program parenting baik di radio atau media lainnya.